6. Jadian?

650 58 29
                                    

Shakti kini tengah bersadar di tembok kelas 11 IPA 2. Cowok itu sedang menunggu Radhika yang masih mengemasi barang-barangnya di dalam kelas.

"Lama banget sih." Shakti sesekali melirik ke arah gelang jam berwarna coklat yang melingkar indah di lengannya itu.

"Gue masuk aja kali ah, lagian juga kelas udah mulai sepi." kata Shakti pada diri sendiri. Cowok itu mulai melangkahkan kakinya menuju pintu kelas Radhika.

"Hai Radhika." sapa Shakti saat sudah tepat berada di depan meja Radhika.

Radhika tak menghiraukan sapaan dari Shakti, gadis itu masih mengemasi alat-alat tulisnya.

"Ada yang pengen gue omongin."

Shakti mendesah pelan saat lagi-lagi tak ada jawaban dari gadis di depannya ini.

"Lo mau kan jadi pacar gue?"

Radhika menjatuhkan alat tulisnya saat mendengar ucapan Shakti. Gadis itu menoleh ke arah Shakti yang terlihat sangat serius. "Lo pasti mau kan?" kata Shakti lagi.

"Sorry, gue gak tertarik pacaran sama playboy." jawab Radhika ketus. Lalu menggendong tasnya di punggung.

"Gue gak terima PENOLAKAN."

"Pokoknya lo harus jadi pacar gue." lanjutnya.

"Tapi gue gak mau tuh."

"Pokoknya harus, kalau gak mau lo gue cium." ancam Shakti. Radhika memutar bola matanya malas, perasaan itu mulu deh ancamannya batin Radhika sedikit heran dengan cowok di depannya ini.

Tampa menjawab pertanyaan yang lebih tepatnya pernyataan itu, Radhika berjalan keluar kelas hendak meninggalkan Shakti di kelasnya. Tetapi lengan Radhika dicekal oleh Shakti.

"Lepasin tangan gue."

"Kalau gue gak mau gimana?" goda Shakti, mengangkat kedua alisnya.

"Lo terima gue jadi pacar lo dulu, baru gue lepasin tangan lo."

"Udah gue bilangkan, gue gak tertarik pacaran sama playboy." ucap Radhika datar.

Shakti terkekeh pelan. "Tapi gue tertarik tuh pacaran sama Queen Race."

Tubuh Radhika menegang, bagaimana mungkin cowok itu tau bahwa dialah selama ini yang menjadi Queen Race itu?

"Kenapa, kaget?" tanya Shakti meledek. "Seorang Shakti Diren, selalu tau apa pun itu." lanjutnya sombong.

"Bagaimana bisa lo tau?"

"Itu gampang sayang! Lo gak perlu tau."

"Sekarang lo pengen gue sebarin tentang itu atau lo jadi pacar gue?" lanjut Shakti.

"Oke." jawab Radhika singkat.

"Apa yang oke?"

"Oke, jadi pacar lo."

Shakti tersenyum penuh kemenangan. "Good Girl." kata Shakti kemudian kedua tangannya mengacak-acak rambut lurus Radhika.

"Cieeee jadian cieee." entah datangnya darimana Riti dan Tisha kini berada dihadapan pasangan baru itu, mereka berdua menatap kearah Shakti dan Radhika dengan tatapan menggoda.

"Pj nya pj, walaupun gue sempat kaget ternyata elo yang sebenarnya Queen Race. Tapi gak papa, gue dan Tisha janji gak bakal nyebarin tentang ini asal kalian berdua kasih kita pj." cerocos Riti yang diangguki oleh Tisha.

Radhika tak memperdulikan sahabatnya itu, dia berjalan keluar meninggalkan ketiga anak manusia itu.

"Kalian sih, pacar gue pergikan." sewot Shakti pada Riti dan Tisha. Lalu cowok itu berjalan meninggalkan kedua gadis itu yang tengah memutar kedua bola mata mereka malas.

Shakti berlari mengejar Radhika.

"Sayang, pangeran gantengnya ketinggalan!"

*****

"Assalamualaikum, ma, pa!"

Shakti memasuki rumah orang tuanya sambil berteriak. Cowok itu melepaskan sepatu dan kaos kakinya lalu menaruhnya di rak dekat pintu.

"Ma, pa." sapa Shakti saat mendapati kedua orang tuanya yang tengah bermesraan di sofa ruang tamu sambil menonton Televisi.

Kedua orang tua Shakti memang gitu. Walaupun umur mereka bisa di bilang sudah cukup tua, tetapi keromantisan keduanya tak pernah berkurang sedikitpun.

"Shakti, ada yang pengen papa bicarain!" Shakti berjalan mendekat kearah sang papa yang tengah menatapnya dengan serius. "Ada apa pa? Kok tegang ya?" canda Shakti sambil terkekeh pelan.

Arif berdehem sebentar. "Shakti, ini bukan saatnya bercanda." ucap Arif tajam, yang mampu membuat Shakti merinding.

"Ya, ada apa pa?"

"Malam ini kamu ikut kami makan malam, Riti juga ikut."

Shakti menatap kearah sang papa dengan tatapan tak percayanya. "Papa cuma ngajak makan malam dong?" tanya Shakti shok. bagaimana tidak, raut wajah sang papa sangat-sangat serius. Shakti pikir papanya itu ingin bicara penting dengannya, eh tau-tau cuma ngajak makan malam.

"Ini bukan sekedar makan malam doang."

"Terus apaan pa?"

"Entar juga kamu tau." kata Arif kemudian menarik lengan sang istri. Meninggalkan Shakti yang mencak-mencak tak jelas disofa ruang tamu.

"Papa kampreettttt."

*****

Radhika😙

Lagi ngapain, sayang?

Udah makan belum?

Aku bete nih di rumah

Shakti menghembuskan napasnya saat pesan whatsapp nya tidak dibaca sama sekali oleh gadis yang baru beberapa jam yang lalu itu resmi menjadi kekasihnya.

Shakti berjalan kearah balkon kamarnya. Cowok itu menghirup udara sekitar lalu menghembuskannya.

Tok tok

Shakti membalikan badannya saat mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk oleh seseorang.

"Masuk aja!" teriak Shakti.

Tesha, mama Shakti masuk kedalam kamar putranya itu. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu membawa sebuah kemeja berwarna hitam ditangannya.

"ada apa ma?"

"Ini pakai buat malam nanti!"

"Buat apa ma, cuma makan malam doang kok." Emang alay deh mamanya ini. Shakti tak habis pikir, cuma buat makan malam doang dia disuruh memakai kemeja?

"Pokoknya gak mau tau, kamu harus pakai kemeja itu."

Setelah itu Tesha langsung keluar dari kamar sang putra. Sementara Shakti, cowok itu kini tengah menatap tajam kemeja hitam yang berada diatas ranjangnya.












---TBC---

MOHON VOTE DAN COMENNYA

semoga suka ya

Baarish [SHADIKA] ✅ #DF1Where stories live. Discover now