Honesty ~ 01

102 11 0
                                    

Pukul 05.00 KST

"Eugh.." Shin Hye meringis saat dirinya membuka mata di pagi hari. Tubuhnya terasa pegal. Terutama kedua kakinya, yang terasa sedikit ngilu.

"Hah.." helanya, sebenarnya igin tidur beberapa menit lagi. Tapi kebiasaan bangun pagi telah mendisiplinkan tubuhnya. Jadi percuma jika dirinya masih berada di atas ranjang. Karena bagaimana pun kerasnya dia berjuang untuk kembali tidur, dirinya tidak akan berhasil. Maka Shin Hye, segera beranjak ke kamar mandi. Meninggalkan suaminya yang masih terlelap di sisinya.

Berdiri di depan kaca. Usai Shin Hye menyikat giginya, ingatannya kembali pada kegiatan panas dirinya dengan sang suami -Jung Yong Hwa- tadi malam.

Gerakan Shin Hye terhenti. Dia tanpa sadar tersenyum. "Dia sungguh terlalu berlebihan.." ujarnya. Sebal bercampur malu. Karena ingat, jika dirinya juga telah mengerang begitu keras dengan tindakan berlebihan sang suami.

"Ck! Aku juga kenapa, bisa berubah begitu liar?" Shin Hye memejamkan matanya, di saat dia melihat di cermin jika wajahnya berubah merah. Namun kemudian, kedua mata itu kembali terbuka. Seulas senyum terbentuk. Perasaan malunya pun kini berubah dengan perasaan berbunga-bunga, karena pemikiran jika Yong Hwa telah tergila-gila dengan tubuhnya. Hingga Shin Hye tersadar, dia memukul wajahnya satu sisi dengan pelan. "Hentikan pikiran sesatmu!" ujarnya berusaha mengingatkan dirinya sendiri. Namun senyuman itu belum juga luntur, hingga suara sang suami terdengar.

"Sayang..!"

Shin Hye tergagap. Dia segera bersikap normal. "Ya! aku disini!" jawabnya, seraya menyalakan kran.

Cekrek

Shin Hye menoleh, saat suara pintu terbuka. Yong Hwa melangkah mendekat ke arahnya, dan langsung memeluknya dari belakang, dengan wajahnya berada di lehernya -sedang bersikap manja.

Shin Hye melihat dirinya dan suaminya di kaca, langsung salah tingkah. "Apa yang kau lakukan..bersiaplah dulu..aku akan membuatkan sarapan dan bekal untukmu." ujarnya, melepaskan diri, lalu melangkah keluar.

Yong Hwa mengangkat satu alisnya heran, namun kemudian mengikuti perintah sang istri. Masuk ke dalam kamar mandi, bersiap berangkat ke kantor.

OoOoO

"Sayang.." panggil Yong Hwa pada sang istri. Dengan dasi yang belum terpasang, dia melangkah ke dapur. Melihat Shin Hye telah menyelaikan tugasnya menutup kotak bekal. Dia berjalan mendekat dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Shin Hye. Memeluk istrinya dari belakang.

Shin Hye menoleh sekilas, lalu berbalik. Dia memasang dasi Yong Hwa dalam diam. Membuat Yong Hwa gemas. Diam-diam melayangkan kecupan di bibir pinkis istrinya.

"Ck! Apa yang kau lakukan?" Yong Hwa terkekeh. "Apa hari ini kau akan pulang cepat?" tanyanya, mengalihkan.

Shin Hye menggeleng. Raut wajahnya berubah lesu, masalah yang semalam sempat terlupakan kini kembali tergiang di otaknya berkali-kali lebih berat.

"Maaf dokter Jung. Kita hanya bekerja sesuai prosedur. Anda jelas tahu jika department bedah saraf menurut laporan keuangan sebenarnya sering berada pada masa krisis. Grafik pendapatan lebih condong mengalami penurunan, dalam masa observasi selama tiga tahun. Jadi bisa di katakan department ini bahkan secara jelas tidak memberikan profit apapun bagi rumah sakit. Tidak sebanding dengan banyaknya biaya yang harus keluarkan. Tapi kita juga tidak akan begitu saja menutup department ini, setidaknya kami memberikan tenggang waktu selama enam bulan. Dengan syarat, adanya pemotongan anggaran, untuk menutup banyaknya kerugian yang di tanggung pihak rumah sakit juga beberapa department lain yang telah banyak membantu department bedah saraf sebelumnya."

HONESTYWhere stories live. Discover now