1. I Find You

13.7K 541 53
                                    

Sehun tidak pernah seperti ini, begitu mencintai seseorang hingga gila karenanya. Manik coklat susu nya yang cemerlang, senyum menawan, rambut ikal hitam panjang, serta postur tubuh proposional sang gadis seakan terus terbayang hingga menciptakan suatu euforia sepektakuler. Suatu rasa yang bahkan tidak bisa terkendali hingga Sehun menyadari satu hal, dia -Park Jiyeon adalah miliknya dan tidak ada satu orang pun yang boleh menyentuh miliknya. Bahkan seujung kuku pun, Sehun tidak akan pernah rela.

------------

Ketika penghujung musim dingin, Sehun senantiasa berdiri di ujung rel kereta yang tertutupi salju. Tubuhnya dilapisi coat berwarna coklat kelabu, seiring matanya yang terus memperhatikan hamparan bukit bersalju di ujung rel sana, pria itu hanya bisa diam termangu menunggu seorang gadis yang diharapkan akan datang kepadanya kembali walau penghiatan yang dia lakukan mampu menorehkan luka tersayat.

Dia, sosok yang menemani harinya satu tahun lamanya. Pergi bersama laki-laki lain yang lebih tampan. Pria itu tersenyum pedih ketika ulasan masa lalu melintas mencabik-cabik jantungnya, bagaimana tiada hari tanpa mereka habiskan waktu bersama, berbagi keluh kesah serta canda tawa. Sehun akan menghapus air mata gadis itu ketika bersedih, dan akan memeluknya ketika bahagia. Hingga malam menjelang, sang gadis tidak juga datang membuatnya kembali merasa terbuang. Bukan senyum pedih lagi yang ia tunjukan, melainkan senyum sinis penuh dendam. Sambil merapatkan coat nya, Sehun berbalik pergi berjalan sendirian menyisiri jalan bersalju. Mata hitam jelaganya menatap jalan penuh dengki, hingga sesuatu mengenai kakinya sampai terasa nyeri. Sehun kemudian memilih duduk di bangku pinggir jalan ditemani sorot lampu kuning keemasan, dibukanya sepatu bot dan menyaksikan sendiri bagaimana kakinya berdarah terkena paku.

"Oh, astaga tuan.. kaki mu terluka."

Sehun mendongak, melihat seorang gadis bermantel tebal hijau tosca sedang menaruh dua kantong pelastik belanjaannya di sisi trotoar. Gadis itu merogoh sesuatu didalam tasnya disertai mimik panik. Sehun hanya diam, terlalu tertarik melihat ekspresi gadis yang baru dijumpainya ini.

"Ini bisa membantu menyumbat darahnya agar tidak keluar."
Gadis itu melilitkan sebuah sapu tangan berwarna pink ditelapak kakinya, mengabaikan tatapan tajam Sehun yang sejak tadi terus memperhatikan. Ketika lilitan dikakinya selesai, gadis itu mendongak dan sempat terlonjak kaget begitu bertemu dengan mata jelaga Sehun. Tak lama, karena setelah itu gadis itu menyunggingkan senyum ceria menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapih hingga matanya menyipit lucu.

Gadis bersurai dark black itu memilih acuh dan berdiri, beralih mengambil kantong belanjaannya kembali, kemudian kembali berbalik dan masih mendapati tatapan tajam Sehun yang tertuju padanya. "Lain kali hati-hati," kata gadis itu sambil menepuk bahu Sehun berulang. "Aku pergi. Dah." Sebelum berbalik, gadis itu menyempatkan diri untuk memberikan senyum cerianya, mengabaikan suasana menusuk yang dirasa tak nyaman.

Pada akhirnya gadis itu menghilang di tikungan jalan, membuat seringai Sehun tercipta seiring kepergiannya.
Ya, gadis itu. Gadis yang baru saja ditemuinya beberapa menit lalu sangat mirip dengannya, mirip dengan orang yang dulu telah menghianatinya. Gadis itu telah memunculkan kembali perasaan berdesir yang telah lama terpendam akibat sentuhannya. Namun rasa ini berbeda, perasaan ini lebih kuat dan menyiksa. Seolah Sehun akan mati jika tak memiliki sosoknya. Gadis itu lebih berbahaya daripada narkotika, ia memiliki aroma vanilla dan mint yang menggoda.

Sesuatu terasa membakar tubuhnya yang dingin. Tidak akan pernah Sehun lepaskan gadis itu, dia satu-satunya obat atas ke frustasiannya selama ini.

Dia tidak boleh lepas.

Tidak boleh berpaling.

Gadis itu ditakdirkan untuknya,

.... sebagai pengganti .

OBSESSION✓Where stories live. Discover now