Memeluk Bulan

246 11 0
                                    

Memeluk Bulan

“ Halo, dengan Bu Jainab kooridinator asisten keluarga Hassan di Bandung. Ada yang bisa di bantu?”
“ Bu Jainab Ini saya Pak Hassan”
“ Iya, Juragan Hassan . Apa yang bisa saya bantu Tuan ?”
“ Saya dan Istri saya akan ke Bandung pagi ini. Beri tahu Liona kalau kami akan kesana”
“ Baiklah Tuan.”
Telpon itu berakhir. Bu Jainab langsung berjalan mencari Liona. Nona muda yang tengah ia cari sedang berada di teras lantai dua. Suara biola itu terdengar hingga ke telinga koordinator asisten. Suara biola yang membius hati siapa saja yang mendengarkannya. Sebuah nada sendu dimainkan oleh Liona yang menghadap ke kebun teh miliki ayahnya yang hijau.
“ Nona Liona..”
Nada sendu itu berhenti berbunyi. Liona menoleh pada Bu Jainab. “ Ada apa Bu Jainab ?”
“ Tuan Hassan tadi telpon. Katanya dia akan ke Bandung . Saya di beri amanat untuk menyampaikan pesan ini kepada Nona.”
“ Iya.” Kata Liona.
Tak seperti biasanya. Gadis itu kini lesu dan tak ceria lagi. Dulu, saat mendengar kabar bahwa orang tuanya akan ke Bandung, Liona sangat antusias dan gembira. Kini semua itu seolah sirna. Tak ada lagi senyuman yang tersisa seperti biasanya. Kemana senyuman itu pergi ? senyuman itu tidak pergi, namun senyuman itu kin tengah dikekang oleh duka. Duka itu kian bertambah hingga membuat dirinya melesu.
Di posko utara kebun teh, Juanda yang tengah meneliti daun teh juga tak bisa berkonsentrasi seperti biasanya. Ada yang menganggu di kepalanya. Dia tak tahu bagaimana menyelesaikan semua itu. yang jelas, kabar perjodohan antara Liona dan Candra Wijaya mulai mengusik hatinya. Ia tak rela jika harus kehilangan gadis yang ia cintai. Tapi mau bagaimana lagi ? Ia hanya lah pekerja di kebun itu. Bahkan jatuh cinta pada anak majikan diluar ekspektasinya. Sungguh , dua hati yang ingin bersatu tapi aral rintangan menghalangi mereka untuk bersama.
Diruangan itu, di posko utara, Kang Jaka dan Mang Diman membersihkan tempat dimana Juanda bekerja. Bisa di bilang, kinerja dari Juanda sangat baik. Teh  - teh yang ia rawat mengalami peningkatan kualitas . Hal ini membuat Pak Hassan puas atas kinerja si Sarjana pertanian itu.
“ Mang, apa benar perkataan Yanti bilang kalau Liona akan di jodohkan dengan Candra Wijaya?”
“ Setahu Mamang sih emang bener. Nona Liona itu udah di jodohkan sama Candra Wijaya . Anak dari rekan bisnis Juragan Hassan di Bogor. 
“ Ooh begitu ya Mang..”
“ Juanda tau tidak ?”
“ Apa Mang ?” Tanya Juanda dengan penasaran.
“ Candra Wijaya itu memiliki keterbatasan fisik. Dia itu Buta dan bisu.”
“ Aah…Mamang suka mengada- ngada atuh!”
“ Saya teh tidak mengada – ada. Ini fakta Juanda. Tuan Hassan sendiri yang bilang sama kami. Untungnya, si Yanti tidak keceplosan bicara lebih lanjut mengenai Candra Wijaya.  Mamang mah kasihan sama Nona Liona. Dari kecil udah di asingkan, udah besar, geulis, baik, harus di jodohkan sama Candra Wijaya. Jujur ya, Mamang teh tidak terima kalau Nona Liona di jodohkan sama orang lain. Mending di jodohkan sama kamu saja!”
“ Si Mamang mah…..saya bukan siapa –siapa Mang. Saya cukup tahu diri. Saya hanya anak dari keluarga yang sederhana. Berbeda dengan Liona. Jadi agak tidak sepadan gitu Mang!”
“ Kamu teh kaya Ilmu Juanda! “
“ Aamiin Mang”

***

Di rumah yang berdiri ditengah – tengah kebun teh, Liona dan ketiga asisten pribadinya menunggu kedatangan Hassan dan Istrinya. Gadis itu sedang fokus membaca lembaran demi lembaran  novel untuk  mengisi waktu luang. Sebuah mobil pribadi berwarna hitam nan mewah memasuki halaman depan ,kemudian mobil itu berhenti tepat didepan pintu masuk.
Hassan dan Istrinya turunn dari mobil. Kedatangan mereka langsung disambut oleh Liona dan pembantu- pembantu Lain. Parastika membuka lengannya sambil tersenyum pada gadis bungsunya. “ Mama …” Ujar Liona yang langsung mendekat tubuh ibu kandungnya. Hassan dan Parastika duduk di sofa berhadapan dengan Liona. Liona kikuk dibuatnya. Pasalnya sang Mama hanya memasang wajah dengan senyum minimalis dan ini sangat berbeda dari kedatangan sebelumnya.
“ Liona. Maksud dan tujuan Mama dan Papa datang kesini adalah untuk memberitahu bahwa kamu akan kami jodohkan dengan putra dari rekan bisnis Papa. Namanya Candra Wijaya. Lagi pula, kamu juga sudah dewasa. Jadi kami ingin menjodohkan kamu sama Candra Wijaya.”
Liona menunduk. Senyumnya mulai mendatar dan perlahan menghilang.
“ Kenapa begitu cepat Pa? Padahal umur Liona baru 20 tahun”
“ Kalian tidak akan langsung menikah Nak. Hanya menandai saja, bahwa kamu akan menikah dengan Candra Wijaya. Dan satu lagi yang harus kamu tahu tentang dia, Candra Wijaya itu adalah seorang laki- laki buta,dan bisu. Jadi kamu harus terima dia ya” Kata Papa Liona dengan lembut.
“ Apa ?” Liona terkejut mendengar perkataan itu. Hatinya hancur dan air matanya mengalir.
“ Maafkan Papa nak, Papa terpaksa melakukan ini. Papa sudah banyak berhutang materi dan berhutang budi dengan ayah nya Candra Wijaya .”
“ Mengapa harus Liona Pa ?”
“ Karena umur kalian tidak terlampau jauh.”
“ Liona. Apa kamu sayang sama Mama ?”
Mata Liona tertuju pada Parastika yang duduk disebelah Hassan. Hatinya terenyuh mendengar kata – kata “ Mama “ yang sebut oleh Parastika. Hal langka terjadi siang ini.
“ Iya..Mama…Liona sangat menyayangi Mama”
“ Kalau kamu memang sayang dengan Mama, Buktikan! Dan cara pembuktiannya adalah dengan menerima perjodohan ini.”
“ Tapi Ma….”
“ Stt….simple saja lah! Kalau kamu benar – benar sayang dan anggap saya Ibu kamu, kamu harus terima perjodohan ini. Tapi kalau kamu menolak, itu artinya kamu benci sama saya. Setelah di pikir – pikir sih, wajarlah ya, kalau kamu  menolak. Toh, saya kan selama ini jahat sama kamu. dan ngapain juga kamu ikutin kemauan saya. Intinya begitu.”
“ Tidak Ma. Liona tidak pernah membenci Mama.” Kata Liona.
“ Buktikan jika kamu memang sayang sama saya!”
“ Baiklah Ma. Liona setuju di jodohkan dengan Candra Wijaya…”
Seketika , wajah Hassan berubah. Ia seperti menolak . dari lubuk hati yang dalam , Hassan tak terima anak bungsunya mendapatkan calon suami yang memiliki keterbatasan fisik. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Hassan, muka Parastika berbinar. Ia langsung mendekati Liona kemudian Ia peluk anaknya itu dengan rasa bangga.
Perlu diketahui, apabila Liona menerima perjodohan itu, maka  hutang piutang Hassan akan di hapuskan oleh Prakasa Wijaya. Kemudian dengan adanya pernikahan antara Liona dan Candra Wijaya, maka akan menguntungkan perusahaan dikedua belah pihak. Sistem keuangan perusahaan akan membaik mengingat masing- masing perusahaan yang dipimpin oleh Hassan dan Prakasa Wijaya adalah perusahaan yang tenar dan besar.
“ Bu Jainab…” Teriak Mama dengan lantang.
“ Iya Nyonya..”
“ Nanti malam, tolong kemasi barang – barang Liona. Besok dia akan tinggal bersama kami di Jakarta.”
“ Baik Nyonya,”
“ Oh ya Bu Jainab. Mulai besok kalian akan terima gaji plus bonus . Karena hari ini adalah hari terakhir kalian bekerja sebagai asisten Liona. Tolong sampaikan pada pembantu yang lain.”
“ Pa..Ma…apakah Liona boleh minta sesuatu ?”
“ Apa ?” Tanya Mama.
“ Beri Liona waktu tujuh hari bersama para asisten disini sebelum Liona tinggal ke Jakarta bersama Papa dan Mama.”
“ Baiklah. Kalau itu mau mu. Jadi 7 hari dari sekarang, Papa dan Mama akan datang lagi kesini untuk menjemput kamu”

Setelah Hujan ( End ✔)Where stories live. Discover now