Makam Bidadariku

188 8 0
                                    

Adam turun dari tangga rumah Rahman.Ia baru saja menyelesaikan sholat duhanya.

Di dapatnya Atun,Salwa,Ilyas dan Kilah yang sedang bermain bersama di ruangan tv.

Rahman sudah berangkat ke RS sejak tadi pagi,Rahman selalu sibuk,hampir setiap hari ia tidak punya waktu untuk bersama Atun dan Kilah di rumah.

"Tun." Panggil Adam dan duduk di sofa.Atun dan Salwa sama-sama menghadap ke arah Adam.

"Iya mas?" Tanya Atun.
"Antarkan mas ke makamnya Hawa ya,mas sangat ingin berjiarah ke sana.Kamu bisa kan?" Tanya Adam,Atun melihat ke arah Salwa.

"Iya mas,habis zuhur kita ke sana." Kata Atun dan kembali bermain dengan Kilah dan Ilyas.
Adam mengeluarkan hp dan membuka notifikasinya.

Ada beberapa chat yang masuk dan Adam menghiraukan itu.
Yang ia lihat adalah chat masa lalunya bersama Hawa.

Adam tersenyum sendiri ketika membaca ulang chat antara dirinya dan Hawa dulu.
Atun dan Salwa yang melihat itu pun ikut keheranan.

Setelah mereka bertiga selesai menjalankan sholat zuhur di ruangan kecil yang di sulap oleh Rahman dan Atun sebagai mushola di rumah,mereka pun masuk ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap ke makan Hawa.

"Ayok,maaf lama." Kata Salwa yang datang dengan menggendong Ilyas yang sudah tampan.

"Masyaallah nak,kamu tampan sekali sayang.Ih anaknya umi Atun." Kata Atun mencubit pipi Ilyas gemes dan berhasil membuat Ilyas tertawa geli.

"Ayok kita pergi." Ajak Adam dan mereka pun keluar dari rumah dan segera masuk ke mobil Atun yang di berikan oleh Rahman.

Adam menyetir mobil itu dengan Atun duduk di samping menunjukan jalan ke makam Hawa.

"Belok kiri mas,habis itu lurus aja langsung ketemu sama tempat pemakamannya." Kata Atun memberi arah.

Adam berhenti tepat di depan gerbang pemakaman itu,pemakaman itu nampak bersih dan rapi.Mereka mengucapkan salam dan mengucapkan doa.

Pemakaman itu nampak sepi dan hening.Rumput-rumput hijau itu menyejukan mata.

Mereka berjalan ke makan yang di tuju dengan Atun yang di depan sebagai pemandu.

"Alhamdulillah,ini makamnya mas." Kata Atun,mereka pun tersenyum ke arah makam yang batu nisannya di tulis nama Hawa dengan huruf korea namun di bawah huruf itu ada nama Hawa juga yang di tulis dengan ejaan Indonesia.

Adam perlahan menurunkan tubuhnya.Ia mengelus tanah itu dan tangan kananya memegang batu nisan Hawa.

"Assalamualaikum istri shalihahnya kak Adam.Sayang,kak Adam datang dengan membawa putra kesayangan kita.Hawa pasti rindu Ilyas kan? Ilyas di sini sayang." Kata Adam dengan suara seraknya ingin menangis.Ia meneteskan air matanya menatap nisan sang istri yang tak terduga akan pergi secepat itu.

"Salwa,ini adalah Makam Bidadariku." Kata Adam dan menangis menunduk.Salwa terdiam,ia juga menangis dengan Ilyas yang masih tersenyum.

Salwa perlahan juga menurunkan tubuhnya.

"Hawa juga pasti akan mencintaimu kak." Kata Salwa pelan.Adam spontan menatap Salwa,mengapa ia merasa seperti Hawa yang mengatakan kalimat itu.Ia kembali menatap nisan Hawa.

"Semoga Hawa tenang di sana,kakak akan selalu merindukan Hawa seperti kakak merindukan Allah dan mencintai Hawa seperti kakak mencintai Allah.
Ana uhibbu kafillah ya zawjatiku.Terima kasih karna telah menjadi wanita yang berarti dalam hidup kakak.Kakak melepaskanmu karna kakak mencintaimu sayang." Kata Adam,ia sangat merasa terpuruk,sungguh ia sangat merindukan istrinya itu.Tangisannya semakin menjadi.Tangan Ilyas menyentuh pundak Adam dan membuat Adam menghentikan tangisannya,di tatapnya putra pertamanya itu.Adam tersenyum,ia merasa ada kekuatan yang di berikan oleh anaknya dari tangan mungil itu.

"Abi sayang Ilyas." Kata Adam dan mencium kening Ilyas.

Mereka pun berdiri setelah membersihkan dan berdoa untuk mendiang Hawa.

"Kakak pergi sayang,jaga diri dan jangan lupa selalu taat kepada Allah.Assalamualaikum." kata Adam dan pergi bersama yang lainnya.

Mereka mencuci tangan di keran yang sudah di siapkan dekat pagar pemakaman itu.
Selepas itu,mereka menuju mobil dan segera pulang.

Dalam perjalanan tidak ada yang bicara,Adam kembali memikirkan kenangannya bersama Hawa dulu dengan tetap fokus ke jalanan.

Dan entah mengapa saat ia bersama Salwa,rindunya terbalas dan ia merasa jika Hawa sedang ada di dekatnya.

Adam memberhentikan mobilnya karna lampu merah menyala.

"Di sini kejadian itu bermula,tepat di tengah jalan itu Hawa terlentang dengan darah yang terus keluar." Kata Atun,Adam meneteskan air matanya.

Pantas saja saat berhenti barusan Adam merasakan ada sosok Hawa yang berjalan di depannya.

"Dia di tabrak sangat keras dan terlentang cukup jauh.Ilyas tiba-tiba menangis dan darah Hawa sangat banyak yang keluar." Lanjut Atun menceritakan kronologi yang menimpa mendiang Hawa beberapa bulan yang lalu.

"Saya tidak berkata apa-apa setelah kalian datang dan memberikan kabar duka itu.Saya menangis melepaskan kepergian Hawa dari sisi saya." Kata Adam dan kembali melajukan mobil itu.

"Tak ada lagi yang bisa saya lakukan tanpa sosok Hawa.Saya hanya bisa mengatakan kepada Allah bahwa saya ikhlas.Jujur sampai sekarang saya masih menangisi kepergiannya." Kata Adam lagi.Atun melihat spion tengah,di dapatnya mata Salwa yang sudah menangis dengan tatapan keluar jendela mobil.

"Hanya Ilyas yang mampu menguatkan saya." Kata Adam.
Sungguh Atun sangat tidak tega melihat keadaan Adam yang harus menjadi duda dengan seorang putra yang sudah di tinggalkan oleh uminya.

"Sabar mas.Yakin Allah pasti bersama kita semua." Kata Atun.

***
Adam mengucapkan salam sebagai penutup sholat tahajjudnya.

Ia mulai berzikir menyebut asma Allah.Di dalam pikirannya hanya ada Salwa yang ia rasa seperti sosok seorang Hawa.

Ia merasa selama ada Salwa hatinya tenang dan rindunya kepada Hawa terbalas.

Adam membuka matanya dan segera berdoa.

"Bantu hamba ya Allah.
Izinkan hamba mencintai istri hamba karna mu.Maaf jika hamba terlalu mencintainya.Namun dia adalah bidadari yang engkau ciptakan untuk hamba.
Semoga dia tenang di sisi mu.Indahnya Makam Bidadariku ya rabb. Ammin." Kata Adam dan mengusap wajahnya.

Ia mengambil al-Quran dan mulai bertilawah hingga waktu subuh datang.

Salwa menangis dalam sujud tahajjudnya.Ia berdoa kepada Allah untuk di ampuni segala dosanya selama ini.

Ia merutuki dirinya yang sangat merasa telah menyakiti orang lain.

Atun masuk ke kamar Salwa dengan mukennah masih melekat di tubuhnya.
Di dapatnya Salwa yang sedang berdoa.

"Maafkan hamba ya Allah,ini adalah salah satu jalan yang hamba ambil untuk kebahagiaannya." Kata Salwa.Tangisannya semakin menjadi kuat.

Atun membukam mulutnya karna terpukul,ia berlari kecil dan memeluk Salwa.

"Sabar Hawa,mas Adam mencintaimu." Ucap Atun dengan tangisannya.

Wanita yang bercadar yang di kenal sebagai Salwa itu adalah Hawa.

Benar,dia adalah Hawa.Hawa yang selama ini telah menjadi pengasuh dari Ilyas yang menyamar sebagai Salwa sang wanita bercadar.

"Aku telah berdosa pada suamiku sendiri Atun.Aku menyakiti hatinya." Kata Hawa lirih dengan membalas pelukan Atun.

"Mas Adam mencintaimu,rencana mu untuk membahagiakan mas Adam dengan wanita lain gagal.Terbukti jika mas Adam lebih bahagia bersama mu di bandingkan dengan wanita lain.Lagi pula Putri sudah meninggal sejak tiga bulan yang lalu,maka lupakan ini semua Hawa,mengapa kamu lebih memilih membuat suamimu menderita.Hentikan semua ini Hawa,dan jadilah seperti Hawa yang dulu bukan seperti Salwa yang sekarang." Kata Atun menasehati.

"Aku tunggu waktu yang tepat Tun." Ucap Hawa.

📖📖📖

BLACK ANGELWhere stories live. Discover now