21. Luka di Dalam Luka

352 46 1
                                    

"  kalau kamu ke London, trus hubungan kita gimana? "

" ya, kita LDR-an lah! Kan sekarang udah canggih. Ada sosmed. Kaya masih hidup di jaman batu aja "
Tutur Dinda.

" tapi rasanya beda, Din. Kita akan jarang ketemu "

" I know. Tapi masa kamu akan ngelarang aku buat ngejar impian aku sih?  Cuma dua tahun. Habis itu aku balik ke Indo kok". Dinda semakin cemberut karena sepertinya Ryan tidak setuju.

"  dua tahun bukan waktu yang sebentar! "

" kamu kenapa sih? Aku kesana buat ngejar impian aku! Aku udah lama pengen dapet beasiswa ke sana. Dan sekarang, kesempatan itu datang dan kamu? Kamu cuma ngehalangin impian aku!  Harusnya kalau kamu sayang sama aku, kamu dukung dong keputusan aku! Bukan malah ngehalangin".

" bukan itu maksud aku.. "
Tak sempat ia melanjutkan Dinda telah memotong ucapannya.

" argh.. serah deh! Yang jelas aku akan tetap ke London. Karena kesempatan tak datang dua kali. Meskipun kamu nggak setuju! "
Dinda pergi meninggalkan Ryan yang menatap kepergiannya nanar.

" arghhhh!!!! ". Ucap Ryan frustasi sambil menghantamkan tanganya ke dinding. Ia tak berniat mengejar Dinda sama sekali. Pikirannya kacau.

--

Sudah 3 hari, Ryan dan Dinda tidak pernah bertemu seperti biasanya. Padahal mereka sering menghabiskan waktu bersama pada jam istirahat. Hingga tiba saat keberangkatan Dinda ke London Dinda juga tak memberi tahu Ryan.

" permisi tante, Dinda ada di rumah? "
Tanya Ryan saat ia ke rumah Dinda 1 hari setelah keberangkatnya ke London.

" loh? Kok kamu nggak tahu? Dinda kan kemaren udah berangkat ke London? "
Ryan terdiam mencerna kata-kata mamanya Dinda.

" hmm.. ni tante tahu! Kalian lagi marahan ya? "

" iya tante. Kemaren, Ryan sempat nggak setuju kalau Dinda ke London. Trus ya, gini deh hehe "
Jelas Ryan.

Sejak kejadian itu, Ryan tak pernah bertemu Dinda lagi. Bahkan mereka tidak pernah saling berkomunikasi bahkan sekedar berkata hello.

Flashback off

" dan, setelah itu aku nggak tahu lagi kemana arah hubungan kami. Aku berusaha ngelupain dia. Tapi aku nggak bisa. Sampai akhirnya aku ketemu kamu. Awalnya aku cuma anggap kamu adek, tapi aku fikir sudah saatnya aku luapin Dinda. Dan aku memilih untuk pacaran sama kamu "

Tess

Air mata Elya kembali terjatuh tanpa terasa. Dadanya terasa sesak bukan main. Kata demi kata yang keluar dari mulut Ryan begitu menusuk hatinya.

Jadi aku cuma pelarian?. Batin Elya teriris. Ryan kembali melanjutkan ceritanya.

" Dua tahun berlalu, hingga takdir mempertemukan aku dan Dinda kembali. Awalnya aku nggak mengenalnya karena penampilannya telah berubah. Namun perlahan aku mengingatnya. Dan ... "
Belum sempat Ryan meneruskan ceritanya, Elya begitu saja memotongnya.

" dan aku tahu kisah selanjutnya. Kalian semakin sering bertemu dan melepas kerinduan hingga tiba saatnya kalian balikan lagi. Itu kan kisah selanjutnya? "
Air mata Elya semakin deras. Sudah cukup ia bertahan. Amarahnya memuncak. Dan... Satu tamparan mendarat di pipi Ryan.

Plakk!

" pengecut! "

" kalau lo belum bisa ngelupain dia. Lalu kenapa aku yang jadi pelarian? "

jarak dan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang