- I -

2.1K 181 30
                                    

🍷 KookV 🍷

. . .

Trailer Video Edited by :

kang edit abal-abal (a.k.a me myself)

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Seumur hidupnya, Kim Taehyung tidak pernah menantang dirinya sendiri. Lahir di keluarga kaya raya membuat hidupnya serba terjamin layaknya putra raja. Dia tak pernah bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu. Apa yang diinginkannya selalu tersedia dengan mudah. Ayah yang tegas dan ibu cerewet tak membuat Taehyung serta-merta banyak dikekang. Selama prestasinya tak turun, dia boleh meminta apa saja, dan prestasi memang tak pernah menjadi kekurangannya.

Selama ini, yang diketahui Taehyung hanyalah menjalani hari-hari indah dan menikmati hidup dalam suka. Dia baru menyadari bahwa kehidupannya yang sempurna ini bukanlah miliknya. Dua puluh tahun lebih hidupnya ternyata sebuah skenario, yang telah direncanakan dan ditulis bukan oleh dirinya.

“Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau selama ini, kau selalu bebas melakukan apa saja—jadi kali ini turuti apa kata Papa.”

Makan malam hari itu mendadak tak terasa hangat seperti biasanya.

Di meja makan Taehyung bertanya-tanya bagaimana hidupnya yang selama ini bebas bisa mendadak terasa jungkir balik dalam sekejap. “Tapi, soal menikah … itu kan ….”

“Jangan menolaknya, ya.” Sang ibu memegang tangan Taehyung dan mengusapnya lembut, membuat Taehyung merasa berat untuk mengutarakan pendapat.

“Pa, Ma,” kata Taehyung sembari memandang kedua orang tuanya, “aku mengerti—tapi … apa ini tidak terlalu mendadak? Aku baru saja mendapat gelar sarjanaku hari ini.”

Dari dulu selalu begitu, Taehyung memang tak bisa terang-terangan membantah ayah dan ibunya. Dia tak pernah sekali pun membangkang atau mendebat mereka. Mana mungkin dia berani.

“Lebih cepat lebih baik, bukan? Setelah menikah kau bisa langsung bergabung di perusahaan bersama mertuamu,” ujar sang ayah yang bagai menjatuhkan Taehyung untuk yang kedua kali.

“Tapi aku sudah diterima magang di—”

“Itu tidak perlu,” sang ayah menyela ucapan Taehyung. “Tuan Park sudah menyiapkan jabatan untukmu di perusahaannya.”

Taehyung kehilangan kata-kata. Hatinya meyakini bahwa dirinya berhak menolak, tapi dia tak menemukan pembelaan dan cara yang tepat. Dia tak bisa melontarkan sederet alasan yang ada di kepalanya.

Sewaktu Taehyung masih diam dengan raut bimbang, sang ibu mendekat dan menyentuh bahunya. “Tuan Park yakin kau bisa bertanggung jawab. Kau sudah membuktikan dirimu saat pelatihan sebelumnya. Dan lagi, kau juga sudah mengenal calonmu. Kalian sudah sering bertemu.”

An Empty Glass | KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang