Dubrakkk
Andin pun tersungkur dilantai sama sepertinya laki-laiki yang juga tersungkur dilantai.
"Lu klo jalan pake mata ga si!!" Ucap andin kesal. Sambil berusaha berdiri yang dibantu oleh mika.
"Jalan tuh pake kaki. Klo pake mata, kasian mata gua. Ntar kelilipan" ucap orang itu santai.
"Dasarr nyebelinnn!!" Namun orang itu terus berjalan. Tanpa mau mengiraukan ucap serapan andin.
"Udah din. Ayo kita kekantin aja yuk" ajak mika sambil mendorong pundak andin dari belakang.
Suasana kantin saat ini ramai sekali. Akhirnya mereka mencari meja yang kosong. Namun nihil semua bangku terisi penuh.
"Mik kita ga dapet tempat duduk nih"
Ucap andin sambil melihat sekitaran kantin
"Yaudah kita makannya di pinggir lapangan aja yuk"
"Ya udah yuk. Lo mau beli apa din?"
"Kayanya gua mau beli es bang ujang aja deh"
"Yodah gua ke tempat batagor dulu ya ndin. Tungguin jan kemana-mana" ucap mika sambil berjalan menuju tukang batagor.
Andin pun mulai menuju tempat es bang ujang. Namun tiba-tiba ada yang memegang pundaknya.
"Astagfirullah bikin kaget aja lu di" sambil melihat dion yang tertawa.
"Sumpah muka lu tadi komuk bangat dah" ucap dion sambil berusaha mehentikan tawanya
"Lagian lu mau beli apa si. Gua liatin kaya orang bingung din. Mau gua beliin ga?" Tawar dion
"Mau beli es bang ujang di. Yaudah gua nitip ya. Nih duitnya" andin pun mengasih duit selembar sepuluh ribuan. Namun dion pun langung ngacir, tanpa mengambil uang yang diberikan andin.
"Dasar aneh" yang hanya melihat pundak belakang dion.
Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya dion dateng dengan dua gelas es coklat.
"Makasih ya. Gua mau langsung nyari mika dulu di"
"Lama bangat lu din. Yaudah yuk kita ke lapangan. Keburu masuk nih"
Mereka pun tiba di lapangan. Yang biasanya dipakai untuk bermain basket.
"Din btw cowok yg nabrak lu tadi itu kayanya bukan anak sekolah ini deh"
" ya alhamdulilllah klo laya gitu mik" seru andin sambil tetap fokus pada esnya.
"Tapi dia cakep loh din, kli aja dia jodoh lu. Kan lu udah lama tuh menjomblo" ucap mika asal. Yang membuat andin yang sedang meminum pun tersedak.
"Gua jomblo itu ada alasannya mik" andin yang berusaha membela diri
"Yain aja dah biar cepet" yang sudah tau akan jawaban yang diberikan mika.
"Yodah yuk kekelas". Mereka berdua pun berjalan menuju kekelas.
Akhirnya bel pulang pun berdering. Semua murid-murid bergegas pulang.
Andin oun menuju tpat parkir. Didana sudah ada dion dkk.
"Ayo di"
"Yuk" dion pun mulai memakai helm fullfacenya.
"Bro gua duluan ya" dion pun sambil menekan klaksin motornya.
Selama diperjalan mereka berdua terdiam. Mereka berdua tidak tahu topik apa yang harus dibicarakan. Akhirny mereka berdua sudah sampai dirumah andin.
"Din ntr mau ikut ga ke toko musik?" Andin pun hanya menggeleng sebagai jawabannya.
"Yodah gua langsung pulang aja ya. Salam buat bunda" dion pun langsung pergi menuju toko rumahnya. Dan pergi ke toko musik.
Dion pun pergi sendirian ketempat langganan perlengkapan musiknya. Namun tiba-tiba dia mendengar ada lantunan musik.
"Anjirr keren bet nih main pianonya" dalam hati sambil mencari tahu siapa yang memainkan piano tersebut.
Dion pun melihat seorang wanita yang sedang memainkan piano. Namun tiba-tiba wanita tersebut melihat ke arah dion.
Mereka pun saling diam tampa ada yg mau memberi satu kata pun
😒😒😒
Yeayyy update againnn 🙆🙆🙆
Jangan bosen-bosen ya baca cerita aku.
Makasih para readersQuee 😊😊😊
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Just a friend to you
Teen FictionDion dan andin sudah besahabat sejak kecil, tepatnya ketika mereka dipertemukan di taman bermain perumahan tersebut. Orang bilang cinta akan timbul seiring dengan berjalannya waktu? Apakah ada yang menyimpan perasaan lain? Apa hanya perasaan sebata...
