00.1 prologue;

7.7K 937 72
                                    


TRAUMA

"Aku hamil."

Ah, Sehun tahu hal seperti ini akan datang suatu saat pada akhirnya. Tapi, mengapa harus secepat ini. Dan lagi, kenapa harus wanita ini?

Hening, setelah dua kata yang keluar dari bibir seorang gadis dengan surai hitam itu terlontar. Sosok lain yang menjadi lawan bicara si gadis hanya diam dalam bungkam, satu alis lelaki itu terangkat.

Kedua manik tajam itu menatap intens pada si gadis, senyum tipis tersungging di bibir tipis gadis itu sejauh mata tajamnya menelisik.

Si lelaki mendengus pelan lalu berkata dengan nada acuh. "Kau bercanda?"

Senyum tipis di bibir si gadis luntur dalam sekejap, kedua manik hitamnya mengerjap pelan. Lalu menggeleng pelan, masih terlihat baik-baik saja meski sang lawan bicara mulai merasa tidak suka dengan pembicaraan tersebut.

"Tentu saja tidak, aku benar-benar hamil." si gadis menjelaskan dengan yakin, lalu menunduk dengan kedua tangannya yang mulai sibuk mencari sesuatu di dalam tas LV yang ia bawa bersamanya. "Aku bahkan sudah memeriksanya pada dokter Park sebelum ke sini, " katanya masih terlihat antusias.

"Cukup." suara rendah itu menghentikan si gadis, bersamaan dengan sebuah tangan besar yang mencengkeram pergelangan tangannya kuat.

"Hentikan omong kosongmu." katanya dengan rahang mengeras.

"Se...Sehun." gadis itu memanggil si pelaku yang mencengkeram tangannya. Kedua matanya memancarkan sebuah ketakutan dan kebingungn.

Kemana perginya Oh Sehun yang selalu tersenyum ramah dan berkata lembut pada Sara?

Seolah-olah orang asing dari dunia lain telah merasuki jiwa Sehun dalam sekejap mata, orang yang berada di hadapannya benar-benar asing.

Sehun mendengus dingin sekali lagi, kedua manik tajamnya menelisik ekspresi si gadis yang terkejut akan perbuatannya. "Aku tidak bisa percaya begitu saja, mungkin saja itu anak lelaki lain." tutur Sehun tidak habis pikir, melirik tipispada perut rata Sara.

"Asal kau tahu," Sehun menunduk, mendekatkan wajahnya pada si gadis yang kini tengah mendongak menatap dirinya. "Kau hanya salah satu dari sekian banyak wanita, yang rela memberikan tubuhnya padaku dengan suka rela." sebuah seringai tipis menghiasi sudut bibir Sehun.

Oh tidak, sejak kapan Sehun memandang Sara dengan sorot mata seperti ini?

Sehun-nya yang lemah lembut dan selalu memanggil namanya dengan suara menenangkan seolah hilang ditelan iblis, dan iblis tersebut kini menguasi tubuh Sehun.

Sehun kembali menjauh dari si gadis, melepaskan cengkeramannya. "Kau beruntung karena kau salah satu putri rekan bisnisku." Katanya santai, tersenyum tipis tanpa dosa.

"Dan kau masih bisa datang padaku," tambahnya masih terlihat santai. Mengabaikan tatapan si gadis yang sedikit terkejut. "Aku akan dengan senang hati membuatmu orgasme sepanjang malam. "

Sehun berbalik, hendak kembali ke kursi kebesarannya. Namun baru dua langkah, lelaki jangkung itu kembali memutar tubuhnya. "Oh iya, hentikan sandiwaramu. Aku tidak akan mudah terpedaya hanya karena kau mengatakan bahwa kau hamil. Sudah berpuluh-puluh wanita datang kemari dan mengatakan omong kosong semacam ini."

Sehun pikir, gadis itu akan memaki dirinya, atau setidaknya dia berteriak dan menampar wajahnya tampannya. Seperti yang beberapa wanita penjilat lakukan padanya.

Tapi gadis ini tidak, kening Sehun bahkan sampai berkerut heran mendapati gadis itu tersenyum tipis saat dia beranjak dari duduknya.

"Maafkan aku, aku tahu kau belum bisa menerima semua ini. Tapi, aku akan kembali." Kata si gadis sebelum berlalu dari sana, setelah membungkuk singkat pada Sehun.

"Percaya diri sekali."

Bahkan, setelah gadis itu keluar dari ruangan Sehun. Rungu sang gadis masih bisa mendengar samar suara meremehkan yang keluar dari mulut sialan Sehun.

...

Seharusnya hari itu Sara tidak perlu mengucapkan kebenaran itu, seharusnya Sara tidak menemui Sehun, seharusnya Sara tidak terbuai oleh rayuan seorang Oh Sehun, seharusnya Sara tidak pernah mengenal Oh Sehun...

Seharusnya, seharusnya. Dan selamanya hanya akan menjadi penyesalan, Sara tahu itu dengan baik.

Siapa yang salah di sini?

Tidak, bukan Sehun. Bukan juga takdir yang telah membawa Sara pada kesengsaraan ini.

Tapi, Sara sendiri. Iya, ia yang salah. Sara bersalah karena telah membiarkan Sehun mendekam di bagian terdalam hatinya, membiarkan seluruh persepsi tentang Sehun memenuhi benaknya, semua salahnya.

Sejak awal Sara seharusnya sadar, jika lelaki seperti Sehun tidak akan pernah berubah. Sehun akan tetap menjadi Oh Sehun, lelaki tampan dan kaya yang selalu datang ke tempat hiburan, berganti-ganti wanita, membawa wanita berbeda ke kamar hotel. Seolah wanita itu hanya berupa setelan yang selalu ia kenakan, yang bisa ia pakai dan buang saat sudah bosan esok harinya.

Hanya karena lelaki itu pernah mengantarnya pulang satu kali di saat ia terjebak hujan deras, bukan berarti Sara bisa membuat Sehun meninggalkan dunianya. Itu adalah pemikiran terbodoh yang pernah seumur hidup Sara jalani.

Hanya karena senyum manis itu, harusnya Sara tidak tergoda oleh bisikan tak kasat mata yang berkeliaran di kepalanya.

'Bisakah aku melihat senyum itu lagi, setiap saat, setiap waktu. Hanya untukku'

Jika saja Sara tahu, bahwa di masa mendatang. Senyum itulah yang juga akan menghancurkan hatinya, jiwanya, juga dunianya.

Sayangnya, semua itu terasa sudah tidak berarti lagi kini. Semua itu hanya menyisakan sesal yang teramat mendalam untuk seorang Kim Sara.

Karena, lelaki itu adalah pusat kehancurannya.


TRAUMA

ㅡTRAUMAㅡ

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.
Trauma [M] - END -Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα