EL 2. Tentang Dia dan Hujan
🍁🍁🍁
Tentang dia ...
Yang tertawa di tengah rintik menenangkan.
Tentang hujan ...
Yang akan selalu kurindukan.
-Elzaid Ghany Ghazanfar."Allahuma soyyiban nafi'an," lirih itu kembali terlisan dari bibir pemuda yang mengulum senyum teramat tipis di balik jendela kaca kantornya.
Memilih diam sejenak, menatap lurus ke arah rintik yang menemani hari ini. Musim semi kembali hadir di negeri ini. Negara yang telah lama ia tinggali untuk menuntut ilmu, jauh dari keluarga tercinta dengan tujuan yang telah terangkai nyata. Ingin menjadi sebaik-baik manusia yang mampu bermanfaat bagi saudara-saudaranya.
Seperti Mommy-nya pernah bertanya, ketika ia masih berada di masa remaja. Saat itu, Zaid hanya duduk selama dua bulan di bangku kelas delapan Sekolah Menengah Pertama. Karena dirinya mendapat penawaran untuk akselerasi setelah menyelesaikan olimpiade Matematikanya. Sebuah senyum kembali hadir, mengingat percakapan yang selalu ia rindukan jika saja wanita tersayang itu ada di dekatnya.
"Cita-cita kakak apa? Mau jadi dokter kayak Dad, atau mau melanjutkan usaha keluarga?" kala itu Mommy membuatkannya susu vanila hangat, sebagai teman untuknya menyelesaikan soal-soal Olimpiade Fisika.
Zaid hanya tersenyum kecil, menutup buku tebal yang sejak tadi menemaninya. Menatap lekat sang Mommy yang selalu memandang putra-putrinya dengan hangat yang menenangkan jiwa. "Kayaknya ... kakak gak akan jadi keduanya, Mom." Seperti itulah jawabannya.
Kening Mommy-nya berkerut. Pertanda bahwa perempuan itu tak terlalu mengerti jawaban putra bungsunya, "Lalu ... kakak mau jadi apa?" tanya Ayana seraya mengusap pipi putih Zaid.
Remaja itu menggenggam jemari sang Ibunda. Mengecup telapak tangannya dan berkata lugas tentang cita-citanya.
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ; "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." Hadits riwayat Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' nomor 3289. Kakak hanya ingin jadi manusia yang bermanfaat untuk saudara-saudara kakak lainnya, Mom. Itu cita-cita kakak, semoga Mommy mengizinkan," jawabnya dengan senyum tipis ciri khasnya.
Saat itu ... tak ada jawaban lain dari Mommy-nya. Tapi Ayana langsung merengkuh tubuhnya dalam pelukan terhangat yang selalu ia rindukan. Memejamkan mata dan menikmati alunan waktu yang tak akan pernah bisa berputar kembali. Kemudian sebuah kalimat melantun dari bibir sang bidadari surga hidupnya.
"Semoga ... semua mimpi hebatmu tercapai, sayangnya Mommy. Do'a dan keridhoan Mommy, akan selalu tercurah untuk kakak. Jadilah manusia bermanfaat untuk semua saudaramu. Buatlah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bangga karena kamu lahir sebagai umatnya. InsyaAllah ... Rabb meridhoi langkahmu." Izin yang sederhana, lantunan do'a yang membuatnya mampu merangkai mimpi menjadi nyata, adalah berkah dari semua ridho yang telah Mommy-nya berikan. Karena ridho orang tua adalah ridho Allah Subhanahu wa ta'ala. Rabb Yang Maha Segalanya.
Kini, pemuda menjelang dua puluh tujuh tahun itu telah berada dalam puncak mimpinya. Ghazanfar Foundation yang ia dirikan bersama adik bungsunya semakin berkembang pesat. Elzaid Ghany Ghazanfar menjadi satu dari sekian young eligible bachelors, yang berhasil memberikan kontribusi terbaik untuk kemashlahatan manusia. Dan poin terpenting yang telah Ghazanfar Foundation lakukan adalah fokus membantu saudara-saudara muslim di daerah kekurangan yang membutuhkan mereka. Terutama daerah konflik yang selama ini sulit terjamah oleh para pendonor yang ingin membagi rezeki pada mereka semua.
"Mau sampai kapan sih Za ngeliatin hujan sampai segitunya," dan suara itu memecah lamunan Zaid sejak tadi.
Pemuda itu menoleh ke arah pintu ruangannya. Decakan kecil lahir ketika menemukan seringai jahil dari sahabat karibnya. Pria seusianya itu tentu sangat tahu siapa dirinya. Seorang pemuda yang sangat menyukai hujan sebagai waktu menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL [Eternal Love] ✔️ [TERBIT]
SpiritualPROSES PENERBITAN. "Datangmu seperti hujan. Tanpa kondisi jua tanpa permisi. Tiba-tiba." Sebelumnya, ia tak pernah berpikir akan menjadi seperti saat ini. Menginjakkan kaki di negeri bersejarah dan mampu menyelesaikan gelar master tanpa masalah. Bah...