2. Akhir yang Bahagia

1.6K 75 11
                                    

Setelah menaiki bus, aku memilih tempat duduk paling belakang, setidaknya agar aku bisa menenangkan hatiku dulu. Kupeluk erat tas kecil yang selalu kubawa jika pergi ke mana pun. Ya, tas ini adalah tas yang diberikan olehnya saat hari ulang tahunku dulu. Entah disambar apa dia karena telah membelikanku sebuah tas fusae brand yang terkenal sangat mahal.

.

.

"Hakase, di mana Haibara?" samar-samar terdengar suara yang tak asing bagiku.

"Ada di kamar, kamu hampiri saja dia." jawab Hakase.

"Kupikir dia ada di lab." tunggu, lab? Sudah kuduga dia ke sini pasti karena mau meminta antidote itu.

Tok... Tok...

Mendengar ketukan pintu itu, aku sudah menyiapkan diri mendengar rengekannya demi antidote yang sangat diidamkannya.

"Ada apa?" tanyaku dengan nada yang datar.

"Kalau mau minta antidote itu...."

"Taraa! Happy birthday Haibara!!" aku terkejut ketika ia mengulurkan kedua tangannya yang menopang sebuah kotak berukuran sedang.

"Apa ini?" tanyaku dengan ling lung, entah karena senang atau bingung.

"Hadiah, hari ini ulang tahunmu kan?" ia bertanya balik untuk memastikan dengan sebuah senyuman khas anak kecil.

Aku memandanginya sesaat, ragu untuk menerimanya. Mungkin karena sudah lama aku tidak diberi hadiah ulang tahun.

Melihatku hanya mematung, ia memaksa masuk ke dalam kamarku.

"Hei, apa yang kau lakukan?" tanyaku menjerit. Belum pernah ada orang lain yang memasuki kamarku.

"Karena kau tidak menerimanya dengan tanganmu, lebih baik kutaruh di atas meja belajarmu." jawabnya setelah ia berhasil menerobos masuk.

"Dari mana kau tahu hari ini ulang tahunku?" tanyaku penasaran.

"Kemarin, pas kamu sudah pulang duluan, tiga anak itu bilang hari ini kamu ulang tahun dan mereka ingin memberimu hadiah." jawabnya seraya duduk di lantai kamar yang ditutupi karpet bergambar Doraemon.

"Begitu..."

"Bukalah Haibara!" ucapnya menyuruhku.

"Eeh?! Harus sekarang?"

"Tentu saja, aku ingin melihat wajah bahagiamu." jawabnya dengan nyengir yang lebar.

"Huh, apa maksudnya 'wajah bahagia'?"

"Sudahlah, pokoknya buka saja."

Aku menuruti perintahnya. Ketika kotaknya telah terbuka, kedua mataku membulat. Ya, aku terkejut, ia memberikanku barang yang saat ini sangat kuinginkan. "Waah, tas fusae model terbaru." ucapku senang dengan mata yang berbinar, segera kupeluk tas tersebut.

"Kudo-kun, benar ini tidak apa?" tanyaku setelah kulepaskan tas itu dari pelukanku.

Ia terlihat mengangguk mantap menanggapi pertanyaanku. "Yatta!!" seruku kegirangan, walaupun aku masih tidak percaya ia memberiku hadiah yang sangat mahal bagiku.

"Aku lebih suka melihatmu tersenyum seperti ini, Haibara..." katanya sehingga pandanganku mengarah padanya.

"Eh?"

"Seperti anak kecil, coba kalau kau marah, seperti nenek-nenek." lanjutnya dengan nada mengejek. Dengan segera aku melempar tutup kotak yang ada di dekatku ke arahnya, tapi Kudo-kun berhasil menghindarinya, ia seperti sudah terlatih.

My TRUE Feeling That I Can't Tell Him Where stories live. Discover now