20 - Berbelanja

622 61 2
                                    

“Ssstt! Ssstt!”

Aku reflek menengok kearah pintu ruangan latihan yang sedikit terbuka, dan mendapati kepala seorang lelaki disana. Aku tersenyum melihat tingkahnya.

“Ada apa, oppa? Kau mencari Soyeon? Ia sedang ke kafetaria bersama yang lain.”

Setelah ku matikan lagu yang mengiringi latihan ku, segera ku menghampirinya. Daripada dia terus berdiri di pintu seperti itu. Kasian.

Kini ia membuka pintu lumayan lebar. Membiarkan seluruh badannya memasuki ruangan latihan. Mataku melihat penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tumben oppa memakai topi, berwarna kuning seperti itu pula. Aduh, aku harus tahan agar tidak tertawa.

“Siapa bilang aku mencari Soyeon? Aku mencarimu, Soojin-ie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Siapa bilang aku mencari Soyeon? Aku mencarimu, Soojin-ie. Hehe” jawabnya.

“Eh? Mencariku? Ada apa oppa?” tanyaku penasaran.

Biasanya, serindu apapun juga paling mentok ketemu di lorong, atau menelfon.

“Anu, latihan sampai jam berapa?”

Aku mengernyit. Ada apa dia bertanya kapan aku selesai latihan? Beruntung jam dinding di ruangan latihan masih berfungsi, aku hanya melirik sejenak mengeceknya.

“Umm, mungkin pukul 5 sore sudah selesai, oppa. Memangnya kenapa?”

Hui oppa terlihat menggaruk-garuk tengkuknya, menatap langit-langit ruangan latihan tak berani menatapku atau melihatku. Tuhkan, makin membuatku penasaran.

“Oppa? Kenapa? Ada apa?”
Ia mencoba untuk menatapku, tapi buru-buru ia menundukkan kepalanya lagi.

“Soojin-ah, mau temani aku berbelanja setelah latihan nanti?” setelah terdiam beberapa menit lamanya, akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulutnya.

Aku tersenyum mendengarnya. Sudah berapa lama kami berpacaran, tapi ia masih malu seperti ini. Harusnya tadi aku harus mengambil ponsel atau apapun untuk merekam tingkah Hui oppa. Harus di abadikan! Sungguh, tingkahnya lucu sekali! Hihi.

Tanpa sadar aku terkekeh didepannya, padahal aku sudah berusaha mati-matian menahan tawa. Aku melirik sejenak kearahnya.

DEG!

Mati aku. Hui oppa menatapku sedari tadi kah?

“Eh, maafkan aku oppa. Maaf.” Tangannya terjulur menyubit pipiku.

“Senang ya melihat kekasihmu seperti tadi? Dasar. Jadi, bagaimana? ” ia tersenyum. Akupun ikut tersenyum bersamanya.

“CALL!”

000

Tepat pukul lima sore, aku dan yang lainnya selesai latihan. Takut membuat Hui oppa menunggu lama, aku segera membereskan barang-barangku ke dalam tote bag dan menghampiri Soyeon yang sedang minum.

“Sooyeon-ah, aku ijin pergi keluar ya”

Soyeon menghentikan kegiatan minumnya dan menatap kearahku yang berdiri didepannya. “Mau pergi kemana?” tanya nya.

“Hui oppa mengajakku pergi berbelanja sebentar. Nanti aku akan langsung pulang ke dorm dengannya. Boleh ya?” Soyeon mengangguk.

“Baiklah, jangan lama-lama ya. Takut terjadi sesuatu. Hati-hati juga ya.” Jawab Soyeon.

“Siap! Aku duluan yaaa~” aku berpamitan pada mereka semua dan langsung keluar dari ruang latihan.

Sebelum menghampiri Hui oppa di studionya, aku pergi ke loker sebentar meletakkan tote bag dan menggantinya dengan tas kecil yang memang kuletakkan di loker untuk berjaga-jaga. Setelah selesai, aku langsung menuju ke studionya.

“Oppa, ayo kita pergi.”

Hui oppa duduk disofa sambil memainkan ponselnya, disampingnya ada sebuah kupluk berwarna hitam. Bukan seperti topi kuning yang tadi ia pakai. Pakaiannya juga sudah berubah eh maksudku berganti.

“Oppa? Kapan ganti bajunya? Oppa kembali ke dorm dulu ya?”  aku berjalan kearahnya, mengambil spot kosong disampingnya.

Aku melihat Hui oppa menggeleng-gelengkan kepalanya, mematikan ponsel dan menitipkannya padaku.

“Aku sedari tadi menunggumu disini, Soojin-ie. Kan aku membawa baju dari dorm tadi.” jawabnya sambil memakai kupluk hitamnya tadi.

“Oh, jadi oppa memang sudah menyiapkan ini semua ya?” aku menatapnya penuh curiga.

“Hehe sudah sudah, ayo kita pergi. Nanti keburu malam.”

Setelah berusaha menghindari banyak orang, akhirnya aku dan Hui oppa sudah berada di salah satu mall.

“Oppa mau mencari apa?” Hui oppa menoleh ke kanan ke kiri mencari sesuatu.

“Aku mau mencari kaos, dimana ya yang bagus?” tanpa berlama-lama, tanganku langsung menggandengnya dan sedikit menariknya.

“Sambil berjalan saja oppa, nanti juga oppa bisa lihat-lihat kaosnya. Ayo~”

“EHHH!”

Suara Hui oppa membuatku mengerem mendadak. Ia berganti menarikku masuk ke salah satu bagian kaos, mengambil kaos berwarna kuning dan menunjukkannya padaku.

“Soojin-ie, ini bagus tidak? Bagaimana?” tanya nya.

“Umm, bagus kok oppa. Oppa mau membeli kaos itu? hanya itu?”

“Sebentar, aku mau mencari lagi yang lainnya.”

Setelah sekian lama mencari dan memilih kaos yang akan ia beli, akhirnya ia membeli tiga potong kaos. Tercetak senyuman merekah di wajahnya.

“Senang sekali ya oppa? Karna sudah mendapatkan kaos yang oppa mau?” godaku.

“Hehe iya, ditambah juga aku mencari kaosnya berdua bersama mu Soojin-ie. Hehe”


For You | Hui x Soojin ✔Where stories live. Discover now