Jaemin Sweet Enemy 1

6.4K 502 52
                                        

Semoga suka :'D

———————

"Ma'rabbuka?"

Suara itu membuatku langsung membuka mata. Sungguh hanya gelaplah yang kulihat. Sontak aku menyatakan bila ini adalah di alam kubur.

"ASTAGA!" Aku bangkit dari..

Ranjang?

Bukannya aku di alam kubur?




"BWAHAHAHAHA!"

Gelak tawa seseorang sontak membuat perhatianku menuju sumbernya. Seorang bocah kelebihan kalsium dengan air liur yang muncrat akibat tawanya.

Jika ini di dalam komik mungkin ada perempatan siku imajiner di jidatku.

"F*CK JISUNGGGGGGG!"

"HADOOH MAUNG NGAMOOK KABOOR!"

○●○

Kini aku tengah berada di meja makan. Di sampingku terdapat bocah dengan kepala memar akibat lemparan vas bunga plastik yang ada di meja nakas.

Papa dan mama hanya menggelengkan kepala memaklumi keadaan adik bungsu ter'tayi'ku.

"Nana astaga sayang, jangan kasar gitu lagi ama adek" ujar mama sambil menyuapi adikku yang manja.

Aku menatap mamaku lekat, "Gimana aku gak gitu kalau Icung bangunin aku kayak malaikat di dalam kubur, Ma!"

Tiba-tiba papaku menyemburkan kopi hitamnya ke samping, karena jika ke depan jatuhnya kayak orang pintar (read: dukun) yang mau jampi-jampi aku.

"Ih papa jorok!"

"Papa jangan ketawa ihh!"

Sahutku dan mama bersamaan. Papa hanya memasang cengiran menyebalkannya, "Hehe maaf atuh ma.. gimana ga ketawa kalau Nana malah ngomong gitu"

Aku mengerucutkan bibir kesal sambil memelas, "IH PAPA JAHAT IHH MARAHIN ICUNG KEK HIKS KOK MALAH NGETAWAIN NANA!" —sambil menangis. Papa mendekat dan mengelus puncak kepalaku.

"Utututu anak papa yang manis, nanti papa sunatin 'burung' si Icung yaaa.. Nana jangan nangis~" bujuk Papa yang sontak membuat aku senang.

"SAYANG PAPA!"

"PAPA JAHAT 'BURUNG' AKU ABIS NTAR!"

Teriak aku dan adikku bersamaan dengan mama yang ngucap dalam hati.

Strong mamanya Nana —Gi

○●○

Selama perjalanan dalam mobil aku bersenandung semangat karena papa berpihak padaku.
"Burung icung di potong lagi hwwe~!" Aku asik mengejek adikku yang mencebikkan bibir sambil menangis tersedu-sedu.

Jisung memang tinggi dibanding aku, tapi dia tetap adikku yang sangat cengeng.

"Udahlah jagoan papa jangan nangis lagi~" bujuk papa ke Jisung.

Jisung maju mendekat ke arah bangku supir papa, "Tapi papa bilang bakal sunat Icung lagi.. Icung gak mau! Ntar 'burung' Icung abisss"

Papa menggelengkan kepalanya, "Makanya jangan jahil kayak gitu lagi ke kakak Nana ya sayang" Jisung mengangguk mengiyakan.

Aku menatap ke luar mengabaikan percakapan abstrak papa dan adikku.

Tiba-tiba papa bertanya, "Nana, si Jeno sekelas sama kamu kan?"

Lah kok papa nanyain si 'mata ngutang' sama aku? —batinku.

"Iya, kenapa emang?" Jawabku malas.

[Series 3shot] (2)Jaemin Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang