Dia, Penjelajah Masa

273 62 72
                                    

"Nona? Boleh minumnya untukku saja?"

Sosok berambut panjang itu menoleh. Mata hijaunya membola melihat siapa yang datang padanya.

"Steve?"

Tapi bocah itu justru mengangkat bahu, "Stiff? Apa yang kau bicarakan, Nona? Aku hanya menginginkan minumanmu, aku belum minum setelah seharian bekerja."

Gadis itu memperhatikan anak yang berdiri di hadapannya. Meski tampak lebih berantakan, wajahnya sangat mirip dengan Steve-nya, bagai pinang dibelah dua. Dan kira-kira umurnya, mungkin sama seperti umur Steve saat itu.

Tapi tentu saja, kenapa anak ini adalah Steve? Steve sudah meninggal malam itu, enam puluh tahun lalu.

Si gadis tersenyum tipis, memberikan minumannya.

"Terima kasih, Nona!" sorak anak itu.

"Nak, siapa namamu?"

"Namaku? Kenapa? Etikanya, kau sebutkan namamu lebih dulu." Anak itu bergegas menenggak apa yang baru saja dia terima.

"Namaku .... Nak, kamu baik-baik saja?"

Anak yang mirip Steve itu tiba-tiba mencekik lehernya sendiri, berteriak kesakitan dengan mata terbelalak dan wajah yang mendongak, seperti sesuatu ditarik dari tubuhnya.

Seperti, jiwanya ditarik dari tubuhnya.

"He-hei! Dia meminum racunnya! Anak itu!" Seorang pedagang tiba-tiba berteriak.

"Sudah kubilang pembunuhnya ada di sekitar sini!" teriak pedagang yang lain.

Seorang perempuan tua berlari mendekat, berusaha menenangkan anak itu. "Nak, Nak, siapa yang memberimu minuman ini?" tanya si nenek.

"Pembunuhan ini harus kita hentikan hari ini juga!"

"Sial, dia mungkin menyamar di antara pedagang."

"Dia benar-benar tidak pilih-pilih orang. Keji!"

Orang-orang di pasar semakin ramai mengerubungi sosok 'Steve'. Beberapa melewati si gadis bermata hijau begitu saja. Beberapa menyenggolnya, menabrak. Tapi karena ini pasar dan keadaan sedang panik, mereka mungkin tidak peduli jika menyenggol orang lain, tidak sadar bahwa yang mereka senggol adalah orang yang sama sekali berbeda dari mereka.

Atau bahkan jika mereka sadar pun, sulit untuk menemukan keberadaan gadis itu kecuali jika bisa benar-benar fokus memperhatikannya.

Gadis itu mengedarkan pandangan, mencari siapa pembunuh yang dengan sial memilih dirinya sebagai target.

Dan saat menemukannya, gadis itu mulai menggumamkan mantra.

———‡☆‡———

"Nona, jangan pergi ke sana. Itu daerah jarahan bandit."

Gadis itu berhenti berjalan. Dia mengeratkan mantel tipisnya, kemudian berbalik.

'Steve' lagi.

"Nona, Nona! Segera pergi dari sini! Se-ka-ra-ng!" ucap anak itu dengan panik.

Gadis itu bisa mendengar suara-suara yang semakin mendekat dengan cepat. Tiba-tiba saja, 'Steve' mendorongnya hingga jatuh ke semak belukar lebat.

Kemudian anak itu tertangkap bandit, dan dari perasaan gadis itu, 'Steve' mungkin akan mati lagi dalam waktu dekat.

———‡☆‡———

Gadis itu berjalan dengan tatapan kosong, hingga tidak sadar bahwa desa yang dia masuki adalah desa mati.

Sudah berapa ratus tahun berlalu?

TALE OF THE CURSED WITCHWhere stories live. Discover now