5

549 94 18
                                    

Nayoung langsung panik begitu tau Ong demam.

Dia langsung ngompres, terus nyuruh Ong minum paracetamol, udahnya dia nelepon PD nya kalo dia nggak bisa ikut pemotretan hari ini, dan nelepon Ren untuk ngomong langsung sama PD nya Ong kalo Ong hari ini nggak bisa syuting.

Ong yang lemes gitu ketawa aja ngeliat Nayoung yang sibuk banget. Padahal dia cuma demam.

Nayoung nyamperin Ong lagi. Dia megang jidat dan leher Ong untuk meriksa suhu tubuhnya. "Udah lumayan turun sih, tapi masih anget."

Waktu Nayoung mau pergi lagi, Ong langsung narik tangan Nayoung.

"Kenapa, yang? Ada yang dirasa?" tanya Nayoung lembut banget. Jujur Ong geli, tapi seneng banget.

"Ada." lirih Ong.

"Kenapa? Apa yang sakit? Apa kita mau ke dokter aja?"

Ong naro tangan Nayoung di dadanya. "Disini. Aku ngerasa bersalah sama kamu."

"Ngerasa bersalah kenapa?"

"Aku udah salah paham sama kamu, aku udah bentak kamu, aku udah jahat sama kamu, maafin aku ya."

Nayoung senyum manis banget. "Iya, aku maafin kok. Kamu cepet sembuh ya, kan udah aku maafin."

Mereka pun saling tatap dengan penuh senyuman.

"Yang, aku kangen." kata Ong manja.

"Uluu, kangen nih?" goda Nayoung. Dia pun langsung meluk Ong yang posisinya masih tiduran.

Ong ngelus kepala Nayoung, terus dia cium puncak kepala Nayoung.

"Yang, kok kamu bau?" tanya Ong.

"Bau-baunya bakal hidup sama kamu selamanya."

"Nggak, seriusan, kamu bau."

Nayoung langsung ngelepas pelukannya. "Yaudah kalo aku bau nggak usah peluk! Lagian kan aku tadi baru bangun tidur langsung sibuk."

Ong ketawa. "Iya iya, paham, tapi aku tetep sayang kok. Uluuluu sini peyuk lagi sini, anak pinter."

Nayoung langsung meluk Ong lebih erat dari sebelumnya.

"Yang, kok kamu pinter sih?" tanya Ong.

"Pinterlah, anak siapa dulu."

"Pinter apa coba?"

"Pinter apa geh?"

"Pinter ngerebut hati aku."

"Alhamdulillah kamu udah bisa ngegombal berarti udah sembuh. Aku siap-siap dulu ya mau kerja."

"Yah, yaaanngg... Ihh... Aku masih sakit. Yaanngg jangan kerja dongggg!!"






Dan setelah kejadian itu, Ong Nayoung malah makin nempel.

Ya walaupun masih suka debat-debat gitu, tapi kan mereka mah tiada hari tanpa debat.

No cemburu-cemburuan, no pelakor-pelakoran.

Mereka yakin, kalo mereka saling percaya, nggak akan ada yang bisa misahin mereka kecuali maut.

Jadi, kunci suatu hubungan agar bisa tetap utuh adalah,

Saling percaya!

***

"AAAAAAAAAAAAAAAAAA....."

Ong yang lagi maen hago langsung ngelempar hp nya begitu denger Nayoung teriak kenceng banget. Ong pun lari nyamperin Nayoung di dapur.

"Kenapa, yang? Ada apa?" tanya Ong panik.

✔ Ong's Family [Ong Seongwoo X Im Nayoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang