10-END

7.3K 1.1K 468
                                    

Gaes, mungkin kalau kalian sadar sepanjang ff ini bahasanya tuh gonta-ganti kadang baku dan kadang non baku. Maaf banget kalau nggak nyaman. Tapi, khusus chap terakhir ini pake bahasa semi-baku.

Baca sampai bawah ya gaes, ada yang mau aku omongin ke kamu. EA

***

[25 Agustus 2020]

"Pagi sayang..."

Daniel tersenyum, Seongwoo membalasnya.

Dua tahun berlalu.

Entah berapa ribu foto dan video yang Daniel kumpulkan untuk diceritakan ke Seongwoo setiap harinya.

Terhitung tujuh ratus sembilan puluh kali Seongwoo mengenal Daniel dan mendengarkan cerita yang sama. Tapi nggak ada satu pun memori yang diingatnya.

Jujur. Di sudut hati Daniel yang paling dalam, ada rasa bosan. Bosan karena dia harus menceritakan hal yang sama setiap harinya, tentang awal mereka ketemu. Tapi, setelah melihat senyuman, mata yang berbinar, ekspresi antusias, juga kalimat cinta dari Seongwoo setiap harinya, rasa bosan itu hilang seketika.

Usapan lembut di pipinya itu membuat Daniel tersenyum, "Aku cinta kamu," Seongwoo mengecup pipi Daniel.

"Duduk sini dulu biar aku ambilin sesuatu," Daniel menggiring Seongwoo buat duduk di meja makan, setelah itu Daniel mengambil sesuatu dari lemari es.

"Selamat ulang tahun, sayang!"

Seongwoo tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya saat Daniel membawa sebuah kue di tangannya, "Hari ini aku ulang tahun?"

Daniel mengangguk, "Kamu ulang tahun yang ke dua puluh tiga. Doaku yang terbaik buat kamu dan... cepat sembuh ya."

Daniel memasang lilin di atas kue itu dan menyuruh Seongwoo membuat permohonan. Sebelumnya, Daniel sudah merekam semuanya dengan kamera handphonenya.

"Makasih, Daniel!"

Daniel mengecup lembut kening Seongwoo di depannya.

"Kamu mau hadiah apa? Hm? Apa aja bakal aku turutin."

Seongwoo menarik tangan Daniel, menyuruhnya untuk duduk di kursi sampingnya.

"Aku cuma mau kamu, nemenin aku sampai menua. Itu aja."

"Itu aja? Gampang banget!"

"Jangan ngeremehin ya, Niel! Ujung-ujungnya kamu ninggalin aku lagi gimana? Apalagi kondisi aku kayak gini," Seongwoo mencebikkan bibirnya.

Daniel tertawa, "Woo, lihat aku deh!"

Seongwoo menatap Daniel, sedetik kemudian langsung mengalihkan pandangannya.

"A—apa?"

"Menurutmu tatapan aku kayak gimana?"

Seongwoo diam. Bagaimana bisa dia jawab kalau Daniel menatap dia sedalam itu dengan jarak sedekat ini.

"Woo, ayo jawab."

"Ng—gak tahu lah! Ngapain tanya itu sih?"

"Karena aku nggak tahu lagi harus ngungkapin perasaan aku dengan cara apa. Jadi, cuma sekedar tatapan mata aja aku harap kamu tahu perasaan aku gimana. Kamu tahu, mata nggak pernah bisa bohong."

Seongwoo berhambur ke pelukan Daniel, "Aku cuma takut kamu pergi lagi."

"Kalo itu mungkin, udah aku lakuin dari dulu. Tapi buktinya aku masih di sini, aku masih jadi orang pertama yang ngucapin selamat pagi walaupun kamu nggak ingat siapa aku. Aku cinta kamu, Woo."

Ongcheongi | Ongniel [✔]Where stories live. Discover now