Our Expectation

187 20 1
                                    

Udara malam terasa lebih dingin dari biasanya. Maklum, ini sudah akhir bulan Oktober dan mulai memasuki pertengahan musim gugur.

Kau menggosokkan kedua tanganmu demi mengurangi rasa dingin yang menusuk. Matamu menatap sekeliling mencari sosok yang kau tunggu.

"Haah... Bosan. Berapa lama lagi aku harus menunggunya?! "

"Onee-San!!"

Suara yang tidak asing lagi bagimu terdengar mendekat.

"Ah, Ichiro! Berani sekali kau membuatku menunggu! "

"Ahahaha... Maaf, maaf, aku sibuk mencari alasan agar Jiro & Saburo tidak ikut."

"Humph! Terserah kau saja! "

Kau menggembungkan pipimu. Memberi kode pada Ichiro bahwa kau tidak suka dengan keterlambatannya lagi.

"Hei~ (y/n) Nee-San. Aku beginikan juga demi dirimu."

Bukannya membujuk dirimu agar memahami keadaan, Ichiro malah mencubit kedua pipimu. Membuatmu semakin kesal padanya. Nyatanya meskipun Ichiro lebih muda darimu, ia lebih tinggi 15cm darimu. Dan itu juga membuatmu semakin kesal.

"Aakh!! Ichiro! Bisakah sehari saja kau tidak mencubitku?! Aku ini bukan boneka tahu! "

"Ahahaha~ warui ne~ Onee-San terlalu manis sampai-sampai aku tidak bisa menahan diri."

Kalimat yang Ichiro katakan sukses membuat pipimu berubah warna kemerahan. Ichiro yang melihatnya juga bersemu merah muda.

"S, sorewa~ mou, kalo Ichiro yang bilang begitu apa boleh buat."

Sesaat tidak ada yang membuka percakapan. Hanya debaran jantung dan rona merah yang menghias wajahmu & Ichiro. Beberapa detik dalam keheningan membuat suasana menjadi lebih canggung. Hingga Ichiro mengalah dan berdeham.

"Ahem! (y/n) Nee-San, mau ke taman bersamaku? "

"Uhm.. Tentu, maksudku.. Apa boleh buat. Sudahlah, ayo! "

Sifat Tsundere mu membuat Ichiro tertawa kecil. Mendengarnya malah membuat pipimu semakin merona.

"Ugh! Sadarlah (y/n)! Usiamu 24 tahun! Bisa-bisanya kau bersikap seperti gadis usia 17 tahun! "

Tanpa kau sadari, tanganmu sedari tadi menggenggam dan menarik Ichiro untuk menyamakan langkahnya denganmu.

"A, ano~ Onee-San, apa kau segitu senangnya sampai menarikku penuh semangat? "

Langkahmu terhenti. Sesaat kau menatap Ichiro yang memalingkan wajah bersemu merah mudanya. Kau terpana olehnya, sampai kau menyadari tanganmu yang berpautan dengannya. Rona merah diwajahmu semakin parah.

"Akh! S, sumimasen! "

"Apa-apaan itu? Tanganku dan tangannya.. Hazukashii!! ⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄ "

Saking malunya jangankan menatap, melirik Ichiro saja kau tak bisa. Ichiro menyadari wajahmu yang sudah seperti kepiting rebus saja terkekeh pelan. Tangannya bergerak untuk memelukmu. Menghangatkan tubuhmu yang lebih kecil darinya.

"Hei~ (y/n) jangan tunjukkan wajah itu disini ya.. Yang boleh melihat wajah itu hanya aku seorang."

Kau sedikit terkejut mendengar Ichiro memanggilmu tanpa embel-embel Onee-San. Kau tersenyum lembut dan balas memeluknya.

"Ichiro... Jangan katakan itu. Atau kau yang dapat hukuman."

Ichiro melepas pelukannya. Ia menatap wajahmu dan menangkupkan kedua tangannya dipipimu yang terasa dingin.

Datsuzoku Where stories live. Discover now