6

1.5K 116 9
                                    


"Kemana kau seharian ini?"

Yewon menghela nafas pelan, langkahnya terhenti saat memasuki ruang tamu mansion keluarga nya.

"Aku menunggu mu di kantor--dan kau tidak menunjukkan batang hidung mu sekalipun."

"Aku harus istirahat" gumam Yewon.

Yoongi menyeringai. "Akibat kegiatan panas kita?"

Yewon mengeratkan genggaman di slimbag nya. Seharian ini ia melupakan kejadian semalam dan tadi pagi. Sama Sekali tidak ia ingat. Dan sekarang dengan santai nya Yoongi mengingatkan otaknya kembali akan hal itu.

"Dan, kau--mengacuhkan pesan ku. Berani sekali kau" sinis Yoongi yang sekarang sudah berdiri tegak di belakang Yewon. Memeluk pinggul Yewon mesra. Berucap dingin ke arah telinga Yewon "kau membuatku marah, kau tahu apa arti nya?"

Yewon berkelit dari pelukan Yoongi, diam diam matanya melirik ke arah sekitar. Berdoa saja tidak ada Anggota keluarga nya yang melihat kelakuan Yoongi.

"Lepas, Yoon-- kau mau Ayah dan Ibu melihat kita seperti ini?" kesal Yewon. Bukan nya melepas. Justru Yoongi semakin memper-erat pelukan. "Yang tidak kau ketahui, mereka sedang memenuhi Undangan pesta dari Klien--disini tidak ada siapa siapa" bisik Yoongi. Membuat Yewon mendengus pelan. Merasa risih dengan kelakuan Yoongi.

"Ayo ke kamar--" kata Yoongi sambil menarik tangan Yewon.

"Tidak mau, lepas Yoon" tolak Yewon. Tentu saja, bekas semalam dan tadi pagi masih terasa sakit. Apa lagi Yewon habis melakukan ChekUp rutin. dan sekarang Yoongi akan menambah rasa sakit nya?

Yoongi semakin menarik kuat tangan Yewon menuju kamar nya dan Jisoo. Yewon terbelalak, mati bunuh diri saja Yewon jika mereka melakukan itu di kamar kakak nya.

"Tidak Yoon, please--" tolak Yewon saat Yoongi mendorong nya paksa masuk ke dalam kamar. Yoongi menyeringai-- "mau dimana? Di kamar pembantu mu?" sarkas Yoongi.

Yewon terdiam, kepala nya menunduk melihat genggaman tangan Yoongi. Terasa menyesakkan saat Yewon melihat tautan mereka.

"Berhenti membuatku merasa bersalah kepada kakak ku Yoon-- kita tidak bisa melakukan hal ini terus-terusan. Kau sudah menikah dengan kakak ku dan kau juga kakak ipar ku Yoongi-- tolong mengerti" Yewon berucap tenang, mencoba memberi pengertian selembut mungkin agar tidak memancing amarah Yoongi.

"Lalu--"

Yewon menelan ludah gugup, intonasi suara Yoongi terdengar rendah dan dingin. Membuat nyali Yewon menciut seketika.

"Tolong-- lepaskan aku" gumam Yewon.

Yewon terkejut saat tahu tahu tubuhnya terpental di atas kasur. Yoongi menyeringai di atas nya. menatap nya nyalang penuh ejekan "kau tidak menolak ku semalam dan tadi pagi, dan sekarang kau ingin menolak ku, hum?."

Yoongi berucap sambil mengelus pipi Yewon, membuat Yewon menatap mata Yoongi penuh dengan ketakutan. "Lakukan tugas mu dengan benar--" kata Yoongi sambil melepas kaus oblong abu nya dan mulai mengambil alih bibir manis milik Yewon.

Membuat Yewon memejamkan mata sambil meremas kuat sprei kasur. Yewon hanya diam saat Yoongi membuka kemeja biru nya, tersenyum mengejek saat bekas percintaan mereka semalam terpampang jelas di hadapan Yoongi.

"Aku lebih suka kau memberontak dari pada pasrah seperti ini" tukas Yoongi setelah berhasil menarik celana jeans milik Yewon. melemparnya asal kembali merangkak ke atas Yewon menahan tumpuan bobot tubuh dengan ke dua tangan.

Yewon tetap diam, pandangan nya fokus satu arah. Yoongi merasa kan tatapan berbeda dari Yewon, tatapan Yewon seperti orang linglung menjurus ke orang yang tidak bisa melihat.

EPIPHANY (SuMji) COMPLETEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin