Chapter 2 : Teman

8.7K 448 90
                                    

'Mungkin ini saatnya aku untuk melindungimu. Tersenyumlah.'

-Uchimura Hiro-

~°=°~

"Kamu? Kamu siapa?"

"Siapa aku, itu tidaklah penting. Obati dulu pipimu."

"Ah, aku tidak apa-apa." Laki-laki itu menatap Kona dengan tatapan datar tanda tak percaya.

Dengan tiba-tiba, laki-laki itu mencekal tangan Kona dengan paksa dan membawa Kona ke taman sekolah. Di taman itu ada sebuah kursi panjang yang tidak diduduki siapa-siapa.

"Duduk," perintah laki-laki pada Kona.

"B-buat apa? Kita kan enggak saling kenal," tapi Kona tetap duduk sesuai dengan perintah laki-laki itu. Tangan laki-laki membuka tutup obat yang tadi dia bawa dan mengoleskan isinya ke pipi Kona dengan perlahan, "Kalau enggak cepet diobatin, ntar jadinya penyakit." Kona menjadi sangat gugup, dia tidak pernah dipedulikan seperti ini.

Ini pertama kalinya!

"Namaku, Hiro. Uchimura Hiro."

"Aku kira kamu bakal ngerahasiain nama kamu," cengir Kona dengan lugunya.

"Kenapa kamu mau jadi budak mereka?" tanya Hiro mengalihkan topik pembicaraan.

"Mereka? Vellic dan teman-temannya?"

"Kamu pikir?" tanya Hiro dengan raut wajah yang mulai kesal.

"Ah, banyak yang menjadikan aku budak," cengir Kona lagi. Hiro semakin kesal, tangannya mendorong pelan dahi Kona, "Aku benci penindasan."

"Lalu, apa hubungannya denganku?"

"Aish! Tentu ada, bodoh!" "Kamu harusnya melawan saat mereka menyiksamu!"

"Sudah aku lakukan dari satu tahun yang lalu, tapi percuma karena aku semakin ditindas."

"Berani lah! Kalau kamu berani dan tidak memperlihatkan ketakutanmu, maka kamu enggak akan ditindas lagi."

"Aku sudah lelah tampak tegar di hadapan mereka."

"Maksudnya?"

"Dengan ini, aku menjadi diriku sendiri, aku memang sangat lemah dan aku tidak bisa berpura-pura untuk kuat." Hiro mengentikan kegiatan tangannya yang tadi masih mengolesi pipi Kona dengan obat, "Kenapa?"

"Karena, meskipun aku kuat, meskipun aku berani, tidak akan ada yang bisa membantuku. Semua orang di sini haus akan kekayaan. Sedangkan aku? Aku sama sekali tidak memiliki kekuasaan. Kamu kaya, makanya kamu enggak pernah ditindas."

"Sok tau. Aku pernah merasakan sakitnya ditendang setiap hari oleh teman-temanku, bahkan guruku. Tapi itu dulu, karena sekarang aku berani. Berani untuk melawan. Dan kamu harus berani sepertiku."

"Haha. Lagipula, siapa kamu yang berani mengaturku?"

"Tadi kan aku udah bilang. Namaku, Hiro. Kenapa masih nanya? Kamu tadi budeg ya?" Kona menghela nafasnya dengan halus,

"Dan kamu tau darimana aku selalu ditindas?"

"Kamu terlalu famous dikalangan anak-anak penindas. Makanya aku sampai hafal karena mereka selalu berencana untuk mengerjaimu."

Kona tersenyum miris, "Seperti itu ya? Haha."

"Hm, mau terima aku jadi teman?"

"Teman?"

"Iya." Hiro mengulurkan tangan kanannya ke arah Kona. Kona menjabat tangan itu dengan tersenyum bahagia, "Teman."

'Aku akan melindungimu, Kona,' janji Hiro dalam Hati.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang