Chapter 14

5.7K 364 103
                                    

Ada banyak hal menurut Sehun yang membuat hari ini jadi terlalu menyebalkan untuk bahkan sekadar disebut hari normal. Pagi tadi dia bangun dengan tubuh luar biasa lemas dan ngilu dengan suhu lebih tinggi beberapa derajat dari biasanya. Membuat Kai dan Chanyeol menentang keras dirinya bangun dari tempat tidur, apalagi pergi sekolah atau bekerja. Penyebabnya, Sehun yakin sekali, seratus persen, karena dia menangis hampir semalaman. Cengeng sekali, memang.

Seharian ini mood Sehun benar-benar buruk. Ditambah kehadiran dua makhluk asing di depannya. Bibirnya sudah mengerucut sejak dua orang itu menginjakkan kaki di rumahnya, mengantarkan adiknya dan berakhir ikut makan malam bersama atas permintaan Kai. Rasanya Sehun ingin mengutuk saat itu juga. Mengutuk Kai, tentu saja, yang dengan seenaknya menyuruh mereka untuk bergabung, tanpa persetujuan Sehun ataupun Chanyeol. Lagipula makan malam kali ini tidak terlalu banyak, mereka kan orang kaya. Bisa beli makanan sendiri nanti, tak perlu ikut menumpang makan di rumahnya.

"Hyung, tadi Tae diajak Noona naik baling-baling raksasa. Besaaar sekali. Tae bisa lihat banyak orang dari atas sana. Semua orang seperti semut, Hyung," ucap Taeoh bersemangat. Anak kecil itu selalu saja mengoceh tentang keseruannya bermain di taman bermain bersama Suho dan Yoora.

"Benarkah? Apa Tae tidak takut jatuh?" Kai menimpali. Berusaha menyeimbangkan pembicaraannya dengan adiknya itu

"Ani ... Tae kan laki-laki. Laki-laki itu harus jadi pemberani," sautnya polos, membuat Suho mencubit pipi gembul Taeoh dengan gemasnya.

Sementara Yoora dan Kai hanya tertawa dan sesekali menimpali celotehan Taeoh yg penuh semangat itu. Sedangkan Chanyeol dan Sehun, dua orang itu hanya memilih diam dengan cara mereka masing-masing. Tak ingin ikut bersuara. Entah perasaan apa, Chanyeol sangat tidak nyaman dengan kehadiran Suho dan Yoora. Sementara Sehun, dia tak suka jika ada orang yang melebihi dirinya.

Sudah dibilang, Sehun itu orang yang egois. Dia tak ingin berbagi apapun dan dengan siapapun. Dia tak mau berbagi Kai dan kali ini dia juga tak ingin berbagi Taeoh. Melihat Taeoh dekat dengan orang lain, Sehun merasa kesal. Apalagi ini sudah ke sekian kali Taeoh menghabiskan waktu dengan Yoora. Dia merasa gagal menjadi seorang kakak. Padahal Sehun sudah berusaha sebaik mungkin dengan caranya sendiri. Tapi yang terjadi jika dia bersama Taeoh hanya sebuah perdebatan tidak masuk akal.

"Tae, berhenti bicaranya. Ceritanya nanti saja. Lihat, Yoora Noona dan Suho Samchon tidak jadi makan karena mendengar ceritamu." Chanyeol bersuara. Mencari alasan agar adik kecilnya itu berhenti bicara dan menyelesaikan makanannya. Dengan begitu, Yoora dan Suho akan cepat pergi dari rumah mereka, kan.

"Gwenchana Chanyeol-ah. Aku suka mendengar suaranya. Dia sangat lucu jika sedang berbicara." Suho menimpali dengan senyum hangatnya. Suho memang begitu, meskipun ini baru awal mereka bertemu, tapi ia mencoba mengakrabkan diri. Bahkan berbicara dan memanggil Chanyeol saja dengan bahasa yang informal. Sehun saja yang mendengar itu langsung berdecih tak suka, sok kenal.

***

Makan malam berjalan dengan baik. Meskipun sesekali terdengar Sehun yang menggerutu tidak jelas. Itu sudah biasa. Terkadang Sehun memang tidak jelas orangnya.

"Tae, jangan dekat-dekat dengan mereka lagi."

Taeoh menoleh, keningnya berkerut bingung. "Wae?"

"Mereka orang jahat, Tae. Orang kaya seperti mereka suka sekali menyuap anak kecil dengan uang. Setelah itu kau bisa diculik dan dijual." Sehun berkata dengan serius, Taeoh yang mendengarnya sempat bergidik ngeri. Berfikir tentang kebenaran dari ucapan kakaknya itu. Namun sebelum sempat berfikir lebih jauh, Kai sudah lebih dulu memukul kepala Sehun.

The DearestWhere stories live. Discover now