#2

5.1K 555 131
                                    


Ternyata ada yang minat sama work abal-abal ini :'

Ohiya, aku mau ngasih tau kalo di chapter ini akan ada adegan yang sedikit 'anu' iykwim🌚. Dikit doang kok, aku gak sanggup bikin gituan banyak" bhakss
.
.
.

Pagi itu dorm Wanna One di lantai atas riuh dengan suara para penghuninya, berbanding terbalik dengan dorm di lantai bawah yang masih tenang karena sebagian besar penghuninya masih tidur. Kecuali Minhyun yang sudah segar dan rapi dengan pakaian santainya. Oh, dan juga sang maknae yang sudah sibuk menggeledah isi kulkas untuk mengisi perutnya yang lapar.

Tidak biasanya Guanlin terbangun sebelum pukul 7 pagi terlebih saat ia tidak ada jadwal pekerjaan. Mereka mendapat cuti selama dua hari dan waktu senggang sekitar tujuh hari dimana jadwal mereka dibatasi agar tidak terlalu padat, karena tidak lama lagi mereka akan sangat sibuk dengan promosi terakhir mereka dengan album Power of Destiny.

Entah mengapa semalam bahkan ia sulit sekali untuk memejamkan mata sehingga ia memutuskan untuk menonton film- yang bahkan tidak ia pahami alur ceritanya- dan baru tertidur sekitar pukul 3 pagi. Tapi, tiga jam kemudian ia sudah terbangun lagi.

“Apanya yang Father-son? Kalo mereka disebut daddy-babyboy relationship baru tuh bener!” gumam Guanlin sinis dengan segala kenistaannya sambil menggigit rakus roti tawar tanpa selai. “Mereka pikir aku gak tau?”

“Eh, lin? Tumben banget.”

Guanlin menghela napas sebelum akhirnya menoleh pada salah satu sosok yang baru saja ia olok-olok dalam hati- Minhyun yang kini sudah duduk di sampingnya menghadap meja makan. Ia hanya bergumam untuk membalas Minhyun.

“Hyung mau ke dorm atas, mereka udah pada bangun karena tadi kedatangan mamanya Woojin. Mau ikut?”

“Basi, bilang aja kalo mau ketemu pacar baru.” -lgl, maknae kurang ajar.

“Ikut gak?”

“Iya deh, hyung.”

Keduanya kemudian keluar dari dorm mereka untuk mendatangi dorm atas yang tumben sekali para penghuninya sudah bangun. Senyum Guanlin mengembang saat mendapati teman-teman satu grupnya sedang sarapan. Dia sangat lapar dan pasti semua makanan itu berasal dari ibunya Woojin yang tadi berkunjung.

“Halo, Minhyun hyung, Guanlin. Ibuku tadi datang, ibu bilang kalian harus makan masakan rumah untuk hari ini.” Woojin menarik Guanlin dan Minhyun ke meja makan.

“Woahh! Kayaknya enak, udah lama gak makan masakan rumah.”

Guanlin mengambil duduk di samping Seongwu, berhadapan dengan Jinyoung. Lelaki manis itu tersenyum ke arahnya, namun entah mengapa Guanlin langsung membuang pandangan.

“Kamu belum mandi, gak boleh ikut makan!” Jihoon menuding Guanlin dengan sendoknya.

Jinyoung yang duduk di samping Jihoon tertawa geli. “Sendirinya juga belum mandi.”

“Kamu tumben udah bangun, Lin?” lanjutnya.

“Gak bisa tidur.”

“Kenapa?”

“Kepikiran.”

“Soal?”

“Enggak-“

“Bawel ih, hyung.” Itu Daehwi yang membalas celotehan Jinyoung sementara Jihoon yang berada di tengah-tengah mereka cuma tertawa geli.

Ingin sekali Guanlin menggoda Jinyoung yang bahkan juga belum mandi seperti dirinya dan Jihoon. Lelaki yang tampan-tampan manis dengan warna rambut barunya- blonde itu terlihat sangat lucu memakai piama kebesaran dan wajah bantal khas baru bangun tidur. Tapi untuk saat ini Guanlin sedang tidak ingin melakukannya.

Be Ma Bae || PanDeep✔Where stories live. Discover now