PESAN KEMATIAN DARI PULAU KALIMANTAN BAG 10

65 2 0
                                    

Hari itu Graha dan tim kembali dengan tangan kosong, mereka tidak mendapatkan bukti apa-apa di TKP. Sekembalinya dikantor Graha terus berpikir bagaimana cara menemukan pelaku dari pembunuhan itu.

***

Dimeja kerjanya Graha tanpa sengaja teringat perkataan dari hantu yang bernama Ramon tadi. Bahwa si korban pergi ke mall bersama pacarnya, namun pada saat itu di TKP pacar korban sudah tidak ada ditempat lagi. Graha pun mencari informasi tentang  pacar Hendra melalui media sosial Hendra (korban).

***

Diketahuilah informasi tentang pacar Hendra (korban) dia bernama Widia seorang karyawan perusahaan besar di Timbar. Setelah mengetahuinya Graha berusaha menghubungi wanita tersebut melalui sosial media maupun nomer HP Widia langsung. Namun tak ada respon apa pun dari Widia. Dengan informasi yang di dapat dari media sosial Graha mendapatkan alamat Widia, Graha pun berinisiatif pergi kerumah Widia pacar si korban.

*Beberapa saat kemudian*

Tiba lah Graha dikediaman Widia, diketok-ketoknya pintu rumah Widia namun tidak ada jawaban apa-apa dari dalam rumah. Graha mencoba memutari rumah Widia namun tidak mendapatkan hasil apa-apa. Tiba-tiba datang seorang ibu-ibu keluar dari rumah sebelah dan betanya kepada Graha,

" Nak, ada keperluan apa kamu mencari Widia? Tanya ibu itu "

" Oh iya bu, saya dari kepolisian Timbar, sedang ingin mencari informasi tentang terbunuhnya Hendra pacar dari Widia, apa ibu tahu kemana perginya Widia? Tanya Graha "

" Bisa saya lihat identitas dan kartu anggota mu nak? Tanya ibu itu "

" Bisa bu, memangnya kenapa sampai ibu menanyakan identitas saya? Tanya Graha "

Graha memberikan kartu identitas dan kartu anggota kepada ibu itu,

" Hanya untuk memastikan nak, soalnya dari terjadinya kasus pembunuhan itu, banyak sekali pria-pria berwajah preman mendatangi rumah Widia dan mencari Widia! Jawab ibu itu "

" Lalu apakah ibu tahu Widia pergi kemana? Tanya Graha "

" Iya, sore itu saya melihat Widia membawa koper dan terlihat tergesa-gesa, lalu saya bertanya mau pergi kemana kamu Widia?, Widia menjawab kalau ia akan pergi kerumah orang tuanya, terlihat diwajah Widia dia sedang ketakutan. Ujar ibu itu "

" Apa ibu tau dimana rumah orang tuanya Widia? Tanya Graha "

" Iya tau, dijalan mendawai gang sesapat nomer 10! Jawab ibu itu "

Setelah mendengar pernyataan dari tetangga Widia, sore menjelang malam hari itu dia langsung menuju kerumah orang tuanya Widia. Namun sebelum Graha hendak masuk kedalam mobil dinasnya, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Graha. Menolehlah Graha kebelakang dan ternyata itu adalah kakek tua yang ia temui di depan toko makanan dan didepan kompleknya dulu,

" Kakek lagi, ada apa kek menepuk pundak saya? Tanya Graha "

" Tidak ada apa-apa, hanya ingin mengingatkan. Kalo Smartphone kamu sebaiknya digunakan untuk kebaikan, jangan sia-siakan keistimewaan kamu itu! Ucap kakek tua itu "

" Baik kek, saya akan pergunakan keistimewaan saya untuk hal-hal yang baik! Jawab Graha "

Terdengarlah suara adzan maghrib, seketika kakek itu menghilang lagi dari pandangan Graha, namun Graha sudah tidak aneh lagi akan hal itu. Sebelum berangkat Graha menyempatkan pergi kemesjid untuk melaksanakan sholat maghrib dahulu.

***

Selesai sholat maghrib, Graha bergegas menuju kediaman orang tua dari Widia. Sesampainya dikediaman orang tua Widia Graha langsung mengetok pintu rumah itu. Ternyata yang keluar dari balik pintu rumah itu adalah seorang bapak-bapak, lalu Graha bertanya,

" Pak kami dari kepolisian Timbar, apa benar ini rumah orang tuanya Widia? Tanya Graha "

" Iya benar, ini rumah orang tuanya Widia. Ada apa mencari Widia? Tanya bapak itu "

" Saya hanya ingin bertanya tentang kasus tewasnya Hendra pacar Widia apagi tadi! Jawab Graha "

Dipanggilah Widia dari dalam rumah untuk menemui Graha. Disaat itu Graha melihat wajah ketakutan di wajah Widia. Graha mulai mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan oleh Widia.

Bersambung...

PESAN KEMATIAN DARI PULAU KALIMANTANWhere stories live. Discover now