Warning

3.8K 583 14
                                    


Ketiga namja itu kembali ke rumah saat salah satunya mendapatkan titah untuk segera pulang dan tanpa bantahan.

Saat mereka masuk tak ada perubahan posisi sama sekali, hanya ada sedikit perbedaan, sekarang sudah lebih sepi dari pada saat sebelum mereka pergi.

"Kemarilah." Sang wanita tua kembali mengeluarkan titah.

Kali ini bukan wanita tua yang beberapa tahun kebelakang Renjun panggil ibu, melainkan ayahanda Mark, "Renjun duduk lah, dan kau Xiaojun bawalah Mark ke kamar mu."

Renjun sedikit khawatir entah tentang apa, namun perasaanya mengatakan akan ada hal buruk yang akan menimpanya.

"Ada apa? Kenapa cuma Renjun yang disuruh tinggal?"

"Tidak ada penolakan Mark Lee." Duo namja yang di usir tadi segera menyingkir dengan perasaan gusar. Xiaojun sempat mengacak rambut Renjun sebelum naik ke kamarnya untuk sedikit menenangkan perasaan sang adik yang terlihat sangat tak nyaman dengan kodisi saat ini.

🍃🍃🍃

Xiaojun menjatuhkan badan lelahnya ke atas kasur tercinta. Begitu banyak hal yang terjadi dan berlalu begitu cepat sejak sore tadi.

"Itu ada apaan coba, ngapain Renjun diajak ngomong kita kaga."

"Lu kenapa sih Mark? Khawatir banget keliatannya."

"Lu bisa santai saat ade lo duduk sendirian di sana sama orang-orang tua itu?"

Xiaojun duduk untuk menyamakan posisinya dengan Mark yang tengah meminum soda yang tadi dia ambil di lemari dingin milik Xiaojun.

"Pasti ada hal penting yang bakal diomongin. Tapi gua yakin itu demi kebaikan Renjun, dan dia pasti bisa. Emang kenapa si?"

Mark membuang bekas kaleng soda yang tadi ia minum, "Lu ga tau aja anak buah siapa yang bokap lo bunuh."

Xiaojun yang sedari tadi mencoba bersikap tenang kini mulai khawatir dengan apa yang akan terjadi.

"Bokap gua bukan pembunuh, gua percaya itu." Xiaojun sedikit tersinggung dengan ucapan Mark barusan.

"Ga perduli bokap lo salah ato engga, resiko yang kalian tanggung ga bakal main-main."

"Maksud lo apaan njing?!"

"Ngegas boss q. Gua cuma peringatin lo doang. Kalian ga bisa gerak kalo di bawah kendali lawan bokap kalian."

Xiaojun sudah tak bisa menahan segala emosi yang di timbulkan akibat ucapan Mark tadi.

"Jangan emosi sama gua dulu. Gua juga ga mau Renjun kenapa-kenapa."

"Bacot ah. Jelasin ke gua siapa yang berani ngelakuin itu ke keluarga gua!"

"Keluarga temen gua. Mereka bukan orang sembarangan."

Mengeluarkan smirk andalannya sebelum beranjak dari kamar Xiaojun. Xiaojun masih terdiam memandangi hilangnya punggung Mark.

"Berarti Mark ga main-main. Kalo bener itu keluarga temennya pasti dia tau seluk beluk keluarga itu. Lonjin-ya gua berharap lu bakal baik-baik aja, semoga lu selalu di lindungi tuhan."


















































Hayo Renjun bakal diapain sama bokapnya Markonah? Bisa nebak? Double up! Terimakasyiii'•'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo Renjun bakal diapain sama bokapnya Markonah? Bisa nebak? Double up! Terimakasyiii'•'

Wicked End - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang