X - Hubungan Yang Rumit

15.5K 2.3K 106
                                    

Satu lagi hari yang lain dalam hidup Freya. Setelah minggu yang melelahkan dengan kedua keponakan tersayangnya. Freya harus kembali menghadapi realita kerja. Meski ada sedikit perdebatan kecil antara dirinya dan Raikan kemarin, Freya tak ingin memikirkannya. Mungkin ia dan pria itu tak berjodoh. Karena mereka tak memiliki prinsip yang sependapat perihal pernikahan. Tapi biarlah, Freya akan tetap pada rencana awalnya. Mencari pria yang pantas menjadi calon menantu Mama.

Pagi di kantor Freya lalui dengan sarapan di gerai kopi yang berada di lantai bawah gedung kantornya. Ini semua karena Mama yang tak bisa menyiapkan sarapan. Pagi-pagi sekali Mama sudah dijemput oleh adiknya karena kondisi Nenek Freya sedang tak baik. Sejak semalam Neneknya memang sudah dirawat di salah satu rumah sakit. Karena itu Freya terpaksa pergi ke kantor lebih pagi untuk bisa sarapan di tempat itu. Bukan karena Freya tak bisa menyiapkan sarapannya sendiri. Tapi Freya tak sempat.

“Tumben sarapan di sini Frey?” Kiren menghampiri gadis itu tiba-tiba.

“Enggak sempat sarapan di rumah.”

“Oh ya, udah dengar berita terbaru belum?”

“Apa? Pak Yudhistira mau nikah?”

Kirena terperangah mendengar jawaban Freya. Perempuan itu menatap Freya penuh selidik. Beberapa waktu belakangan Freya memang tak lagi mengeluhkan perihal sikap tegas Yudhistira sejak pria itu memarahi Freya. Meski tak tahu apa yang tepatnya terjadi pada keduanya. Tapi Kirena yakin ada sesuatu di antara Freya dan atasannya itu.

“Kenapa tiba-tiba ngomongin Pak Yudhistira?”

Freya menggigit lidahnya yang keceplosan. “Eh, itu...”

“Kamu udah baikan sama Pak Yudhistira?”

Dahi Freya mengerut mendengar pertanyaan Kirena. “Baikan? Memang aku sama Pak Yudhistira kenapa?”

“Ya kan kemarin kamu kayak yang berseteru gitu sama si Bapak. Apalagi sejak insiden yang dia marah-marah di kantor.”

Freya menyeruput kopinya sebelum bicara. “Saat itu memang aku yang salah kok.”

“Tapi...”

“Apaan?”

Kirena ingin bicara, tapi gadis itu bingung ingin mengatakan apa. Hingga akhirnya memilih bungkam dan memilih memesan menu seperti halnya Freya. Tak lama Kirena kembali dengan nampan sarapannya.

“Tadi mau kasih tahu berita apaan sih Ki?” tanya Freya mengingat tadi Kirena mendatanginya untuk menyampaikan informasi.

Kirena menepuk dahinya karena melupakan hal itu. “Tuh kan, untung kamu ingatin. Katanya akhir pekan ini ada acara outing gitu dari kantor. Dan bakal diadakan di luar kota. Katanya juga boleh bawa keluarga.”

Freya hanya menggumankan oh tanpa suara. “Eh tapi dalam rangka apa?” tanya Freya akhirnnya.

“Katanya sih buat mempererat hubungan antar karyawan gitu. Juga untuk meningkatkan kinerja. Ya gitu-gitulah.”

Freya akhirnya hanya menggangguk saja. Kalaupun Freya mengikuti acara tersebut hanya dirinya saja yang akan hadir. Mama mana pernah mau diajak mengikuti acara gathering atau outing yang pernah diselenggarakan kantornya. Selain Mama merasa malas untuk ikut serta, beliau juga pasti tak akan mampu mengikuti acara yang biasanya banyak kegiatannya tersebut.

Selesai sarapan Freya dan Kirena kembali ke kantor. Untung saja waktu belum menunjukkan pukul delapan pagi. Masih tersisa sepuluh menit sebelum aktifitas kerja di mulai. Dan beruntung Freya dan Kirena tiba sebelum Bu Mira melakukan inspeksi pagi seperti biasanya. Jadi mereka bisa selamat dari amukan pagi atasan tersebut.

Freya's Project [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now