17

97.4K 8.5K 442
                                    

Setelah selesai tindakan hecting. Banyak mahasiswa lain berdatangan ke IGD. Mereka pada bonyok semua tapi untungnya luka-luka kecil aja. Para staf IGD dan mahasiswa magang pun merawat luka mereka dengan baik. Demonstrasi kali ini emang parah sekali tampaknya. Mahasiswa anarkis, polisi juga main tangan.

Lucunya para anggota DPR jadi pemicu kejadian ini nggak kenapa-kenapa. Tetep santuy di rumah sambil minum kopi kayaknya. Baik polisi dan mahasiswa yang sebenarnya nggak salah semuanya jadi malah jadi korban.

Reno menoleh ke kanan kiri karena tak melihat keberadaan Agmi. Ke mana koas itu? Rasa-rasanya tadi dia masih sibuk berkeliaran di sekitarnya. Reno agak cemas sih ngelihatin tampangnya Agmi yang pucat tadi. Mana dia kurus begitu.

Reno mengintip ke ruang istirahat barangkali Agmi ada di sana. Bener aja cewek itu lagi duduk di salah satu kursi dengan kepala yang di tempelkan pada meja. Reno lantas masuk ke dalam ruangan sembari berdeham-deham.

"Ehem!" serunya pura-pura batuk. Dia mendekati Agmi dan melihat gadis itu menutup mata. Asli mukanya dia udah kayak tembok. Keringat dingin juga membasahi dahinya. Reno mengerutkan keningnya.

"Agmi," panggilnya.

Gadis itu tidak menyahut. Matanya tetap terpejam. Reno mengulangi panggilannya bahkan mencolek bahunya tapi cewek itu sama sekali nggak bergerak. Reno langsung heboh dong jadinya. Agmi pingsan?

"Agmi!" seru Reno lantang tapi tetap tak ada jawaban.

Reno akhirnya mengangkat tubuh Agmi. Cewek itu jatuh begitu saja tanpa perlawanan sama sekali. Reno buru-buru deh membawa tubuh gadis itu keluar dari ruang istirahat dan meletakkannya di salah satu bed terdekat. Para staf IGD yang melihat tindakan Reno itu langsung kepo dan menghampirinya.

"Ada apa, Dok?" tanya Catur.

"Nggak tahu, dia tiba-tiba nggak sadar," geleng Reno. Dia mencoba mengetes respon Agmi sekali lagi dengan mengguncangkan bahunya namun tak ada respon.

Reno memastikan suara napas Agmi. Dan meraba arteri karotisnya yang terletak pada leher. Agmi masih bernapas dan denyut nadinya masih normal. Hal itu membuat Reno sedikit bersyukur. Reno mengambil bantal dan meninggikan kaki Agmi. Dia lalu melepas sepatu gadis itu. Ketika Reno hendak melonggarkan kancing bajunya, cewek itu akhirnya membuka mata. Dia tampak bingung melihat banyaknya orang yang berkerumun. Terutama Reno yang lagi megang kancing bajunya.

"Dokter mau apa?" sergahnya dengan nada yang lemah. Dia nggak punya tenaga sih buat marah-marah walaupun perilaku Reno yang barusan ambigu banget.

"Ng ... anu, kamu pingsan tiba-tiba. Kenapa? Kamu sakit?" tanya Reno. Dia rasanya juga jadi canggung banget nggak tahu kenapa. Baru sadar sih dia kalau mau buka kancing baju anak perawan.

Reno berlagak profesional. Mengambil stetoskop dan memeriksa detak jantung Agmi. Lho? Kok jantung jadi agak cepet gitu ya?

"Agmi, kamu punya aritmia?" tegur Reno.

Nggak! Ini tuh jelas bukan aritmia. Agmi deg-degan gila dipegang-pegang sama Dokter Reno yang ganteng begitu. Walaupun dia pebinor tapi dia emang beneran ganteng. Rasanya geli-geli aneh gitu deh dipegang sama residen EM itu.

"Nggak, Dok saya cuma-" Agmi nggak perlu menjelaskan apa-apa lagi karena tiba-tiba perutnya yang berbunyi keras menjelaskan semuanya.

Dea langsung ketawa paling keras. "Ya ampun! Dia cuman laper itu, Dok!" serunya yang bikin IGD jadi pecah. Semuanya juga ikut tergelak gara-gara melihat perilaku Agmi.

Agmi menutupi wajahnya yang memerah. Astaganaga malu-maluin banget sih. Dia sampai pingsan gara-gara kelaperan begini.

"Beliin nasi padang aja langsung sembuh itu," komentar Dono.

Terpaksa Menikahi Dokter (Republish) Where stories live. Discover now