20. Hubungan yang Berakhir

26.8K 2.8K 95
                                    

Kamis (16.39), 24 Januari 2019

-----------------------

Senyum Juan merekah mendengar seseorang masuk ke ruangannya. Dia pikir Risma yang kembali. Tapi lalu senyumnya lenyap begitu mendongak dan mendapati sosok yang tidak ia harapkan.

Kirana.

"Juan."

Suara lembut itu tak lagi mengganggunya, seolah kehilangan mantra. Dan bukannya senang melihat sang kekasih datang menyusulnya. Juan malah merasa gugup, takut Kirana bertemu dengan Risma lalu merusak semuanya. Risma pasti akan sangat marah kalau tahu mengenai Kirana.

Brengsek! Dirinya benar-benar berubah menjadi bajingan sekarang. Melihat kekasih yang telah dipacarinya selama lebih dari dua puluh tahun, dia malah mengkhawatirkan wanita lain yang baru dikenalnya beberapa minggu.

"Juan, kau tidak senang aku datang?" Kirana mengerucutkan bibirnya dengan gaya manja. Tapi tetap berdiri di tempatnya di tengah ruangan. Sengaja ingin Juan yang menghampirinya.

Juan tidak tersenyum. Dia berdiri lalu menghampiri Kirana. "Kenapa kau ke sini? Aku sudah bilang situasi di sini agak kacau." Setidaknya situasiku, lanjut Juan dalam hati.

"Aku ingin menagih hadiah ulang tahun. Kau bahkan tidak menelepon untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun. Jadi aku meniru cara Jessie." Senyum Kirana masih merekah, tak terganggu raut tak ramah Juan.

Kedua tangan Juan masuk ke saku celana bahannya sementara dia tertunduk. Dia memang berencana segera mengakhiri hubungannya dengan Kirana begitu mereka bertemu. Tapi tidak dengan cara seperti ini. Agaknya ini terlalu kejam. Kirana datang jauh-jauh ke sini tanpa prasangka. Dan Juan hendak menorehkan luka di hatinya.

Tapi-Juan tidak bisa menunggu lebih lama. Kirana akan semakin terluka nantinya. Begitu pula dengan Risma. Dia sudah membuat keputusan. Jadi dia harus segera melakukannya.

Kemudian Juan mendongak dengan penuh tekad. Dia menatap mata Kirana lekat. "Ada sesuatu yang ingin kusampaikan." Juan memulai. Dia tetap diam di tempatnya saat Kirana meninggalkan kopernya lalu mendekat, membuat jarak mereka hanya sekitar tiga puluh senti. "Aku tahu ini mungkin akan menyakitimu. Apalagi kita sudah bersama bukan hanya satu atau dua tahun. Tapi akan jauh lebih menyakitkan jika-"

Juan terbelalak. Ucapannya terhenti saat Kirana langsung menciumnya seraya mengalungkan kedua tangan ke belakang lehernya. Begitu tersadar dari rasa kaget, Juan hendak mundur namun Kirana semakin menarik kepalanya mendekat.

Saat itulah mata Juan beralih ke pintu ruangannya yang dibiarkan terbuka. Entah karena merasa diperhatikan atau hanya tanpa sengaja menoleh. Seketika darah seolah terkuras dari tubuhnya. Juan memucat melihat Risma yang berdiri di sana dengan mata terbelalak langsung berbalik pergi.

Tanpa mengalihkan perhatian dari punggung Risma, Juan mencengkeram kuat kedua lengan atas Kirana hingga wanita itu meringis lalu mundur. Mungkin lengan Kirana akan memar tapi Juan tidak peduli. Dia bergegas keluar seraya memanggil Risma namun wanita itu tidak berhenti.

Tiba di tempat terbuka depan bangunan yang menjadi kantornya, Juan berhasil menyusul Risma lalu memegang lengannya. Napasnya terengah, begitu pula dengan Risma. Hati Juan sakit saat dia sempat melihat Risma menghapus air mata dari pipinya sebelum menghela napas lalu menoleh ke arah Juan.

"Aku tidak bermaksud mengganggu tadi." Suara Risma serak. "Aku hanya ingin bilang bahwa aku tidak bisa menemanimu makan malam. Aku sudah ada rencana makan malam di rumah kakekku." Risma sendiri cukup kaget dirinya bisa menjelaskan semua itu tanpa meneteskan air mata lagi.

"Aku-aku minta maaf." Juan terbata.

Risma berhasil mengulas senyum. Senyum terpaksa yang mungkin membuat wajahnya tampak aneh. Tapi itu sudah cukup. Dia tidak mau Juan melihat betapa kejadian tadi telah melukainya sangat dalam. "Aku yang membatalkan rencana makan malam kita tapi kenapa kau yang minta maaf."

Since I Found You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang