13. Gelud di pagi hari

1.5K 277 30
                                    

"Hei, kuda nil! Bangun!"

Samar-samar [Name] mendengar suara seorang lelaki, namun kesadarannya masih 50:50. Tubuhnya ingin bangun hanya saja terdapat penolakan, rasanya pegal sekali.

"Hngg?"

"Sudah cukup berkubang di lumpur, kau bau tahu!" ucapnya lagi seraya mengibaskan selimut pada tubuh [Name].

"Siapa sih? Astaga...," gerutu [Name] dengan mengangkat kepalanya, menggosok kedua mata seraya mengumpulkan kesadaran. Ketika kedua mata terbuka, didapati seorang lelaki bermahkota ruby tengah bersidekap menatapnya marah. Sejenak [Name] mengerjapkan mata, berpikir apa sekarang ia masih berada di alam mimpi?

"Bangun juga. Kupikir kau mati berkubang di lumpur."

[Name] mendecih, langsung bangkit dari posisi duduk dan mendelik kesal pada Karma. "Berkubang apanya?! Kau biarkan aku tertidur disini tahu!" gerutu [Name].

"Kau mengigau sedang mandi bersama kuda nil di lumpur dan lagi, tubuhmu yang menidurkan diri di atas meja, bodoh."

"Hahhh?" [Name] menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Mimpi bodoh macam apa itu." Ia lalu menyampirkan tasnya pada bahu dan menunjuk Karma. "Kau juga!"

Karma mengernyit, menurunkan jari [Name] yang berada di depan wajahnya. "Aku kenapa?"

"Kenapa kau tidak membawaku ke sofa kayak di film-film?"

"Ngarep," ucap Karma seraya mendengus. "Aku tidak mampu mengangkat kuda nil sepertimu."

"Ahhh stop! Aku bukan kuda nil!" [Name] mengacak rambutnya frustasi. Masa sih ia bermimpi seperti itu? Bahkan untuk mengingat mimpi apa yang terjadi semalam ia tak mampu. "Eh, ngomong-ngomong sekarang jam berapa?"

"Telat. Kau dan aku telat." Lelaki itu berucap seraya pergi meninggalkan [Name]. Dilirikkan jam dinding, menunjukkan pukul 9 pagi yang membuat [Name] panik. Ia segera menyusul Karma yang sedang membuka pintu dan langsung keluar dari rumah tersebut.

"Ya sudah! Ayo cepat!"

Karma memutar kedua bola mata malas dan mendecak. Sengaja ia memperlambat gerakannya dengan mengunci pintu, memutar tubuh dengan lama, yang membuat [Name] gelisah setengah mati karena sudah terlambat. Meski ia sudah sering terlambat, tapi kali ini ia akan menghadapi ujian dan ini tak boleh terjadi!

"Astaga kau lama sekali, setan!" [Name] menggerutu.

"Berisik, kuda nil," balas Karma, lalu menatap gadis di hadapannya. Sejenak ia menahan tawa karena tampilan [Name] yang sangat berantakan. Karma menarik mahkota [Hair color] milik gadis itu, membuatnya mengaduh dan memukul tangan Karma.

"Dasar setan! Kau kenapa hah?!"

"Heh, berkaca sana. Dasar kuda nil tak tahu malu."

"Apa? Kaca?" [Name] menggeleng. "Aku tidak punya! Memangnya ada apa di wajahku?"

Karma mendecih. "Miskin," ucapnya.

Tangannya merapikan helai demi helai mahkota milik [Name]. Rambut yang tak begitu panjang itu bisa ditata dengan mudah hanya dengan jari. Empunya mahkota yang tadinya ingin marah tiba-tiba saja terdiam mendapat perlakuan aneh dari Karma.

"Nah, sekarang kau lebih cantik." Karma berucap, yang terdengar seperti memuji. Mendengar itu membuat [Name] tersipu, menyelipkan helaian rambut di belakang terlinga seraya berucap, "Benarkah?"

Lelaki itu mengangguk. "Meski spesiesmu berubah menjadi kuda sekarang," ejeknya, lalu tertawa meninggalkan [Name] yang hendak mengamuk bagai kuda.

"AKABANE KARMA! SINI KAU, SIALAN!"

Private Tutor [✓] » Ansatsu KyoushitsuWhere stories live. Discover now