3

1.7K 113 10
                                    


Yewon terbangun dari tidurnya. Pagi ini keadaan nya memburuk, wajah Yewon pucat pasi sedangkan keringat membasahi pelipis sampai turun ke leher. Sudah dipastikan Yewon terserang Demam.

Pintu kamar terbuka, Bibi Oh memasuki kamar dengan hati hati karena nampan makanan yang ia bawa. "Non Yewon sudah bangun ya,? Ini bibi bawakan sarapan"

Yewon mengernyit. Kenapa harus di bawakan ke kamar? Bukan nya Yewon bisa sarapan di ruang makan?

"Kenapa--?"

"Nyonya dan Nona Sowon sudah datang Non, mereka sedang sarapan bersama" Bibi Oh memberi penjelasan terlebih dahulu.

Yewon menunduk, merasa segan kembali jika ibu dan kakak pertama nya telah datang. "Nona Yewon pun demam, apa tak apa? Perlu bibi temani ChekUp Non?" tawar Bibi Oh

Yewon mendongak sambil tersenyum "tidak Bi, seperti biasa kalau Yewon minum obat pasti Demam nya sembuh" kata Yewon sambil berdiri dari kasur nya.

"Sungguh? Jika pun Nona Yewon ingin, Bibi bisa mengambil ijin kepada Tuan besar--"

"Tidak Bi, Yewon tidak mau Bibi kena marah lagi oleh ayah. Cukup sekali. Tidak dua kali"

"Tapi--"

"Oh, Yewon harus segera bersiap--kalau Yewon telat Ayah dan Kakak Ipar Yoongi pasti memarahiku-- Yewon mandi dulu" Seru Yewon sambil berlari keluar kamar.

Bibi oh menatap nanar ke arah pintu, Bibi Oh mengenal Yewon saat Yewon berusia dua tahun. Yewon datang dengan wajah sangat bahagia saat keluarga dari sang ibu mengantar kan Yewon kedalam keluarga ini.

Yewon kecil selalu tersenyum, memiliki sikap ceria, dan sangat mudah menangis.

Bibi Oh pikir, Yewon tiba dirumah ini akan mendapat kasih sayang yang melimpah. Tapi ternyata tidak saat Nyonya Hyujin menolak kehadiran Yewon ditengah tengah kebahagiaan kedua Putrinya Kim Jisoo dan Kim Sowon.

Yewon sangat masih kecil untuk menerima perilaku kedua orang tua nya yang ternyata sama sekali tidak menerima kehadiran nya. Nyonya Hyujin pun tidak memiliki belas kasih. Yewon kecil disuruh membantunya bekerja membersihkan rumah, tidur di kamar pembantu dan paling parah saat terakhir Yewon jatuh sakit. Kedua Majikan nya itu tidak perduli dengan keadaan Yewon.

Karena Bibi Oh seorang Ibu, ia merasa tidak tega. Yewon kecil terus merengek meski sudah ia buatkan susu hangat. Hujan turun dengan deras keadaan Yewon semakin membuat ia panik bukan kepalang. Wajah sangat pucat darah keluar dari hidung dan telinga di tambah demam yang menyerang Yewon kecil dulu.

Maka mau tak mau harus tak harus ia membawa Yewon ke rumah sakit. cukup kesusahan dulu karena ia tidak mungkin meminta tolong kepada Tuan besar. Maka dengan cepat ia menggendong tubuh Yewon berlari kecil menerobos hujan deras menuju halte terdekat.

Tubuh keduanya basah karena hujan, sedangkan Yewon sudah berhenti menangis, waktu sudah malam sangat sulit membawa Yewon kerumah sakit karena tak ada satupun bis yang datang ataupun lewat.

Bibi Oh sempat putus asa, ia semakin memeluk tubuh panas Yewon. Kepalanya bergerak menoleh ke kanan dan ke kiri berharap ada salah satu mobil yang lewat.

"panashh hiks Eommaa" rengek Yewon kala itu.

Tanpa disadari pun air mata Oh Hera menetes. Merasa kasihan kepada Yewon yang sama sekali tidak punya tempat untuk sekedar bersandar apa lagi berlindung.

Maka disaat itulah ia berjanji akan menjaga, melindungi dan mengasihi Yewon sebagai anaknya sendiri.

satu mobil polisi menghampiri keduanya di halte. Bertanya sedang apa malam malam hujan seperti ini berada di luar rumah. Dan Hera sangat berterima kasih kepada Tuhan karena sudah mengirim polisi itu menemuinya.

EPIPHANY (SuMji) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang