🍂LIMA BELAS(o1)🍂

1.1K 276 4
                                    

"A past that never be forgotten will always be a stumbling block."

         Setelah mendengar cerita dari Suri. Kini, Alex sedang duduk memikirkan hal yang entah sejak kapan mengganggu pikirannya. "Arghh! Sial! Ada apa denganku?." Dia mengacak rambutnya dengan kasar. Hingga lagu adele –Hello terdengar dari ponselnya.

          Dia tahu orang itu pasti menginginkan berita terbaru darinya. Entah apa yang ada didalam pikiran Alex hingga ia berniat akan melaporkan masalah ini.

        "Hallo."

         "Dia menemuimu hari ini?."

          Dari mana dia tahu?, batin Alex. Pria itu benar – benar peramal. Alex saja bahkan belum memberitahukannya jadwal Suri konsultasi. "Yes. Techincally, she came through me crying and fainted." Alex menjelaskan kronologi kejadiannya.

           "Maksudmu? Dia pingsan lagi? Ada apa sebenarnya dengan dirinya, Alex?. Kenapa dia selalu pingsan?."

           Alex mendesah. apa pria itu bodoh? Sudah jelas karena ulahnya dulu yang membuat Suri menjadi seperti ini. Menjadi wanita lemah dan rapuh.

         "Are you asking me, Mr?!"

        Terdengar helaan nafas berat di seberang sana. "Sorry. Jadi, apa yang terjadi hingga membuatnya pingsan?."

         Alex memikirkan kembali perihal ucapan orang itu beberapa waktu lalu. Jika dia berhasil membuat Suri sembuh dan menemui keluarganya. Dia di tunjuk sebagai calon kuat untuk menjadi suami Suri. Tadinya dia pikir hal itu terlalu gegabah. Hanya karena ingin kembali dekat dan mendapat pengakuan dari Suri sebagai orang tua. Mereka mengijinkan Alex untuk menikahinya. Tapi, apa hal ini benar? Tentu saja tidak. Ini sama saja mereka tidak menghargai Suri.

        Tapi, ketika Alex mengingat ucapan Suri yang menyukai pria lain yang membuatnya terpuruk parah kemarin. Sangat mengejutkan Alex. Secara tidak sadar dia ingin menerima penawaran dari lawan bicaranya itu.

         "Sebelum saya menceritakan hal itu. Ada yang ingin saya tanyakan sebelumnya."

         Pria diseberang sana mengijinkan Alex untuk berbicara. "Apa penawaran untuk menjadi suami-nya masih berlaku?."

          Kini terdengar tawa sarkas dari lawan bicara. "Bukankah tadinya kamu menolak? Kenapa sekarang berubah pikiran? Apa kamu mencintainya?."

         "Jika saya berkata tentang perasaan saya sekarang. Saya belum siap. Karena saya sendiri belum meyakinkan hati saya. Apa saya mencintainya, menyayanginya atau hanya kasian dan peduli dengannya sebagai salah satu pasien saya."

         "Lalu apa masalah sebenarnya yang ingin kamu sampaikan?."

        "Hal ini berhubungan dengan keadaan dirinya. Yang mana membuat dirinya kembali drop seperti waktu itu."

          "Katakan apa masalahnya, sialan!." Ada nada tidak sabar yang terdengar di seberang sana.

          "Dia mencintai pria lain..."

           kata – kata Alex di potong oleh sang lawan bicara. "Lalu apa masalahnya jika dia mencintai orang lain, Alex? Apa kamu cemburu?. Aku tidak akan memaksa dia untuk menikah denganmu jika dia menyukai orang lain. Aku hanya mengakatakan hal itu jika dia sedang tidak menyukai siapapun."

         Dengan geram Alex menyampaikan kejadian yang sebenarnya terjadi hingga membuat lawan bicaranya terdiam seribu bahasa. "Dia mencintai pria lain. Dan pria itu sudah menikah. Saya sudah mencari informasinya dari Jessica. Hal itu yang membuatnya drop waktu itu. Dan, asal anda tahu, Suri belum mengetahui perihal pernikahan pria itu. jadi, jika dia mendengar kabar itu. bisa saya pastiakan keadaannya akan berada di fase yang sangat membahayakan."

HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)Where stories live. Discover now