Don't read if you under 18 years old n don't like 'gay' sex content
-------
Tanganku ditarik oleh seseorang yang tak lain pemilik ponsel yang gak sengaja kulempar tadi pagi. Akibatnya ia membawaku ke rooftop gedung sekolah saat jam makan siang.
Perutku terasa menangis darah meminta diisi. Namun aku gak berani buka ke suara meski kami telah sampai di rooftop. Ia segera mengunci rooftop yang entah ia dapat kuncinya dari mana.
Dia mendorong tubuhku. Sungguh tubuhku yang kurus kering ini gak bisa meminimalisir benturan.
"Awh sakit bodoh!" Umpatku.
Segera ia mengukung tubuhku. Posisi ini membuat aku meneguk ludah berkali-kali.
"Kamu harus diajari tata krama, Nana" -sial! Suaranya terdengar begitu absolute.
Satu tangan Jeno menuju ke area pahaku. Tangannya mengusap sensual, terlebih saat berada dalam paha dalam.
Terasa ada kupu-kupu dalam perutku saat ia melakukan itu. Wajahnya mendekat, meniup area sekitar telingaku.
"JENO AKU BAKAL GANTI PONSEL KAMU" Aku berteriak kala permainan tangannya sudah hampir menyentuh area perjakaku. Aku mendorong tubuhnya agar menjauh.
"Hm?"
"A-aku bakal ganti ponsel kamu! Tapi bulan depan. Janji!" Jelasku gugup. Mata Jeno menatapku, perpaduan akan tatapan tajam namun menggoda.
Wajahnya mendekat, bahkan hidung mancung Jeno bertemu dengan hidungku.
"Aku maunya sekarang. Bulan depan terlalu lama." Bantah Jeno tegas.
"Eh tapi a-aku mesti nabung dulu"
Dia menyeringai yang sialnya sangat tampan!
"Aku maunya sekarang, dan kalau kamu gak bisa ganti dengan barang kamu harus ganti dengan tubuh kamu. Sekaligus aku mau mengajari kamu tata krama sebagai hukuman" Aku mendorong tubuh Jeno lagi yang sialnya lagi agak sulit. Dia cukup kuat menahannya kali ini.
"A-Apaan sih Jen-"
"Lagipula.. kamu, sama sekali gak mau meminta maaf terlebih dahulu atas perbuatan kamu?" Potong Jeno, saat aku memprotes pernyataannya sebelum itu.
"Heh! Buat apa juga, salah sendiri kan kamu yang membuat masalah dengan aku tadi." Aku menolak tidak setuju.
Jeno memutar bola mata lalu mengapit daguku, "Aku rasa itu bukan kesalahanku, Nana manis. Jelas-jelas kamu yang melempar-"
"A-APA-APAAN ITU?! UDAH AKU BILANG JANGAN PANGGIL AKU MANIS AKU ITU GANT-hmphh!" Teriakan protesku terhenti saat Jeno meraup bibirku. Ia memperdalam ciuman yang berubah menjadi lumatan.
"Ah-hmph berhen-hmph hentik-ahh~" pintaku di tengah lumatan nikmat pemuda sialan itu.
Jeno melepas lumatan kami, "Aku rasa kamu benar-benar perlu diberi hukuman dengan diajari tata krama, agar sadar akan posisimu, Nana~" -dan berkata penuh aura dominan.
Tangannya dengan kurang ajar meremas juniorku yang masih terlapis celana seragam sekolah.
"AKHH! Ouhh ahh~" aku tak bisa menyalurkan rasa aneh itu selain mendesah.
Jeno dengan jahatnya menggigit bibir bawahku memudahkan membuka akses memasukkan lidahnya dan menyapa gigi, gusi serta lidahku.
Aku merasa jika tangannya satu lagi masuk ke dalam seragam sekolah yang hanya terlapis kemeja serta almameter yang sudah Jeno lepas.

YOU ARE READING
[Series 3shot] (2)Jaemin Sweet Enemy
FanfictionDia musuhku... tapi sialnya hukuman pelajaran tata krama mengubah hubungan kami menjadi manis -Na Jaemin, siswa tingkat akhir dan teman sekelas serta musuh Lee Jeno CandleLight Series : (2)nomin NOMIN OR JAEJE OR JAENO School!Au|enemy Warning! Yaoi...