CHAPTER 4

171 23 2
                                    

Sinar cahaya sang mentari yang menyelusup lewat celah jendela berhasil membuat sang penghuni kamar yang baru menetap tiga hari ini membuka matanya perlahan, tangan mungilnya bergerak membuka selimut yang menutupi tubuhnya yang terbalut piyama bergambar beruang.

" eungh " lenguh gadis yang terlihat masih mengantuk itu sembari merentangkan kedua tangannya. Mata sayu khas bangun tidurnya mencari letak ponsel yang selalu dia simpan di meja nakas samping tempat tidurnya. Tangan mungilnya mengambil benda persegi itu untuk sekedar melihat jam

" baru jam 6.30, pantas aku masih mengantuk " gumamnya sembari bangkit dari tempat tidurnya dan merapikan selimut yang sedikit berantakan.

Setelahnya gadis cantik yang kerap dipanggil Irene itu bergegas membersihkan diri untuk segera memulai pekerjaanya sebagai seorang maid.

Setelah selesai Irene segera menuju dapur untuk membuat sarapan untuk tuan besar dan tuan mudanya,, errr membicarakan tuan mudanya membuat Irene mengingat kejadian semalam dan Irene dibuat bergidig sendiri dibuatnya, wajahnya pun perlahan mulai dipenuhi rona kemerahan.

Irene menggelengkan kepalanya agar tak berpikiran macam2 dan kembali bekerja untuk mengoleskan selai pisang pada roti yang sudah disiapkan Irene sebelumnya.

Irene masih sibuk pada kegiatannya membuat sarapan sampai tiba tiba dia merasa ada sepasang tangan kekar menyentuh pinggangnya dan memeluknya dari belakang.

Irene yang merasa terkejut secara refleks menggapai alat penggiling adonan dan dia langsung menghantamkan alat panjang yang terbuat dari kayu itu pada pria yang sembarangan memeluknya, dan ternyata pria itu adalah Sehun.

TAKK!!

" Aghhhh " pekik Sehun yang secara refleks pula melepaskan pelukannya dan memegangi kepalanya yang berdenyut sakit

" omo!!! " pekik Irene kaget saat melihat Sehun yang menggerang kesakitan

" apa yang kau lakukan!? " bentak Sehun masih dengan memegangi kepalanya

" seharusnya itu kalimatku! Kenapa kau tiba-tiba memelukku seperti itu ? Kau mau melakukan tindakan pelecehan padaku!!! " balas Irene tak kalah meski nadanya terdengat bergetar

" apa ?! Ada juga kau yang melakukan tindakan kekerasan padaku ! "

" jika kau tidak memelukku seperti ta.. "

" aku tidak memelukmu !!! " potong Sehun cepat

" lalu tadi itu apa ? Sudah jelas tangan besarmu itu memelukku !!! " hilang sudah kesopanan Irene, dia sudah tidak lagi peduli pada kenyataan pria didepannya adalah majikannya

" ada apa ini? " itu suara sang tuan besar yang kini sudah berdiri diambang pintu dapur. Matanya menatap cemas kearah Sehun yang masih menggerang kesakitan dan beralih pada Irene yang langsung menundukan wajahnya karena takut

" dia memukul kepalaku, " adu Sehun sembari menunjuk Irene yang kini semakin menundukan kepalanya takut

" kenapa? " tanya Yeonseok penasaran, dia bukan tipe orang yang langsung berpendapat sendiri atas penuturan sebelah pihak. Dia juga harus mendengarkan pihak lain juga untuk menyimpulkannya.

" dia tiba-tiba memelukku, dan itu membuatku terkejut. Maafkan saya tuan " cicit Irene pelan. Dia benar2 takut sekarang,

" Sehun ! Bisakan kau hentikan kebiasaan burukmu " ujar Yeonseok sembari menarik daun telinga Sehun membuat sang empu kini kembali memekik kesakitan,

" yakk! Sakit Paa " keluh Sehun seraya berusaha melepaskan tangan Yeonseok dari telinganya.

Sementara Irene kini sedikit berani mendongakan wajahnya dengan ekspresi bingung. Kebiasaan buruk? Maksudnya memeluk seseorang yang bahkan tak dikenalnya adalah kebiasaan pagi tuan mudanya? Irene tak habis pikir

I Choice To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang