Kepingan satu

16 3 0
                                    

Orang bilang, jatuh cinta itu menyenangkan.

Well pepatah itu bisa lo katakan benar tapi bisa lo katakan salah kalau lo jatuh cintanya sama orang yang salah. Sialnya, sampai detik ini gue merasa termasuk salah satu orang di opsi yang salah.

Bagi gue, jatuh cinta itu menyakitkan. Salahin hati gue yang seenak hatinya jatuh cinta sama sahabat gue dari masa putih biru. Sang partner in crime gue dalam segala hal menyesatkan yang pernah gue lakuin di masa hidup gue dan seseorang yang membuat gue ragu tentang kecewekan gue jika saja gue gak jatuh cinta ke dia yang jelas-jelas lawan jenis gue.

Sebenarnya kalau dikatakan sahabat kurang tepat juga. Justru selama 7 tahun gue ngenal dia yang ada kita itu selalu berantam-musuhan-temanan-berantam lagi-musuhan lagi-temanan lagi dan gitu terus sampai mampus. Tapi kalau kalian nanya tentang dia ke gue, gue tetap bisa jawab kalau gue paham dia layaknya dia yang paham gue gimana.

Dan disini, gue bakalan ceritain kisah gue selama 7 tahun ngenal dia. Tapi untuk pertama-tama tolong hilangin bayangan cowok tipe most wanted dikepala kalian karena dari cerita gue nanti kalian bakalan tau seberapa biasanya dia.

Jika diibaratkan dengan chapter komik yang terbit sekali setiap minggu.  Pertama kali gue jumpa dia disaat komik mengenai kehidupan gue memasuki chapter 639. Yang artinya disitu gue masih jadi dedek dedek emesh kelas 2 SMP.

Well,  terimakasih kepada sekolah yang tiba-tiba melakukan pengacakan kelas di masa itu. 

Mulai dari kecil, gue merupakan anak yang pemalu jika mendapatkan pusat perhatian. I mean, gue tipe yang sangat-sangat tidak suka dipandang oleh orang lain.

Jadi begitu gue memasuki kelas baru gue, yang gue lakukan adalah jalan secepat mungkin kesalah satu bangku pojokan sambil berharap gak ada satupun yang nyadari kehadiran gue.  Yang nyatanya gak mungkin terjadi dikarenakan gue menemukan seseorang telah berdiri disamping gue begitu gue duduk.

Itu dia. Seorang anak laki-laki berbadan kurus yang terlihat lucu diseragam baju putih-birunya yang terlihat sedikit kebesaran.

"Anderson Ivander" nama itu keluar dari bibirnya disertai dengan sebuah tangan yang terjulur. "Amelya Christine"  gue membalas uluran tangannya. 

Suasana antara gue dan dia sempat hening begitu gue dan Anderson melepaskan jabatan tangan kami.

"Seragam baru juga?" gue lupa dimasa dulu gue sekikuk apa sampai gue gak tau harus ngomong apa dan menghasilkan pertanyaan gak penting kayak gitu.

"Semester baru, seragam baru" gue gak tau dulu dia sepolos apa sampai mau ngejawab pertanyaan gak penting kayak gitu. 

"Kau gendut" dan gue tau kalau kepolosan dia hanyalah imajinasi belaka karena yang sebenarnya, dari dulu sampai sekarang dia adalah seorang bajingan.

Oke gue harus akui, gue dimasa lalu termasuk anak yang kelebihan berat badan 5 kg dari yang seharusnya. Tapi menurut gue itu gak salah. Gue masih smp dan kata mama gue, gue harus banyak makan untuk nutrisi pertumbuhan gue. Terbukti dimasa ini gue tumbuh dengan baik dengan tubuh yang baik pula.

"Kata mama harus banyak makan biar cepat besar dan badannya gak kecil" kalimat yang gue ucapkan saat itu sepertinya membuat Anderson kesal. Wajahnya berubah menjadi raut tak suka sebelum pergi meninggalkan gue yang kebingungan.

Gue salah apa?
 
22 Juni 2012 menjadi salah hari yang bersejarah bagi gue. Hari dimana gue mengenal dia untuk pertama kalinya.  Dan hari dimana gue dan dia musuhan untuk pertama kalinya mengingat dia yang menatap gue gak suka selama beberapa minggu kedepan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always Coming BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang