15

5.7K 655 82
                                    

"Ayo masuk. Singkirkan hama itu malam ini juga."

Jimin berjalan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh ketujuh saudaranya dari belakang. Berbeda, dengan para yeoja yang masih diluar berdiri dengan ketakutan.

"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Sowon dengan mata memandang keenam sahabatnya secara bergantian.

"Aku tidak tau sungguh, wanita itu sangat kasar sekali." balas Umji setelah melepaskan pelukannya dengan Yerin.

Sinb memegang tangan Eunha. "Eunha, bagaimana ini? aku sangat takut."

Tangan Eunha mengelus pelan tangan Sinb, mencoba untuk menenangkanya. "Tidak apa - apa semuanya akan baik - baik saja. Percaya padaku."

Sowon memandang eunha dan sinb. "Sinb Eunha bisakah kalian menjelaskan padaku apa yang terjadi?"

Eunha mengangguk. "Seben---"

"Yak, ahjumma tua keluar lo"

Eunha menghentikan ucapannya saat mendengar suara teriakan dari dalam. Mereka memandang satu sama lain lalu segera berlari memasuki panti asuhan yang mereka yakini akan kacau sebentar lagi.

"Tolo-

"Sinb bukan saatnya buat lo ngebela wanita tua ini." potong Taehyung cepat.

"Kumohon jangan lakukan hal yang tidak - tidak." mohon Eunha.

"Gak usah takut serahkan semu--"

"Ada apa ini?" potong bibi Song dari arah belakang dengan wajah bingungnya.

Jimin menghampiri bibi Song. "bi, dimana kamar Kwon ahjumma?"

"Memangnya ada apa nak Jimin?" tanya bibi Song.

Jimin menghela napas. "Kita mau--"

"YAK, KALIAN SEMUA ADA APA INI...MENGANGGU WAKTU ISTIRAHAT KU SAJA!!" teriak wanita paruh baya dari arah kamarnya yang tak lain adalah eomma Kwon.

"Hei, lo ahjumma tua mendingan lo pergi dari sini sekarang juga." J-hope menunjuk arah ke arah pintu.

"BERANI - BERANINYA KAU MENGUSIRKU!!, MEMANGNYA KAU SIAPA HAH?" teriak eomma Kwon tak terima.

Melihat eomma Kwon yang menolak, Jungkook langsung berjalan menghampiri eomma Kwon. "udah gue bilang kan, kalo kita itu cucu dari pemilik panti asuhan ini."

Eomma Kwon mengalihkan pandangannya pada bibi Song yang menundukan kepalanya. "Song Jiwon, apa - apaan ini. Kenapa panti ini menerima anak - anak sepertinya. Bisa kau jelaskan sesuatu?"

Bibi Song mendongak, lalu menganggukkan kepalanya. Baru saja ia ingin membuka suara namun tak jadi karna perkataan Seokjin.

"Tak usah bibi."

Seokjin berjalan ke arah eomma Kwon dengan wajah marahnya. Tanpa disadari, eomma Kwon mundur perlahan saat seokjin semakin mendekat kerahnya.

"Diam, cukup disitu!" eomma Kwon refleks menghentikan langkah mundurnya.

Seokjin menghentikan langkahnya tepat dihadapan eomma Kwon yang ketakutan. "Saya memang tidak tau masalah awalnya, namun melihat kejadian tadi bisa saya simpulkan jika anda melakukan sesuatu yang membuat saudara - saudara saya marah. Dan tadi apa anda bilang anak - anak seperti itu? Hmm Seperti itu, seperti apa memangnya bisa anda jelaskan. Ah iya satu lagi bahwa kami cucu dari pemilik panti asuhan ini."

Seokjin sedikit menjauhkan tubuhnya dari hadapan eomma Kwon. "Anda butuh bukti? Baik akan saya buktikan sekarang juga."

Seokjin mundur beberapa langkah kemudian tangannya mengambil ponsel miliknya dari saku seragam. Tangannya dengan lincah mencari kontak milik kakeknya lalu menghubunginya tak lupa menekan tombol loundspeaker.

Sambungan terjawab.

"Cucuku yang paling tampan. Kenapa menelpon kakek malam - malam seperti ini?"

Seokjin tersenyum miring pada eomma Kwon.

"Aku tau aku memang tampan kek. Ngomong - ngomong kakek,siapa nama wanita yang menjadi ibu panti di panti asuhan familly?"

"Jika tidak salah namanya Kwon Yuri"

"Okey, Kwon Yuri"

"Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu pada kakek?"

"Wanita tua itu membuat diriku dan yang lainya marah kek, jadi bisa kakek pecat wanita tua itu sekarang juga?"

"Maksudnya, membuat kalian marah seperti apa?"

"Terlalu panjang untuk dijelaskan kek"

"Baiklah, dan juga akan kakek carikan penggantinya secepatnya"

"Tak usah cari pengganti kek, biar bibi Song saja yang menggantikanya"

"Okey, kakek percaya pad--"

"TUAN MAAFKAN SAY--"

Bip...

Seokjin dan keenam saudaranya tersenyum miring. "Terlambat nyonya Kwon Yuri."

Jungkook berjalan kearah Seokjin berdiri lalu tanganya merangkul bahu Seokjin. "So, silahkan lo beresin barang - barang lo dan angkat kaki dari Panti ini."

Ucapan jungkook membuat saudaranya tertawa dan tanpa sadar membuat Sowon dan yang lainnya bergidik ngeri.

"Maafka--"

"Gue gak butuh kata maaf, mendingan lo cepet - cepet pergi dari sini."

Sowon melepaskan pelukan Yuju, kakinya melangkah menuju Seokjin berada. Tangan Sowon menggapai tangan Seokjin.

"Apa itu tidak terlalu berlebihan?"

Seokjin menyentuh tangan Sowon yang memegang tanganya. "Berlebihan apanya? Menurut gue ini masih kurang."

Ekhem... Ekhem

Sontak mereka berdua menoleh kearah Rapmon. "Itu tolong tangannya, kaya mau nyebrang aja."

Sowon dan Seokjin refleks melepaskan tautan tangan mereka berdua dan berpura - pura membuang muka.

Taehyung mendekat pada eomma Kwon. "kan udah gue bilang, lo sih gak percaya. Sekarang nyesel kan? Udah mendingan lo beresin barang - barang lo terus pergi."

"Tap--tapi tuan."

"Waktu lo gak lama" ucap Suga.

"Ma--maaf" mohon eomma Kwon.

"Satu." ucap Rapmon.

"Dua." sambung J-hope.

"ti---"

"Arghh sialan."

"Sepertinya barang - barangmu masih bermanfaat untuk yang lain. Jadi, silahkan kau pergi dengan tangan kosong sekarang juga." perintah Seokjin dengan mutlak.

"Tap--"

"Cepet pergi atau mau gue seret?" Suga memandang eomma Kwon tajam.

Eomma Kwon terdiam lalu matanya memandang tajam mereka semua, kakinya perlahan berjalan menuju seseorang yaitu Sinb.

"Selamat Sinb kau menang." perkataan eomma Kwon sontak membuat semua orang mengalihkan pandanganya kepada mereka berdua.

Eomma Kwon tersenyum sinis lalu berjalan pergi meninggalkan semua orang dengan wajah bingungnya.

"Dia siapamu Sinb?"

"Dia kakak tiri dari mendiang eommaku."








Tbc

Hai, maaf baru bisa up. Soalnya aku sibuk di real life

Oh iya aku mau tanya, kalian selama ini ngefeel gak?

Menerima saran dan kritik
VoMent jangan sampai kelewatan
















Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang