Lee Donghyuck

841 165 7
                                    

Kulihat lingkungan sekelilingku. Tinggal di sini rasanya sangat tidak nyaman dan tidak aman. Jaemin juga masih bersamaku. Kami memutuskan untuk menunggu Haechan- Ah tidak. Donghyuck maksudku. Kami menunggunya pulang.

Pukul 6 sore. Aku melihat bayangan Donghyuck yang berjalan lesu dengan kantong plastik di kedua tangannya. Aku dan Jaemin hanya diam. Sampai akhirnya, Donghyuck menyadari keberadaan kami.

"Kalian?" Ekspresinya datar. Tidak ada senyum cerah yang kudapatkan saat dia melihatku. Dia juga tidak terkejut. Ini seperti dia sudah tahu bahwa semua akan terbongkar suatu waktu. Dan inilah saatnya. Jaemin bersuara, "Yo, Hyuck." sapanya.

Dia mengangguk kemudian lirikan matanya ke sana kemari. Beberapa detik kemudian, Jaemin pergi dari sebelahku. Kini, hanya ada kami berdua. Aku dan Donghyuck. "Jadi... kau bukan Haechan?" tanyaku. Aku kecewa sekali. Untuk apa Donghyuck membohongiku perihal identitasnya? Aku tidak akan menuntutnya untuk selalu bersamaku kalau begini faktanya.

Donghyuck mengangguk. Ah, bahkan nama itu terasa sangat asing di lidahku. Bagaimana bisa ke depannya aku memanggilnya Donghyuck? Aku tersenyum miris. "Kau berbohong?" tanyaku dengan suara bergetar. Orang yang kusayang telah membohongiku. Apakah aku dapat baik-baik saja? Sekarang aku tahu. Jaemin sudah menduga hal ini terjadi. Tidak. Mereka yang sudah menduganya.

Dia tidak mengangguk ataupun menggeleng, mengelaknya. "Ini bukan kemauanku." lirihnya. Melihat wajahnya saat ini yang dipenuhi rasa lelah, letih, dan lesu ingin sekali aku memeluknya. Untuk pertama kalinya aku melihat Donghyuck putus asa. Padahal, dia selalu memberi kebahagiaan. Tapi nyatanya? Dia sama sekali tidak memiliki kebahagiaan itu. []

FULL SUN.Where stories live. Discover now