dibawah pohon duku

23 2 2
                                    


             Kami masuk kedalam gedung pertandingan basket saat pertandingan telah dimulai, kami langsung mengisi kursi kosong, bang dino yang sempat melihat kearah kami memperlihatkan senyumnya anggi dan ira yang heboh melambai-lambaikan tangannya sambil berteriak nama klub basket kampus kami, rupanya ini sudah kuarter kedua dimana dikuarter pertama tim bang dino kalah tipis, dikuarter kedua tim bang dino berhasil membalikkan keadaan dengan skor 22-19 dikuarter ketiga skor semakin menjauh dan membuat tim bang dino semakin unggul dengan skor 37-28 dan dikuartir akhir tim bang dino keluar sebagai pemenang dengan skor 52-41 dikuarter empat kami bersorak meneriakkan nama tim basket kampus kami, bang dino yang melihat kearah kami membuat bentuk love dengan tangannya kemudian ia menghampiri kami "silvi jangan pulang dulu ya, tunggu bang dino di taman dekat parkiran", belum sempat aku menjawab ia sudah berbalik kembali ke timnya dilapangan,

"aihh vi bang dino bakalan nembak kamu...." bisik anggi semangat

"ya ampun vi, beruntung bangett" ira menambahkan sementara rina mengangguk disebelahnya

''au ah balik aja kita yok, kita kan ada kelas terakhir jam 2 gi.." jawabku

"gak penting kelas, kita juga udah berjasa untuk kampus udah nyemangatin tim kampus dan akhirnya menang"

"ia lagian kalau bolos itu sekalian seharian, nanggung kalau cuma satu mata kuliah" rina yang biasanya kalem ikutan ngomong

"ya ampun kalian beneran generasi perusak bangsa",

"hei aku enggak ya, uihhh", ira yang lagi bengong teriak dan kami ketawa bersama, tiba-tiba anggi dan ira teriak bersamaan rupanya tim yang sudah selesai bertanding sedang melepaskan bajunya yang penuh keringat dan beberapa sedang mengelap badannya dengan handuk, aku dan rina pun menarik paksa ira dan anggi keluar dari gedung olahraga

            Namun begitu diluar malah mereka yang menyeretku menuju taman kecil didekat parkiran, ada sebuah air mancur kecil dengan sebuah pohon duku besar yang sangat rindang ditaman parkiran, dibawahnya terdapat sebuah bangku taman panjang dipinggiran kolam dikelilingi tanaman bunga dan beberapa pohon palem disisinya, begitu bang dino tiba mendekat rina, ira dan anggi langsung meninggalkanku sendirian alasannya mau foto-foto dan aku tidak boleh ikut, akupun duduk dikursi dibawah pohon duku bang dino ikutan duduk disebelahku

"maaf nunggu, tadi bersihin badan dulu biar gak bau" kata bang dino

"iyah gak apa-apa bang, gak ikutan merayakan kemenangan bang sama tim?''

"ia habis ini mau makan siang bareng sama tim, silvi ikut yaa..."

"wah seru tuh bang, tapi silvi ada kelas lagi jam 2"'

"hmm... kalau gitu abang mau ngomong sesuatu sama silvi",

"ia ngomong aja bang", kemudian bang dino bergerak ingin duduk semakin dekat dimana tiba-tiba sebuah buah duku matang jatuh dan mengotori kursi disampingku kami refleks sama-sama bangun, kami saling senyum beberapa saat dan bang dino melangkah kedepanku dan tiba-tiba berlutut dan mengangkat wajahnya kearahku dimana aku masih berdiri bengong

''silvi, bang dino sebenarnya sudah lama suka sama silvi, semenjak pertama lihat silvi dikantin fakultas teknik abang sudah gak bisa lupain wajah silvi, sejak itu abang cari tau tentang silvi, abang selama beberapa bulan ini terus mendekati silvi karena upanya abang sadar abang sudah jatuh cinta sama silvi, dan makin hari rasa ini makin besar, dan abang tau silvi juga belum punya pacar, untuk itu abang ingin memberanikan diri..." bang dino kemudian mengeluarkan sebuah kota kecil dan begitu terbuka ada sebuah cincin putih berikilau disitu dengan garis biru melingkar,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Giliran KeduaWhere stories live. Discover now