Usai hujan deras menerpa, ia pergi dengan pelan-pelan. Beralih menjadi rintik, membentuk genangan, membuat suasana menjadi dingin dan aku menikmatinya. Tak lupa, ia pamit meninggalkan spektrum warna matahari. Pelangi. Ia hadir dengan penuh warna dan dalam akan makna. Layaknya kau, Tuan. Hadirmu dalam rangka pamit, lalu pergi begitu saja. Menyisakan bekas-bekas keindahan, mencipta warna-warni yang hanya ada dalam ingatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/172975720-288-k312945.jpg)
YOU ARE READING
Jeritan Aksara
PoetryKumpulan kata syahdu dengan alunan melodi indah yang bersatu padu merangkai keterikatan jiwa. Jiwa dapat menutupi keberadaan cinta, menjaga dalam suatu keterdiaman. Adalah sebuah rasa yang berada dalam realita namun tak terlihat oleh mata, tak dapat...