Lima

42.7K 2K 123
                                    

Budayakan vote!!!!!






"Oke! Berarti acara kemping nya kita undur sampai satu minggu sebelum wisuda ya." Malvin menyampaikan keputusan final dari rapat mereka.

Terhitung ada lebih kurang 20 anggota rapat sekaligus panitia dalam acara graduation camp ini. Mereka mengangguk serempak.

"Untuk panitia konsumsi, dan perlengkapan tolong dua hari sebelum keberangkatan di periksa lagi, biar gak ada yang tertinggal." Malvin menatap peserta rapat.

"Ok vin." Jawab Dimas, selaku ketua dsri panitia konsumsi melingkup panitia perlengkapan.

"Ya udah, rapat kita sampai di sini dulu. Dua hari sebelum keberangkatan, kita briefing lagi." Malvin menyudahi rapat sore itu.

Satu persatu peserta rapat mulai meninggalkan ruangan sekre BEM. Malvin melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kiri nya, sudah satu jam dia meninggalkan Zeta di uks bersama dengan Gevan. Ya, dengan Gevan. Pasal nya, Rendra dan Risky ada pratikum di lab kimia. Sementara Pop Girl, entah kemana sejak kejadian di kantin tadi.

Dengan langkah lebar Malvin keluar dari sekre BEM, dia benar-benar tidak tenang selama rapat berlangsung. Jika saja rapat hari ini bisa di gantikan mungkin dia akan memilih untuk menemani kekasihnya di uks.

Langkah Malvin terhenti saat seseorang tiba-tiba menghalangi langkah nya. Mata dingin nya menyorot ke mata gadis berpakaian super minim ini. Gadis yang sama, yang telah menyelakai gadisnya.

Malvin meneliti wajah gadis itu, kedua wajah gadis itu sedikit terlihat merah seperti habis di tampar bolak balik. Dia menyeringai, saat menyadari siapa yang melakukan itu. Pikiran nya tiba-tiba saja terpusat pada ucapan Sabrina tadi di uks.

"Berani banget lo muncul di hadapan gue! Masih punya nyali? Setelah lo nyelakain cewek gue?" Malvin bersuara dingin, namun terdengar tajam sarat dengan emosi yang tertahan.

"Gue gak sengaja Vin."

Malvin menepis kuat tangan gadis itu saat menyentuh lengan nya. "Gak usah bohong lo! Lo pikir gue gak tau hah?!"

Gadis itu menggeram. "Bukan gue yang salah, tapi emang cewek lo aja yang lemah. Di senggol dikit aja, udah kesungkur kayak gitu, gimana---arghh."

Suara sinis gadis itu berubah menjadi ringisan, saat merasakan Malvin mencengkram kuat dagu nya. Membuat dagu nta seakan remuk seketika.

Malvin menyentak dagu itu agar mendekat ke arah nya, rahang nya mengeras. "Sekali lagi lo macem-macem sama cewek gue! Gue akan bikin tangan dan kaki lo putus! Dan satu lagi, sekali lagi lo ngerendahin cewek gue, gue sendiri yang akan nyobek mulut lo in!"

"Arghhh---"

Malvin menyentak dagu gadis itu hingga terlepas dari cengkraman nya.

"Lo harus nya sadar Vin! Cewek penyakitan kayak gitu gak pantes buat lo! Dia cuman bisa nyusahin lo doang!"

Tangan Malvin terangkat ke udara, bersiap melayangkan tamparan nya ke pipi gadis itu, sebelum mata nya menangkap sosok seseorang yang berdiri tepat di belakang gadis itu.

"Zeta!" Gumam Malvin pelan. Tanpa buang waktu lagi, Malvin langsung saja memghampiri kekasihnya itu. Mata nya masih menatap sorot mata sendu gadisnya itu. Apa Zeta mendengar ucapan gadis sialan itu?

"Hey sayang? Kamu ngapain di sini? Gevan mana?" Malvin mengusap lembut sebelah pipi Zeta, tatapan nya berubah lembut.

Bukan nya menjawab, mata Zeta justru melirik ke arah gadis berpakaian minim yang hanya bisa menutupi setengah paha nya itu. Mata sendu Zeta bertemu dengan mata tajam gadis itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[MZ Series 2] Posessive Fiance (End) (Pindah Ke Dreame)Where stories live. Discover now