Sinar matahari menggangu tidur nyenyak dua orang yang tengah bergelung dibawah Selimut yang sama. Orang yang tak lain adalah Sherlyn dan pria yang ia tolong semalam. Pria itu segera membuka matanya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah wanita yang tak ia kenali tidur disampingnya dengan kondisi naked. Ia segera mengecek kondisinya dan ternyata ia dan wanita itu sama sama dengan kondisi yang sama.
Pria itu melihat bercak darah dikasur sprei dan ia sungguh frustasi. Pria itu mengusap wajahnya kasar,ini untuk kedua kalinya Revan memerawani anak orang.
"Hey bangun" ucap pria itu sembari menggerakkan tubuh wanita disampingnya.
"Engggg" erang wanita itu ketika tubuhnya digoyangka oleh pria bernama Revan itu. Revan sendiri susah payah menelan ludahnya melihat pemandangan dipagi hari ini.
"Bangun woy" ucap Revan setengah berteriak dihadapan wanita ini.
"Aaaaaaaa" Wanita itu berteriak kencang ketika melihat Revan dihadapannya, ia segera menarik selimutnya menutupi tubuhnya lalu menangis sejadi jadinya.
"Maaf" ucap Revan pelan namun tak terdengar jawaban dari gadis disampingnya ini. Gadis ini masih terus saja menangis sampai Revan menyerah.
"Apa mau kamu" ucap Revan pada gadis dihadapannya.
Gadis bernama Sherlyn itu mendongakkan kepalanya dan menatap Revan.
*plaak* Sherlyn menampar Revan.
"Kamu tanya apa mau aku? Mau aku adalah kamu harus tanggung jawab sama aku bego! Kamu yang udah ambil harta yang aku jaga selama 20th ini dan kamu masih tanya mau aku apa? Gimana nanti kalo aku hamil" ucap gadis itu setengah berteriak.
"Kamu gak mungkin hamil,kita hanya sekali melakukan ini" balas Revan santai. Fikirannya tiba tiba mengingat saat pertama kali ia melakukan hubungan terlarang bersama Hulya beberapa tahun yang lalu dan Hulya langsung hamil saa itu.
"Aku saat ini ada dalam masa subur aku bodoh,aku berani bertaruh cepat atau lambat aku pasti hamil" ucap Sherlyn sambil menangis.
Mendengar ucapan wanita dihadapannya membuat Revan memejamkan matanya erat. Ia pusing setengah mati saat ini. belum selesai masalahnya bersama keluarganya apa iya masalahnya harus ditambah lagi dengan kehamilan wanita disampingnya ini?
“Kamu gak mungkin hamil, kamu percaya sama aku, teori yang mengatakan kalau kamu akan hamil saat sedang masa subur itu palsu” ucap Revan pada Sherlyn dan juga pada dirinya sendiri.
“Gila kamu” ucap Sherlyn lirih.
“Maaf” ucap Revan sekali lagi pada Sherlyn.
Sherlyn mengabaikan uncapan Revan begitu saja. Revan sendiri kesal karena diabaikan oleh Sherlyn. Ia memutuskan untuk bangkit dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai lalu meninggalkan Sherlyn yang masih menangis.
Sherlyn membiarkan Revan pergi meninggalkannya, untunglah Sherlyn bukan wanita bodoh, ia sudah menyimpan beberapa data dari pria yang ia ketahui bernama Revan tersebut. Sherlyn bahkan menyalin nomor ponsel milik kakaknya Revan, dan bisa Sherlyn pastikan jika ia akan mengejar Revan sampai kapanpun itu.
Sherlyn mencari ponselnya yang ada didalam laci mejanya lalu menghubungi nomor milik Reyhan yang ia fikir adalah kakaknya Revan karena semalam saat ia mencari nomor diponsel milik Revan yang tidak dipassword Sherlyn fikir hanya Reyhan yang dapat dihubungi karena diponsel itu hanya ada 10 kontak. Kontak kedua orangtua Revan, Reyhan dan sisanya adalah sahabat Revan dari pada Sherlyn menghubungi kedua orangtua Revan lebih baik Sherlyn menghubungi kakaknya Revan.
“Hallo ini siapa ya?” ucap seorang pria ketika sambungan mereka terhubung.
“Uhm... maaf apa benar ini nomor milik kak Reyhan”

YOU ARE READING
Sherlyn's Diary [COMPLETE]✔
RomanceHaii guyss..... Ada yang udah baca ceritaku yang judulnya Hulya? Kalau ada kalian pasti tahu tokoh Sherlyna itu siapa? Kalau yang belum tau gapapa gausah khawatir karena Sherlyn dan Hulya tidak berkaitan. Sherlyn hanya muncul dibeberapa part dicerit...