•~proluge~•

12.7K 698 82
                                    

Bulan bersinar begitu terang di atas sana dengan sekelompok bintang yang mengelilinginya. Membuat cahayanya mengisi tiap inci kekosongan di ingatanku.

Ada bulan,
Berarti ada kehidupan

Ada bintang,
Berarti ada harapan.

Namun berbeda dengan hidup yang harus kujalani setiap detiknya.

Sunyi tanpa tujuan dan hilang tanpa bekas.

Bahkan aku lupa kapan terakhir kalinya aku tertawa bersama mereka.

Jika kau tau, aku seperti orang bodoh yang mengharapkan hujan di musim kemarau.

Apakah kau yakin ingin membaca kisahku?

Kisah yang porak poranda seperti air deras yang mengamuk di musim semi.

Dan kisah yang luas seperti hamparan samudra di dunia.

:
:
:

Opps aku hampir lupa...

Namaku Kim Taehyung, anak bungsu dari keluarga Kim.

Keluarga yang selalu ku rindukan kehadirannya,
Keluarga yang selalu ku rindukan canda tawanya. Dan
Keluarga terhebat yang pernah ku miliki.

Kata Eomma aku istimewah, entahlah istimewah karena aku anak yang terlalu cerdas atau karena aku terlahir prematur.

Bukan kata Eomma saja tapi kata appa dan juga Hyungdeul. Mereka bilang
"kami senang Taetae hadir di kehidupan kami. Taetae harus kuat ne, biar bisa main dengan hyungdeul. Kami menyayangimu Taelion" Itulah kalimat yang sempat ku dengar sebelum semua pandanganku menjadi gelap.

Selalu ada senyum Hoseokie hyung yang menenangkan, wajah Jinnie hyung yang cerah, dan tatapan dari Yoongie hyung yang penuh kasih sayang. Mereka selalu berada di sampingku hingga tubuhku kembali bertenaga seperti anak normal yang lainnya.

Aku selalu bercanda dengan Hoseok hyung, memasak bersama eomma dan Jin hyung dan mengobrol bersama appa dan juga Yoongi hyung.

Mereka menyayangiku dan aku sangat menyayangi mereka. Aku bagaikan baby angel yang sangat mereka jaga.

Aku sangat bahagia.
Saking bahagianya, aku sampai tidak sadar, jika keluargaku akan meninggalkanku secara perlahan.

Itu semua terjadi saat umurku baru menginjak 3 tahun,

Kasih sayang dan kehangatan keluarga itu mulai luntur padaku seiring dengan tangis seorang bayi yang menggema keseluruh ruangan.

Appa, eomma dan hyungdeul meninggalkanku di ruang tamu bersama Lee Ahjumma. Mereka seakan-akan lebih memilih bayi kecil yang sempurna itu di bandingkan dengan diriku.

Wajah mereka begitu bahagia seperti disaat pertama kali mereka melihat diriku.

Aku termenung, sambil memeluk boneka singaku, sampai tangan hangat nan besar itu menggenggam jemari mungil milikku "Lihatlah Taetae akan menjadi seorang hyung. Apakah Taetae senang?"

Aku mengangguk dan tersenyum pada Yoongi hyung saat itu. Hatiku juga tak bisa di bohongi, bahwa aku mulai menyayangi adiku yang bernama Kim Jungkook. Dia begitu manis dan sempurna. Tidak sepertiku yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, itu semua karena aku terlahir prematur.

Seiring dengan berjalannya waktu dan umurku sudah menginjak 4 tahun. Aku bagaikan seorang kakak yang selalu menjaga adikku yang masih kecil. Umurku dengan Jungkook hanya beda 2 tahun.

Aku lebih sering mengalah untuk Jungkook bahkan dengan kasih sayang seluruh keluargaku juga. Aku bagaikan orang asing di keluargaku. Mereka tak acuh dan jarang memperhatikanku. Hanya ada nama Jungkook di pikiran mereka. Sementara nama Taehyung sudah terhapus bahkan hampir terlupakan.

Bagiku itu tak masalah,
Tapi yang membuat mentalku makin tertekan adalah saat Appa memukulku menggunakan hanger ataupun ikat pinggang. Semua itu karena Jungkook.

Saat anak itu jatuh ataupun menangis. Pasti selalu aku yang terkena pukulan dari appa. Appa bilang aku tak becus menjaga Jungkook. Padahal itu semua bukan salah ku, tapi salah kelinci buntal itu sendiri.

Appa juga pilih kasih...

Kata appa, mainanku mainan Jungkook juga. Tapi kalau mainan Jungkook tetap punya Jungkook.

Aku hanya pasrah, dan semua keluargaku hanya terdiam saat aku mendapatkan sikap diskriminasi dari appa. Mereka juga menyalahkanku jika terjadi sesuatu pada Jungkook.

Semuanya hanya sayang pada Jungkook. Namja manis bergigi kelinci itu sangat manja. Manja pada semua orang. Tapi ia tak pernah dimarahi dan selalu di beri apa yang ia mau. Sementara aku? Cih! Jangan harap!
Merengek saja sudah mendapatkan sebuah tamparan dari Appa.

Cukup tertarik dengan kisah ku?















-Aku menyayangimu, Kim Jungkook. Tapi aku juga membencimu. Karena kau lah aku di asingkan oleh seluruh anggota keluargaku. Terima kasih telah hadir sebagai perusak kebahagiaanku.




Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang