32. ✨ Selamat malam.

101K 15.9K 9.3K
                                    

Hati memang perlu menyiapkan banyak hal. Mencintainya, berjuang bersamanya sampai akhirnya ... melepaskannya, mungkin?

Seperti sedang menggenggam tangkai bunga mawar berduri, bunganya memang indah, tapi semakin digenggam, semakin sakit juga.

Seperti saat ini.

Sorot remang lampu taman, dia berdiri bikin wajahnya yang manis itu keliatan sendu. Padahal jauh dari sini, gua liat dia senyum begitu sadar gua datang.

Hati gua bener-bener berat buat lepasin dia. Ini hari terakhir, jadi ga boleh nangis. Ga boleh kelihatan sedih. Meskipun hari terakhir, bukan berarti kita harus melewatinya dengan nangis lebay kan? haha, kaya beneran kuat aja gua.

Sekali lagi, gua bertanya tanya kepada hati yang maha luas.

Apa gua harus bener bener melepas dia?

Tolong...

Dia tersenyum, lantas gua ketawa dan langsung menghambur dalam pelukannya untuk memeluk tubuhnya erat.

Gua inget banget, ini parfum yang gua pilihin yang dia pakai. Parfum dengan aroma manly yang bikin aura gentleman dia terpancar.

Dia ngelus kepala gua, nyium pucuk kepala gua berkali kali.

"Happy first anniversary," katanya sambil melepas pelukanya.

Kak Doyoung senyum natural, "kenapa nangis? aku romantis banget ya?" tanyanya sambil terkekeh.

Bikin gua yang berlinang air mata ini ikut terkekeh karena liat gummy smile nya dia.

Harusnya gua jangan nangis di depan dia.

Dia ngusap air mata gua lembut pakai kedua jempolnya.

Gua makin ga sanggup buat ngomong, gua ga sanggup ngerusak momen ini. Gua ga bisa melepaskan orang yang gua sayangㅡga, gua harus bisa!

"Yakult apa kabar? selama ini ga nakal kan?" tanya dia.

Yakult?

Jung Yakult atau Kim Yakult?

Atau Jung Woojae?

Gua meluk dia lagi. Ga sanggup, hati gua lemah banget.

"Kenapa sih, Han? nangis terus?" tanya dia. Gua bisa melihat ekspresi wajahnya berubah menjadi khawatir.

Gua baru aja mau jawab, Ka Doyoung kembali bicara, "Btw, kamu makin cocok jadi ibu buat Jung Yakult dengan penampilan kaya gini."

Dia bilang Jung Yakult.

Bukan Kim Yakult.

Gua ngelepas pelukan dia dan natap matanya. Mata yang berbeda dari biasanya, gua ga bisa menemukan sorot bahagia di dalam matanya. Gua ngerasa dia sama-sama rapuh.

Ka Doyoung kenapa? Kenapa matanya ga sebahagia biasanya? Apa yang salah?

Mendengar Ka Doyoung berkata 'Jung Yakult' sejujurnya gua masih ga bisa untuk menerima ini semua.

"Kim yakult!" Kata gua dengan suara bergetar.

Dan langsung dibalas gelengan spontan. "Udah saatnya serahin Kim Yakult ke Jung Yakult, Han. Mungkin emang susah untuk melepas apa yang udah kamu sayang, tapi ini takdir. Kamu harus menerima itu. Gimana pun juga dia itu Jung, bukan Kim."

Terkadang gua pengen pukul mata gua sendiri karena ... kenapa mata gua harus terus ngeluarin airmata disaat hati dan otak gua berusaha keras untuk ga nangis kayak gini? Gua capek nangis terus.

"Jangan nangis, sini peluk lagi." Gua ga bakal bosen dipeluk kayak begini sama Ka Doyoung, karena gua tau, ini pelukan yang terakhir.

Di bawah langit malam yang indah tapi sayangnya hati gua ga seindah langit malam ini, gua memutuskan untuk mengatakan suatu hal yang mungkin akan gua sesalkan di waktu yang akan datang. Dan mau ga mau, gua harus siap.

Pregnancy, The Dandelion [✓]Where stories live. Discover now