~

225 25 5
                                    

Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi

Naruto © Masashi Kishimoto

a general crossover fanfiction

Akashi Seijuuro X Hyuuga Hinata

____________________________________________________

Akashi Seijuuro mendongakkan kepala bersama sehela napas lelah. Hari ini adalah hari yang berat. Ia dipastikan gagal lulus kuliah semester ini karena permasalahan konyol antara dua dosen pembimbingnya. Lalu, proposal pekerjaannya ditolak karena pimpinannya itu sedang bertengkar dengan istrinya. Jika saja ia cenayang atau paling tidak punya kenalan penyihir, ia pasti sudah mengirimkan kutukan mimpi buruk pada dosen dan pimpinannya itu, agar mereka tahu bagaimana rasanya terjaga sepanjang malam di bawah tekanan dan target. Setidaknya ... mereka harus tahu bagaimana menghargai usaha dan jam tidurnya.

Seijuuro mendecih. Bahkan langit malam tidak memberinya hiburan apapun. Bintang hilang. Bulan memburam. Hitam. Kosong. Dingin. Hampa. Kota ini terpapar terlalu banyak polusi cahaya. Bulan ini terbiasa mewadahi musim dingin. Sempurna. Esok, ia mungkin akan mengurung diri seharian di dalam kamar, mengunci pintu, mematikan ponsel, dan tidak melakukan apapun. Persetan dengan semua revisian.

Pemuda itu baru akan melanjutkan langkah ketika tiba-tiba telinganya menangkap suara petikan senar gitar. Sayup dan pelan. Pandangannya teralihkan.

Di sana. Di taman bermain anak-anak, di pinggir bak pasir dengan ayunan di atasnya, seorang perempuan duduk memangku gitar, diam memandang kosong ke depan. Tubuhnya masih terbalut seragam sekolah. Ransel tergeletak di sampingnya. Seijuuro menajamkan matanya. Ia mengerutkan kening begitu mengenali sosok itu. Hyuuga Hinata. Pemilik balkon bercahaya karena tumpahan cat fosfor—yang letaknya tepat di samping kamarnya. Penyuka malam dan musik akustik. Anak sulung pemilik unit apartemen yang nomornya hanya berbeda satu angka belakang dengan miliknya. Tetangganya.

Dengan pandangan masih tertuju pada Hinata, Seijuuro merogoh kantong celananya. Ia dapat merasakan beberapa koin bergemerincing di dalam. Satu kali kejapan dan embusan napas, ia membalik langkahnya. Berjalan ke arah berlawanan dari jalan pulang.

...

Hyuuga Hinata memainkan beberapa nada tanpa benar-benar mengingat sebuah lagu. Ia hanya ingin menemani malam dan kesendirian yang tengah kesepian. Ia sedang tenggelam dalam lengan melankolia.

Namun, suara jejak yang terdengar mendekat mengusiknya. Ia menoleh. Meski tidak menduga sama sekali, ia tidak terkejut melihat sosok itu, yang mendekat dengan kedua tangan menenteng kaleng minuman.

Akashi Seijuuro. Mahasiswa yang tinggal sendirian di unit apartemen di samping milik keluarganya. Adiknya, Hyuuga Hanabi pernah mendapati pemuda itu hampir pingsan di depan pintu dengan tangan mencengkeram perut. Penyakit maag-nya kambuh. Sejak saat itu, Hanabi sering mengundang pemuda itu untuk makan malam bersama. Dari itu, Hinata mengetahui bahwa Seijuuro adalah pemuda yang selalu menyunggingkan senyum sopan— untuk jawaban iya atau pun tidak. Hinata mengira, pemuda pasti punya banyak rahasia. Di kepala dan di hatinya juga di matanya.


Seijuuro berhenti di hadapan Hinata. Ia mengulurkan sekaleng minuman dingin. Hinata mendongak, wajahnya memasang ekspresi datar, "Akashi?" bisikan itu hampir tidak terdengar.

"Kau tidak suka soda?" Pemuda itu mengerutkan alisnya, memasang ekspresi kaget yang dibuat-dibuat. "Atau mau ini ...." Ia menarik tangannya kemudian ganti menyodorkan tangannya yang lain, "Bir. Alkohol," lanjutnya.

'cause night is so precious ✔️Where stories live. Discover now