9.

4.6K 681 52
                                    


Sekitar 30 menit hyunjin menunggu jeongin sadar dari pingsannya. Sangat lama sekali, membosankan. Sungguh tidak ada rasa khawatir sekarang justru hatinya senang bisa berduaan bersama jeongin.

“Jeongin, kamu terlalu manis” Hyunjin menatap keseluruhan dari wajah jeongin. Terlihat lugu juga menggemaskan. Apalagi bibirnya. Ia menyukai bibir si kacamata. Ia menyukai senyum polosnya. Ia juga menyukai wajah lucunya. Ia menyukai semuanya.

“Bahkan untuk membiarkan kamu sendirian melewati masa sulit juga aku ga bisa. Itu sebabnya, aku selalu nolongin kamu” bibirnya terucap begitu saja tanpa sadar. Pikirannya hanya tertuju pada satu orang.

“aku denger”

Pria berjaket abu abu yang awalnya sedang menatap pria berkacamata kini tersentak kaget. Ia tidak menyangka jika apa yang ia katakan sadari tadi didengar oleh si pemilik topik.

Jeongin membuka matanya perlahan dan bangkit duduk bersender seraya menatap datar ke arah hyunjin, “aku de-denger apa yang ka-kamu bilang da-dari tadi” sambungnya, kini tatapannya berubah sedikit melembut.

“kenapa ga bangun aja kalo emang udh sadar”

“kenapa harus ba-bangun?”

“Biar kamu ga denger perkataan aku beberapa menit yang lalu”

Jeongin mengangguk lalu tersenyum simpul, “Kalo gitu, a- aku bakal lupain perkataan kamu barusan ”

“Udah sembuh kan? Aku duluan” Hyunjin beranjak duluan. Sebelum benar benar keluar dia menoleh, tanpa tersenyum sedikitpun.

Jeongin menatap punggung hyunjin. Hingga bayangan pria berjaket abu abu itu hilang.

Apa yang ia pikirkan sekarang sungguh tidak masuk akal. Apa yang terjadi dengan pria itu? Maksudnya, untuk apa dia menolong hanya karena jeongin terlihat manis? Apa itu tidak berlebihan? Artinya jika ia tidak manis maka laki laki itu tidak akan menolongnya.

Baiklah. Untuk kali ini, biarkan saja. Lain kalo, jeongin tidak akan menerima pertolongan apapun dari laki laki itu.

“Kayanya, pindah sekolah bukan solusi yang baik buat ngejauhin masalah.” gumannya, sebelum akhirnya dia beranjak pergi dari UKS.

Ting!

New message.

Slide.

DanielKang

Kamu sakit apa je?

Read.

Bosan.

Daniel menjadi lebih protektif sekarang. Ia juga selalu bertanya setiap saat hingga membuat jeongin merasa terbebani. Lagipula, jeongin tidak boleh terlalu baik, ia tidak boleh memberi harapan kepada daniel, yang akhirnya pasti menyakitkan.

“JEONGIN!”

Ia menoleh karena mendengar namanya dipanggil oleh seseorang, tersenyum canggung saat seorang perempuan berponi itu mendekat dengan senyum yang merekah.

“Kamu teh gak papa?” Tanya perempuan itu. Dia tampak menunjukan wajah khawatir. Ia juga memegang tangan jeongin seolah olah memberi tahu rasa khawatirnya.

“A-aku gak papa, Lisa”

Perempuan berponi itu adalah Lisa. Salah satu anggota geng Jennie. Lisa berbeda dengan Jennie dan temannya yang lain. Lisa baik, dia lugu juga perhatian dan lisa juga cantik.

“Serius gak papa? Kalo masih sakit kamu ke UKS aja. Nanti lisa izinin ke pak gurunya kok”

Jeongin tertawa. Ia adalah laki laki, tidak mungkin menunjukan sisi lemahnya dihdapan perempuan.

Maka ia mengusap tangan lisa, dan tersenyum manis. Menunjukan behel nya.

“I'm oke, lisa”

“Bagus kalo gitu. Kamu udah makan?”

“Belum lis”

“mau makan berdua ke kantin apa engga?”

Jeongin berfikir sejenak. sepertinya tidak apa apa makan bersama lisa. Dia adalah wanita yang baik. Jeongin mengangguk, Lisa terlihat begitu bahagia. Tidak lupa ia mengandeng tangan jeongin, menarik lelaki itu menuju kantin yang sudah ramai oleh siswa dan siswi disana.

Mereka berjalan bergandengan, tidak. Maksudnya, hanya lisa yang menggandeng tangan jeongin. Sedangkan jeongin tidak, ia juga tampak tidak risih dengan pandangan melecehkan dari teman teman yang lain, berbeda dengan jeongin tentunya.

“Lisa...”

“Diem aja. Ga usah takut”

jeongin diam. Menutup mulutnya rapat rapat. masih setia dengan senyuman dibibirnya, lisa terlihat bahagia.

Hyunjin sedang duduk didepan kelas bersama dengan teman temannya. Dan jeongin dengan lisa lewat bergandengan tangan. Daniel juga ada disana. Lelaki tampan itu sedang mengabsen siswa yang ikut ekstra basket.

“Ga nyangka gue”

“Ngapa Chan?” jisung bertanya dengan wajah yang terlihat khawatir karena melihat ekspresi sahabatnya.

“Lah itu si cupu. Masa bareng sama cengan gue”

“LAH IYA GOBLOK”

“Dih kesurupan apa si lisa? Mau an sama anak suku pedaleman heran”

“Ya gatau gue nyet. Tapi sakit hati nih pangeran:(”

“Pangeran kuman lo mah. Hama ah” Seungmin menimpali, merasa muak dengan sikap alay dari bang chan.

“Mending solat”

“Tumben si Minho bener kalo ngomong ”

“Gue gituloh. Minho tidak hitam alias kasep” Minho menepuk nepuk dadanya seakan akan dia yang paling tampan disana.

“Lo mah solat jalan. Maksiat juga jalan. Dosa lo mah gitu gitu aja” seungmin angkat bicara lagi, sebelum akhirnya dia pergi ke mesjid, sholat duha.

“MIN LO NGAJAK GUE?!” teriak jisung. Seungmin cuma noleh doang, ga ngegubris jisung. Takut ngerjain kaya waktu itu aja

Hyunjin masih diam. ia menatap jeongin dari jauh, mungkin benar. Hanya dirinya saja yang menyukai sesama jenis di dunia ini. sedangkan orang lain tidak, selain daniel.

Hyunjin tahu sekarang, ia menyukai jeongin. Ia tau, ia bisa merasakan detakan yang sama dengan yang ia alami saat bersama Alm. Mantan kekasihnya dulu.

Melihat kedekatan jeongin dan Lisa.

Haruskah ia menyerah sebelum berjuang?

•••••••

ᴍʏ ɴᴇʀᴅ ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ•Hyunjeong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang