Chapter 15

483 62 4
                                    

Bledum

Kretak kretak kretak


Amun Ra membuka kedua matanya dengan lembut, terganggu oleh ledakan dahsyat yang terdengar dari jauh, di luar wilayah kerajaannya. Di sebelahnya, Putri Zea tertidur pulas setelah mendengar ceramah panjang lebar dari Horus. Amun Ra memutuskan untuk membiarkan putrinya tidur bersamanya setelah itu.

Namun, ledakan tersebut, meskipun tidak terasa bagi yang lain, cukup mengganggu pendengaran Amun Ra. Dengan hati-hati, dia bangun dari tempat tidur, memakai pakaiannya, dan meluncurkan sebelas ciuman lembut di kening putri Zea sebelum meninggalkan kamarnya. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika para Jendralnya yang sudah bersiap berdiri di depan pintu kamar.

Amun Ra menoleh, mencari sosok penyihir hitam yang selama ini melindungi kerajaannya. "Di mana Hyiro?" tanya Amun Ra, Horus yang paling dekat menjawab.

"Ia sedang memeriksa barrier-nya, Yang Mulia. Sedari kemarin, ia tidak berada di Istana, terus memeriksa sekitar pulau Serebian untuk memastikan tidak ada penyihir yang mencoba menyerbu." Horus menjelaskan, dan Amun Ra mengangguk mengerti.

"Baiklah, pergilah dan mulai berjaga di setiap titik di pulau Serebian. Aku akan memantau dari udara dan menghabisi siapa pun yang mencoba menyerang. Pastikan Putri Zea tidak terbangun. Dan Horus, jaga Putri Zea di kamarnya!" titah Amun Ra dengan suara tegas.

Dengan jawaban serentak, mereka mulai bergerak. Amun Ra mengambil wujud Demon Valefor, yang sebelumnya digunakan untuk menjemput Putri Zea sebelumnya. Dia melayang menuju sumber ledakan yang jaraknya cukup jauh dari pulau Serebian, tetapi dia dapat menggunakan teleportasi jika diperlukan. Pikirannya terbagi antara Putri Zea dan apa yang terjadi di sana.

Saat tiba, Amun Ra melihat Hyiro tengah berhadapan dengan beberapa penyihir. Kondisi Hyiro tampak baik, tetapi matanya penuh dengan niat membunuh. Amun Ra memutuskan untuk mengamati dan melihat apa yang dilakukan Hyiro terhadap penyihir-penyihir itu.

Di luar laut, beberapa kapal tempur terlihat. Amun Ra melihat tiga bendera yang mewakili kerajaan-kerajaan besar. Sekarang, dia menyadari bahwa kerajaan-kerajaan besar itu telah membentuk aliansi untuk menyerang pulau Serebian. Meskipun mudah bagi Amun Ra untuk menghancurkan mereka dalam sekejap, itu akan menguras tenaganya.

"Mereka ingin sekali aku membunuh," gumam Amun Ra sambil tersenyum dingin.

"Balzeebub!" serunya sambil mengubah wujudnya.

Dengan mengabaikan pertarungan Hyiro, Amun Ra mulai menyerang armada kapal yang menuju pulau Serebian. Satu kapal hancur tanpa tanda-tanda perlawanan, dan Amun Ra mendarat di atas kapal besar yang ia yakini berasal dari Kerajaan Realm.

Seorang pria berambut merah keluar dari dalam kapal dan menatap Amun Ra dengan kewaspadaan. Di belakangnya, seorang wanita berambut merah juga siap untuk bertarung. Yang terlihat jelas adalah kehadiran sang Ratu dari Kerajaan Realm.

"Kalian mengganggu waktu tidurku," kata Amun Ra dengan dingin.

"Yang Mulia Raja Amun Ra, semuanya ini adalah akibat dari tidak mengikuti peraturan Empat Pilar Agest," ujar pria berambut merah tersebut.

Amun Ra tertawa kecil. Empat Pilar Agest adalah peraturan yang mengikat keempat kerajaan besar, termasuk Kerajaan Serebian. Peraturan ini mencakup sejumlah larangan yang selalu diabaikan oleh Amun Ra, karena baginya, larangan itu hanyalah penghalang belaka. .

Empat Pilar Agest yang mengatur hubungan antara empat kerajaan besar . Peraturan ini memiliki tujuan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas antara kerajaan-kerajaan.

Serebian KingdomOnde histórias criam vida. Descubra agora