Pagi dini hari, Anna terbangun dengan sangat panik. "Jam berapa ini?!" ucapnya sambil mencari handphone-nya. "Aduh! Sudah jam lima lewat. Aku harus segera siap-siap ke kantor." Lalu, dia bergegas ke lemari bajunya mengambil baju ganti untuk ke kantor. 'Eh, tunggu dulu. Ini kan hari sabtu,' pikirnya sambil berhenti sejenak. Lalu, ia tersenyum sambil menaruh kembali baju ganti itu di dalam lemari. "Bodohnya aku. Mungkin karena terlalu fokus ke pekerjaan, aku sampai lupa kalau hari ini aku libur," ucapnya.
Kemudian, dia melihat Sera yang masih tidur lelap di kasur. Anna berjalan kembali ke kasur. Sera memutar badannya. Melihat wajah Sera yang sedang tidur, Anna tersenyum sambil membelai rambut Sera yang berantakan. Ia belai pipinya sambil berpikir, 'Kenapa aku bisa jatuh cinta kepadamu ya?'
Lalu, Anna teringat kembali masa-masa di saat dia dan Sera bertemu untuk pertama kalinya. Saat itu, Anna sedang ingin mengikuti audisi untuk masuk ke dalam pembentukan sebuah Girl Band. Ketika itu, Anna sedang berumur delapan belas tahun. Walau dirinya sedang kuliah saat itu, dia tetap ingin mengikuti audisi yang ia damba-dambakan sejak ia kecil dulu. Setelah selesai audisi, ia sangat senang ketika mengetahui bahwa dirinya lolos dan diterima untuk masuk ke dalam kelompok itu, dengan tujuh orang lainnya, termasuk Sera.
Hanya dalam waktu setahun, kepopuleran Girl Band mereka, The Sisters, sangat naik dengan pesat. Kelompok merekapun menjadi sepuluh Girl Band yang paling populer di negaranya, dan masuk ke dua puluh sedunia. Namun, terjadi sebuah kejadian dimana Anna harus mengetahui bahwa impiannya yang ia senangi itu, ada sisi gelap yang ia tidak ketahui.
"Anna, bisakah kau kemari," ucap sang ketua menejer kelompok mereka, Billy. Anna yang sedang latihan koreografi dengan keenam kelompoknya, berjalan menghampiri menejernya. Ia lihat Sera yang sedang berdiri tepat di samping menejer itu. Ia lirik raut muka Sera yang tajam dan datar.
"Ada apa, pak?"
"Ayo, ikut bapak ke ruang rapat sebentar." Ia begitu bingung dengan apa yang sedang terjadi. Pikirannya dipenuhi dengan asumsi-asumsi buruk. Kemudian, ia melirik Sera. Saat itu, ia hanya sedikit mengetahui tentang Sera. Yang ia tahu tentang dirinya adalah, dia tidak begitu dekat dengan teman-teman kelompoknya yang lain, tetapi ketika berada di depan kamera atau media, dia terlihat seperti orang yang sangat ceria dan mudah berbaur dengan kelompoknya.
Saat tiba di ruangan itu, sang menejer menutup pintu itu, dan ia duduk di sebuah bangku sambil berpangku tangan dan memasang raut muka serius. "Emmm, ada apa ya, pak?" tanya Anna sangat pensaran.
"Anna, kamu baca media dan pendapat netizen tentang grup kita akhir-akhir ini?" tanya sang menejer.
"Ummm, sebenarnya saya tidak begitu mengikuti sosial media, pak. Memangnya ada apa?"
"Bapak langsung ke intinya saja." Anna begitu bingung dengan situasi saat itu, ia menatap Sera untuk bertanya, namun ia melihat Sera yang hanya terdiam dengan wajah seriusnya. "Kita mendapatkan request dari netizen untuk membuat sebuah couple di dalam grup The Sisters," kata sang menejer.
"Hah?! Ma-maksudnya?" tanya Anna bingung.
"Lu tahu couple itu apa?" tanya Sera kepada Anna.
"Ta-tahu... Itu artinya pasangan, kan?"
"Ya. Dalam Girl Band biasanya ada satu atau dua couple di dalam grup itu."
"Maksudnya, anggota yang sudah punya pacar?"
"Bukan begitu."
"Sera, cukup. Biar bapak saja yang menjelaskannya," ucap menejer itu. "Anna, para netizen mau di kelompok kita untuk membuat sebuah hubungan couple sejenis," tambah menejer itu.
Anna spontan terdiam dengan mata yang melotot lebar. "Ma-maksudnya... ada pasangan sejenis itu... Lesbian?!"
"Benar. Dan kenapa bapak memanggilmu bersama Sera saat ini, karena -."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU HANYA INGIN KAU TAHU
Romance'Banyak orang yang mengatakan jika cinta itu ketika pria dan wanita saling mencintai, peduli, dan sensitif. Apakah itu yang dinamakan cinta? Bagaimana jika orang yang aku cintai, yang aku peduli, adalah seorang wanita, apakah itu masih bisa dikataka...