9. Kenangan Masa Lalu

5.1K 447 47
                                    

Lisa menundukkan kepalanya saat duduk dihadapan Sehun. Sungguh, ia sangat merasa bersalah dan juga malu.

Bagaimana ia bisa pergi dengan lelaki lain sementara ia memiliki kekasih? Ia semakin malu saat ia pulang justru dengan keadaan menangis tersedu.

Sehun beranjak untuk duduk di samping Lisa. Kali ini ia membelai kepala kekasihnya ini dengan penuh kasih sayang. Ia tak tega untuk memarahi gadisnya ini.

"Sayang... Kalau tak ingin bercerita tak apa. Kau tak perlu memaksakan diri." ujarnya seraya menarik Lisa dalam pelukan.

Lisa masih diam, ia hanya melingkarkan tangannya ke pinggang Sehun mencari kenyamanan dari kekasihnya itu.

"Dia Hanbin, seseorang yang dulu sangat aku kagumi."

"Mantan kekasih?."

Lisa menggeleng. "Aku hanya terbawa perasaan saat kami berteman. Dia dulu pergi saat aku sedang sangat menyukainya."

"Lalu apa yang membuat kau menangis?."

Lisa menarik nafas panjang. "Dia mengabariku akan bertunangan dengan kekasihnya. Seseorang yang dia bilang memberinya kehidupan."

Sehun mengerutkan keningnya. "Kenapa terdengar aneh? Seolah dia baru saja di selamatkan hidupnya oleh kekasihnya itu."

"Aku juga tak mengerti." ujar Lisa. "Maafkan aku Hun, aku sempat berpikir yang tidak-tidak. Aku sangat bersalah, maafkan aku."

Sehun tersenyum, ia mengeratkan pelukannya pada Lisa. "Tak apa Sayang, yang terpenting sekarang kau mengerti kalau kau bersalah."

Lisa mengangguk. "Aku memang bodoh."

Sehun membelai kepala Lisa kembali, memberi gadisnya ini ketenangan. "Tidurlah, kau perlu istirahat Sayang... Ini sudah malam."

"Temani."

Sehun mengangguk. Ia pikir bukan ide buruk jika hanya sekedar menemani gadis itu.

Sehun mengangkat tubuh Lisa untuk ia pindahkan menuju kamarnya. Dengan perlahan Sehun membaringkan gadis itu lalu ia ikut bergabung, namun ia hanya duduk bersandar ke kepala ranjang.

"Hun." Lisa berbaring menatap Sehun.

"Kenapa Lis?."

Lisa menggigit bibirnya pelan kemudian tersenyum. "Tidurlah, peluk aku."

Sehun terkekeh pelan seraya mengusak kepala gadisnya yang kini sangat manja ini. Lalu ikut bergabung tidur dibalik selimut itu dengan Lisa.

"Hun aku sebenarnya malu padamu. Aku merasa pantas di hukum. Aku pikir kau akan memarahiku habis-habisan, tapi ternyata tidak." Lisa menatap Sehun. "Terimakasih Hun." lanjutnya diiringi ciuman singkat pada bibir tipis kekasihnya itu.

"Tak apa sayang, yang terpenting jangan ulangi lagi. Jangan dipikirkan."

Lisa menunduk. "Tetap saja, aku merasa sangat bersalah."

Sehun menarik pinggang Lisa agar semakin dekat dengannya. Sementara tangannya yang lain mengangkat kepala Lisa, membuat gadis itu mendongak kearahnya.

"Lalu, kau ingin aku hukum seperti apa?."

Lisa bungkam, seraya menggelengkan kepalanya. "Aku tak tau Hun."

"Hun... Tadi begitu selesai mandi aku merasa sangat buruk padamu. Aku menyadari jika pergo dengan lelaki lain sangat salah. Sampai aku pikir aku tak pantas untukmu."

"Hey... Sayang. Kau tidak selingkuh, kenapa kau memikirkan hingga kesana?."

"Tapi aku berpikir hingga kesana Hun. Maafkan aku."

DIJODOHIN [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang