@03

93 7 0
                                    


Cast : Tae & Tee
"Want To Go Back"
Ori by. Leungfah

***

Sejak saat itulah mereka semakin dekat setiap harinya, terlebih Tup yang suka berpergian. Dan Tee yang ingin berpergian membuat mereka berdua banyak melakukan hal bedua. Dan kebanyak tempat bedua, begitupun mereka ternyata banyak kesamaan. Ternyata Tup juga becerai dengan istrinya beberapa tahun lalu hingga ia memutuskan berpegian kebanyak tempat untuk ketenangan. Ya hampir sama kisahnya dengan alur Tee, pernikahan yang dingin, monoton, tidak ada gairah. Maka dari itu, Tee banyak belajar dari Tup yg menurutnya lebih mengerti apa itu sesuatu berharga.

Ada kalimat yang diucapkan Tup mampu membuat Tee berpikir kembali "aku bukan pria baik... Bahkan aku lupa apa alasanku begitu kuat ingin mempersuntingnya... Namun, suatu hari diakhir pertemuan... dia mengatakan Kau tidak salah, kau pria baik, hanya saja sudah waktunya kita sampai disini disitulah aku menyadari betapa jahatnya diriku" dihari Tup mengatakannya pada Tee, hancur pertahanan Tup hingga air matanya menyucur deras. Tee pun menyadari betapa tangguh dan baiknya seorang Pria bernama Tup ini.

Ya dapat Tee petik dari seorang Tup ialah "hanya seorang yang berani mengakui kesalahannya adalah manusia hebat. Memperkenalkan diri sebagai orang baik, belum tentu ia benar baik" Tee melihat Tup hari itu seperti mengharapkan seseorang dapat berprasaan seperti manusia hebat itu.

Tae Kreepolrerk

Hari ini membuatku malas, tapi aku tak bisa lepas karna ini suatu hal yang menjerat. Ya, Godt sialan itu! Aku kalah taruhan dan sebagai bayaran Godt ingin aku kencan dengan juniornya. Baiklah hanya 2 jam lalu selesai! "ah P'Tae... Ah benar!" seorang wanita berpakaian formal ala kantoran di hadapanku. Hei! Ini hari minggu, hah aneh... "Phe, aku Green... Phe sudah pesan? Ah sepertinya belum! Menu!!!" ah aku benar-benar tidak suka, dia tidak punya tata krama sangat jauh dari penampilannya. "ah phe... Godt kata phe ingin mencari seseorang untuk menikah?! Bagaimana kreteria phe? Mungkin aku bisa masuk..." ya kau tak akan menyentuh satupun kreteria itu. "ya bisa melakukan pekerjaan rumah tangga dan bisa bekerja dibalik komputer juga. Aku tak terbiasa dengan pembantu" apa itu wajahnya?! Ku benar tidak menyukainya "kalau hanya apertemant aku bisa membersihkannya saat week end dan memasak untuk sarapan. Jangan tanyakan pekerjaan kantor karna aku sedang melakukannya" "rumah! Aku tidak suka tinggal di apertemant dan rumahku harus mengkilap setiap waktunya" Tae menyela kalimat wanita itu dengan santai membuat yang di hadapannya menampakkan seri wajah tak tentu.

Sepanjang acara makan, aku selalu melihat ke arah arloji berharap waktu cepat berlalu. Dan yah tepat 2 jam aku langsung melenggang pergi meninggalkan wanita itu. Waktu berada di depan pintu masuk resto yang langsung menghadap pada jalan, aku melihat sebuah warkop sederhana disebrang. Namun, bukan itu fokus ku tapi seorang yang tertawa lebar dan sesekali mencium aroma kopi di sebrang sana. Deg! "Tee..." tanpa sadar aku sudah menyebrang hingga sampai pada pintu masuk. Ia belum melihat ku.

"sudah lama ternyata..." tak sadar ku terucap demikian. Ketahuilah aku sudah menyerah dengannya, aku sempat menyesali namun aku di tinggal yang artinya itu penolakkan. Aku menyerah... Yah, seperti duga ku. Dia lebih menderita, banyak sakit dan beban ia tahan rasakan selama itu. Tapi, seorang yang kulihat detik ini sungguh cantik dan segar. Ehm! Dengan segenap keyakinan ku langkahkan kaki ku ke arahnya.

"Thanapon" oh shit! Kesalahan besar! Ia menghadap ku lalu berdiri. Seri wajah yang tadinya sangat sejuk berubah suram. "Swadde, Khun Kreepolrerk" ia berucap, ah aku baru sadar ia tak sendiri disini "Tee... Apa kenalan mu?" yang bersama Tee berucap sangat halus dan membuat Tee tersenyum tanpa aba-aba. Iri? Entah! "ah phe... Ya Tee kenal, tapi sudah lama tak bertemu..." Tee juga menyahut tak kalah halus, dan ya tentu kau yg meninggalkan ku Tee.

Want To Go BackWhere stories live. Discover now