4 : Jinhyun

1.5K 274 29
                                    

"BEGOOOOO, KOK DIA GAK NGECHAT ATO NELPON ELO SIH????? KATA LO DIA YANG TELEPON DULUAN," seru Daehwi di telepon, temen deket Ryujin dari jaman SD.

"Ya gak tau gue... lagian gue yang dimintain kontak kok malah elo yang heboh," kata Ryujin sambil memeluk gulingnya dan memainkan laptopnya.

"Ya gimana gak heboh sial si tomboi Ryujin akhirnya di deketin cowok??? Anjir emang mantep banget sekolah lo," Daehwi nyerocos. Ryujin hm-hm doang sambil ngangguk-ngangguk karena mereka videocall-an.

"Gak tau juga lah gue. Mana ganteng banget," ucap Ryujin, jujur. Karena Hyunjin emang ganteng. "Begonya, gue lupa nanyain namanya."

Daehwi mendecak, "Lo kan emang tolol."

"Bangsat."

Daehwi ketawa kenceng. "HAHAHAHAHAHA ELAH, btw gue mau liat fotonya dong, Jin. Ada di ig-kan?"

Ryujin memutar bola matanya malas karena ucapan Daehwi, "Kan gue udah bilang gue lupa tanya namanya. Ig-nya darimana dong? Orang gue gak tau," Ryujin kembali pada laptopnya, membaca cerita di situs online.

"Ya gimana, ya," gumam Daehwi. "Karena kalo dia minta kontak lo... kan berarti dia tertarik?"

Ryujin berhenti. Lalu beralih menatap ponselnya yang jelas memperlihatkan wajah Daehwi yang terlihat sedang berpikir.

"Tapi gue ngerasa ada yang aneh," kata Ryujin. Daehwi menatap Ryujin tajam.

"Aneh gimana? Dia keliatan mesum? Ato gimana?" tanya Daehwi intens. Ryujin memutar bola matanya.

"Bukan, walaupun yang kelihatan mesum itu agak bener, sih. Cuma..."

"Lo tau deja vu?"






































Aktifitas anak-anak brengsek itu masih lanjut. Setelah Hyunjin balik ke markas dan disusul oleh kedatangan Hwallㅡsi pemilik apartemen, Hyunjin malah merangkul Hwall sok akrab dan berkata,

"Biasa, boys-love time itu perlu. Ehehehehehehe."

Hwall udah mau muntah sebenernya.

Saat Hyunjin-Hwall lagi di 'ceng-cengin' sama yang lain, tiba-tiba Han dateng entah darimana, terus ngajak ke Starbucks.

Yaudah kan, rejeki. Karena si Han Jisung yang gak mau dipanggil Jisung ini hemat menjurus ke pelit, akhirnya mereka iyain karena bakal ditraktir.

"Lo berdua boys-love time gak ngajak-ngajak, gue juga mau manja-manjaan sama Hwall," kata Jaemin sambil cemberut.

Sisi menjijikkannya keluar.

"Dih najis," kata Hwall yang lalu disambut tawa semua anggota. Kecuali Hyunjin.

Jeno yang dengan cepat menyadari raut masam muka Hyunjin angkat bicara, "Lo muka belom disetrika apa begimana sih, kusut banget. Jarang-jarang, kan, Han mau nraktir," kata Jeno. Hyunjin menanggapinya dengan senyuman kecil.

"Thanks. Gue rada gak enak badan kayaknya."

Bohong.

"Waduuuh, ini leader gak enak badan, masuk angin bos? Abis boys-love time sama Hwall kena karma dia," celetuk Baejin yang disambut tawa. Hyunjin hanya tersenyum.

Untung anggotanya gak peka menjurus goblok semua.

Hyunjin sehat segar bugar, kok. Dia cuma mikirin satu hal. Tentang langit-nya.

She is prettier then that day.

No, no, Hyunjin. Hwang Hyunjin, lupakan saja hari itu. Itu bukan kenangan.

Hyunjin tersadar dari lamunannya. Lalu fokus menatapi teman-temannya yang tertawa riang.

Entah. Bukannya senang, Hyunjin malah ngerasa ada yang gak beres.

Dadanya sakit. Bukan sakit dalam artian umum. Tapi hatinya, sakit.

"Aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu."

"Oh, ternyata kamu pengkhianat?"

"Enyah brengsek. Pergi. PERGI! PERGI ATAU MAU KUBUNUH?!"

"AH!"

Teriakan Hyunjin yang kencang membuat hampir semua orang di kafe memperhatikan dirinya yang tengah memegang kepala.

"Hwang Hyunjin? Lo gak apa-apa?" seru Sanha, yang terdengar samar di telinga Hyunjin.

Oh, mungkin bukan Hwang Hyunjin.

Tapi Huang Jinhyun?


































"You're the star, i'll be the sky. Nothing can't replace you, Huang Jinhyun. Aku mencintaimu."















































Ternyata, langitnya bukan sekedar 'Shin Ryujin'.



---
Q#1 :
Menurut kamu, hubungan Ryujin sama Hyunjin itu... apa?

club, hyunjin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang