SM [part 8]

987 98 6
                                    

Yoona menyenderkan badannya di dekat dinding dapur, ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran keluarga ini. Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya.

Kenapa aku?

Bagaimana bisa?

Perjodohan? Menikah?!

Aishh

***

Yoona

Setelah aku keluar dari kamar Tuan Oh, aku segera menuju dapur. Semua ini benar-benar membingungkan, apa yang mereka pikirkan? Seenaknya menyebut namaku begitu saja.

Kenapa aku diikutsertakan dalam perjodohan ini. Belum lagi pria itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Oh Sehun. Apa-apaan dengan jawaban nya? Kenapa memberikan jawaban seperti itu? Itu hanya akan memberikan harapan pada orangtuanya.

Sekarang aku hanya memijat pelipisku penat. Aku pun mengambil air dan baru saja akan menuangkannya ke dalam gelas. Tapi tiba-tiba sebuah suara menghentikan pergerakanku.

"Bagaimana?" tanyanya. Ya, suara serak itu milik Sehun.

Aku menegakkan kepalaku dan melihatnya berdiri di ambang pintu dapur dengan kedua tangan yang berada di sakunya sambil menatap datar ke arahku.

Gelas dan teko kaca yang sedang ku pegang pun sudah turun dari tanganku. Aku balik menatapnya.

"Apa?"sahutku.

"Pernikahan itu." tegasnya masih dengan tatapan datarnya itu.

"Tentu aku tidak akan setuju"

Dia diam. Dan aku menunggu jawabannya.

"Ayo menikah" ucapnya cepat.

Aku mematung. Apa yang baru saja dia katakan? Menikah?!

"A a apa?" ucapku terbata-bata. Mungkin kalau tadi aku sedang minum, aku bisa tersedak.

"Menikah. Ayo menikah saja" ucapnya lagi sambil berbalik meninggalkanku.

Tentu aku segera menyusul dan menahan pergelangan tangannya. Sehun pun berhenti, tapi tidak berbalik ke arahku.

"Ada apa denganmu Tuan? Aku tau saat ini aku bekerja padamu. Tapi menikah? Kita bahkan baru berbicara beberapa kali. Oh tidak! Kita bahkan baru mengenal beberapa hari" ucapku.

Oh Sehun masih tetap belum berbalik. Bahkan dia juga tidak mengeluarkan suaranya. Sadar bahwa tanganku masih memegang tangannya, aku pun langsung melepaskan pegangan itu.

Setelah aku melepasnya, Sehun pun buka suara.

"Ayo bicarakan ini di kamarku." lalu seenaknya berjalan menuju kamarnya dan meninggalkanku.

***

Sehun

Aku kembali ke kamarku setelah keluar dari kamar Appa.

Apa benar-benar tak habis pikir dengan apa yang ada di kepala mereka.

Gadis itu juga, dia pasti terkejut dengan ide gila ini. Dia terlihat menengang saat Appa mengatakan hal itu.

Lagipula siapa yang tidak akan terkejut mendengarnya? Ini bukan lagi zaman dimana orangtua harus menjodohkan anak mereka.

Aku memikirkan wanita itu sekarang. Pasti dia tidak menyangka akan dibawa-bawa ke dalam urusan keluarga ini. Bahkan dia baru bekerja di sini beberapa hari.

Lalu Appa, aku juga harus mempertimbangkan kondisinya saat ini. Benar, dia sudah semakin tua dan ini sudah saatnya dia menikmati masa tuanya tanpa harus pusing dengan tumpukan pekerjaan di kantor.

Strange Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang