Wakuncar

1.1K 210 125
                                    

Bukan Bae Irene namanya kalau sukar mendapatkan apa yang ia inginkan. Tas ratusan juta? tiket konser Taylor Swift VVIP seat plus private meeting dengan Swifties di Amerika? Tour Eropa? Halah, keluarganya bisa memberi semua dalam satu jentikan jari. Tapi tentu terdapat konsekuensi. Mulanya ia sangat ingin menjadi seorang model, namun mimpi itu harus sirna karena Irene di persiapkan untuk menjadi dokter spesialis bedah. Masalah jodoh? sudah pasti ia tidak bisa seenaknya memilih.

Satu-satunya pria yang masih gigih untuk mempertahankan benteng bisnis dua keluarga adalah Kang Baekho, si pria kekar berdarah campuran China-Surabaya. Bukan main memang badan juga rupa milik Baekho sebab cukup dapat membuat kaum hawa mimisan ditempat. Irene tahu, lelaki yang lebih muda empat tahun itu telah memiliki tambatan hati. Gila kan? tapi ia tetap mendekati Irene agar bisnis kedua keluarga semakin kuat, padahal dirinya sendiri tersiksa.

Tentu Irene selalu punya cara untuk menghindari pria kekar itu. Ia lebih memilih terus menempel di bawah ketiak Junmyeon juga Jinu, dua sepupunya. Oh jangan lupakan Daniel, adik tingkat Irene di kampus yang sempat mendeklarasikan perasaannya di hadapan ratusan orang saat didapuk menjadi perwakilan mahasiswa pemberi sambutan ketika wisuda sarjana kedokteran dulu. Kini si bocah itu hanya bisa menjadi tameng Irene kapanpun di butuhkan. 

Ajakan untuk ta'aruf oleh banyak pria kaya raya, sholeh, haji dan umrah berkali-kali, bahkan seorang da'i? sudah bukan hal aneh. Jawaban Irene tetap sama, yaitu tidak. Tidak hingga ia menemukan satu spesies langka, yang ia temukan sendiri bahkan.. amati.

Kini RSUD itu bukan satu tempat yang tidak menyenangkan, tapi menjadi tempat favorit Irene. Tempat pertama kali berjumpa dengan Mino. Bahkan keluarganya, lingkaran persahabatannya, juga.. motor kesukaannya.

Sudah dua minggu sejak pertemuan mereka yang absurd terjadi, mungkin kata yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi Mino sekarang adalah kacau. Bak mimpi di siang bolong memang melihat pemandangan pagi hari ini Irene sedang meminum secangkir teh di taman belakang rumahnya bersama Mami Chaerin. Mino berulang kali menggosokan mata, menyipitkan pandangan, bahkan menampar pipinya sendiri saking tak percaya akan situasi yang ia lihat.

"Eh anak mami baru bangun.. sini no, ada dokter Irene.." ucap Mami sembari mengayunkan tangan mengajak Mino untuk bergabung.

Mino malah terdiam, membuka mulutnya lebar-lebar.

"Mulutnya tutup, nanti ada laler masuk!" sahut Jennie tiba-tiba muncul bergabung dengan dua wanita di kursi taman.

Seakan paham otak anaknya sedang loading, Mami bilang "biasa rene, anak tante tuh kalau libur suka gitu.."
"..abis sholat subuh malah tidur lagi, bangun-bangun gak inget bumi.."

Jennie yang kini duduk menyilangkan kaki mulai mengejek kakaknya sendiri, "makanya aku kan udah ingetin aa abis subuh jangan tidur lagi.. otaknya suka jadi ilang kan? Bener gak mih?"

Irene tersenyum manis mendengar gadis mungil itu mengejek kakaknya, usil.

"Ekhm.. Mm.. itu.. ada.. telfon dari mbin.." ucap Mino terbata-bata. Jennie langsung panik mencari letak handphone miliknya disekitar, tapi nihil. Lalu berlari terbirit-birit menuju kamar. Parahnya Mino auto menutup pintu kamar Jennie setelah berhasil menyusul adiknya buru-buru "Tapiii tipeng.. Wleeeeeee"

"Aa ih gak lucu! Udah tau dia lagi di rawat.. nyebelin!" amuk Jennie menghujani Mino dengan pukulan.

"Kalo gak gini pasti kamu gak mau aa bawa keluar.."

"Ya tapi ga usah bilang mbin nelfon juga.. aku takutnya bunda ngasih tau mbin kenapa-kenapa.."

"Yaudah sih, gausa heboh.."

"Abis nyebelin! Mau nanya apa sih? Hm?"

"Itu.. Irene ngapain ke rumah?"

"Wakuncar kali.." jawab Jennie asal.

Crazy Rich GarutKde žijí příběhy. Začni objevovat