30

2.8K 623 64
                                    

🐰

Daniel menghela napasnya berat, ia mengusap wajahnya. Lelaki tampan itu hanya bisa menatap Woojin yang baru saja terlelap dengan mata sembab yang membengkak.

Daniel mendekat, mengecup kening Woojin beberapa lamanya sebelum memutuskan meninggalkan calon anaknya tidur.

Ia berjalan menuju dapur, Seongwu tadi bersikeras untuk membuatkan makan malam untuknya. Padahal Daniel tahu, Seongwu masih memikirkan dimana keberadaan si bungsu, putri yang sangat disayanginya.

Daniel berdiri di ambang lorong, memperhatikan Seongwu yang duduk di kursi, matanya kosong, tapi terus mengeluarkan buliran bening.

Ia mendekat, menarik kursi tepat di sebelah Seongwu. Mengusap pipi tirus tersebut hingga si empu mengerjap dan menoleh ke arahnya. Daniel mencium kedua matanya.

"Tetaplah tegar, kita doakan Daehwi dalam keadaan baik-baik saja saat ini."

Seongwu mengangguk walaupun kembali menangis. Daniel menariknya dalam rengkuhan, memberikan usapan dan sesekali mencium puncak kepala Seongwu. Ia juga memberikan kata-kat penenang untuk Seongwu yang kehilangan saat ini.

"Da-daniel, ba-bagaimana kalau penculik itu menyakitinya ? Oh Ya Tuhan, aku tidak bisa membayangkannya."

"Ssst, jangan berkata seperti itu sayang. Daehwi pasti baik-baik saja, percaya padaku. Kau tahu kan putri kita itu anak baik ? Aku yakin penculik itu tidak berani menyakitinya, Daehwi terlalu menggemaskan untuk dibuat menangis."

Tidak ada jawaban dari Seongwu, hanya isak tangis yang sedikit mereda darinya.

🐰

Seongwu ditemani Daniel memasuki firma hukum Donghyun, wanita itu hari ini memakai kacamata untuk menutupi yang membengkak. Bahkan Seongwu kembali menangis selama perjalan menuju ke sini.

Ini sudah hari ke-2, polisi sudah menerima kasus hilangnya Daehwi namun belum ada juga kemajuan yanh membuat Kang Daniel sedikit kesal dengan kepolisian.

Donghyun menoleh ketika pintu ruangannya terbuka, Seongwu dan Daniel masuk. Ia mendekati sang adik kesayangannya lalu merengkuhnya.

"Bersabarlah."

Seongwu mengangguk masih dengan isakan. Daniel hany menatapi kedua kakak beradik itu tanpa berniat mengganggu.

Donghyun mengecup kening Seongwu sekilas dan mengusapnya, menuntun sang adik duduk dan memulai percakapan dengan keduanya.

"Setelah melihat cctv dan bantuan rekanku, pelakunua tidak lain pengasuh Daehwi dan Woojin dulu di panti asuhan."

Seongwu dan Daniel mendengarkan semua penjelasan yang dimiliki Donghyun.

"Lalu apa yang akan kau lakukan Oppa ?"

"Aku pasti akan mengejarnya Wu, tapi jejaknya berakhir di Ulsan. Polisi setempag sudah memeriksa seluruh rumah dan sekitarnya, tapi mereka belum menemukan apapun."

Seongwu menghela napasnya, ia meraih kacamata yang bertengger di hidungnya lalu memijat pangkal hidungnya.

Daniel yang duduk disebelahnya ikut memijit bahu Seongwu.

"Kau tidak boleh terus bersedih Wu, kau juga harus memikirkan Woojin."

Seongwu mengangguk, ia mengangkat wajahnya dan menatap Donghyun di seberangnya.

"Aku hanya berharap kalian cepat menemukan Daehwi, aku takut ia menangis dan terluka."

Donghyun mengusap wajahnya, ia benar-benar tidak tahan melihat Seongwu yang bersedih. Bahkan Donghyun sendiri mengepalkan tangannya ketika melihat manik mata Seongwu yang memohon dengan buliran beningnya yang mengalir.

Mommy ||Ongniel|| GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang